Pengertian Kemampuan Berpikir Deskripsi Teoretik
yang mendukung dan kesimpulan-kesimpulan yang rasional.
15
John Dewey membedakan antara berpikir kritis dengan berpikir pasif. Baginya, berpikir
kritis adalah berpikir aktif dan berpikir secara tidak kritis adalah berpikir pasif. Dewey menunjukkan dua ciri utama dari berpikir aktif yaitu berpikir
secara terus menerus dan teliti. Artinya, orang yang berpikir kritis menurut Dewey akan terus mengoptimalkan pemikirannya, tidak mau menerima
begitu saja dan selalu mencermati berbagai informasi yang menjadi objek pemikirannya.
Edward Glaser menindaklanjuti pengertian berpikir kritis menurut Dewey. Glaser berpendapat bahwa seseorang dapat dikatakan memiliki
kemampuan berpikir kritis jika nalar dan kemampuan argumentasinya melibatkan tiga hal, yaitu sikap menanggapi berbagai persoalan serta
menimbang berbagai persoalan yang dihadapi dalam pengalaman dan kemampuan memikirkannya secara mendalam, pengetahuan tentang metode-
metode pemeriksaan dan penalaran yang logis, dan keterampilan atau kecakapan menerapkan metode-metode tersebut.
16
Richard W Paul menjelaskan tentang pengertian berpikir kritis secara lebih mendalam
daripada berpikir kritis menurut Dewey dan Glaser. Menurutnya, berpikir kritis adalah proses disiplin secara intelektual dimana seseorang secara aktif
dan terampil memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesiskan, dan mengevaluasi berbagai informasi yang dia kumpulkan atau yang dia ambil
dari pengalaman, pengamatan, refleksi, penalaran dan komunikasi.
17
Yang dimaksud proses disiplin yang dilakukan secara intelektual yaitu sebagai
tuntunan untuk meyakini sesuatu dan bertindak atas keyakinan itu. Ennis mengemukakan bahwa
, “Berpikir kritis adalah berpikir yang masuk akal dan reflektif dengan penuh pertimbangan dan berfokus pada
pengambilan keputusan mengenai apa yang dipercaya atau dikerjakan ”.
18
15
Kasdin Sihotang, dkk, Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2012, h. 3.
16
Ibid., h. 4.
17
Ibid.
18
Mayadiana, op. cit., h. 18.
Pengambilan keputusan merupakan bagian dari berpikir kritis dalam konsepsi ennis. Seseorang pada suatu saat tertentu akan selalu harus membuat
keputusan, oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis harus dikembangkan. Dalam hal berpikir kritis, keputusan yang akan diambil harus didasarkan pada
informasi yang akurat serta pemahaman yang jelas terhadap situasi yang dihadapi. Karena, jika keputusan itu tidak didasarkan pada informasi serta
asumsi yang benar, maka kesimpulan itu tidak memiliki dasar yang benar. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir
kritis matematis merupakan suatu proses berpikir dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan matematika atau informasi matematika dengan
melakukan pertimbangan-pertimbangan yang berfokus pada pengambilan keputusan yang diyakini. Pentingnya mengajarkan berpikir kritis tidak dapat
diabaikan lagi, karena berpikir kritis merupakan proses dasar dalam suatu keadaan dinamis yang memungkinkan siswa untuk menanggulangi
ketidaktentuan masa yang akan datang akan tetapi studi-studi yang melakukan asesmen kemampuan berpikir kritis tidak akan berkembang tanpa
adanya usaha yang sengaja ditanamkan dalam pengembangannya. Seorang siswa tidak akan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan
baik tanpa ditantang untuk berlatih menggunakannya dalam konteks berbagai bidang studi, salah satunya adalah matematika.