4. Penentuan Koefisien Regresi b , b
1,
b
2,
b
3,
b
11,
b
22,
b
33,
b
12,
b
13,
b
23
Adapun langkah-langkah penentuan koefisien model orde kedua adalah :
1. Mendaftarkan nilai dari prediktor X
iu
matriks X dan nilai respon Y
u
, matriks Y.
Matriks pada model orde kedua ini disusun berdasarkan pada pengukuran kadar COD chemical oxygen demand setelah penentuan jumlah perlakuan
dengan menggunakan central composit design CCD untuk design 2
3
, sehingga diperoleh matriks X 20 x 10 yaitu 20 baris 8 perlakuan dari desain
2
3
dan 6 perlakuan pada titik pusat kubus dan 6 perlakuan pada titik star. Sedangkan 10 kolom berasal dari jumlah faktor yang digunakan dan 1 untuk
X
0,
6 kolom lainnya merupakan hasil kuadrat dan perkalian antar faktor yang ada dalam proses koagulasi flokulasi.
Matriks Y 20 x 1 yaitu 20 baris diperoleh dari central composit design CCD untuk design 2
3
, dan 1 kolom merupakan nilai kadar COD chemical oxygen demand air limbah. Adapun
matriks X dan Y untuk model orde kedua adalah :
Universitas Sumatera Utara
X Y
1 -1
-1 -1
1 1
1 1
1 1
54 1
1 -1
-1 1
1 1
-1 -1
1 35
1 -1
1 -1
1 1
1 -1
1 -1
27 1
1 1
-1 1
1 1
1 -1
-1 34
1 1
-1 1
1 1
1 1
-1 -1
32 1
1 -1
1 1
1 1
-1 1
-1 33
1 -1
1 1
1 1
1 -1
-1 1
29 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 31
1 -1,68
2,83 28
1 1,68
2,83 30
1 -1,68
2,83 36
1 1,68
2,83 38
1 -1,68
2,83 25
1 1,68
2,83 22.5
1 45
1 35
1 30
1 38
1 40
1 37
Universitas Sumatera Utara
2. Membuat persamaan normal dengan bentuk ij X’X dan ij X’Y
Bentuk X’ matriks transpose :
Bentuk X’X dan X’Y adalah :
X’ = 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 -1
1 -1
1 -1
1 -1
1 -1.68
1.68 -1
-1 1
1 -1
-1 1
1 -1.68
1.68 -1
-1 -1
-1 1
1 1
1 -1.68
1.68 1
1 1
1 1
1 1
1 2.83
2.83 1
1 1
1 1
1 1
1 2.83
2.83 1
1 1
1 1
1 1
1 2.83
2.83 1
-1 -1
1 1
-1 -1
1 1
-1 1
-1 -1
1 -1
1 1
1 -1
-1 -1
-1 1
1
20 13,66
13,66 13,66
679,5 13,66
-5,64 13,66
-29,64 13,66
-29,2 13,66
24 8
8 439,14
13,66 8
24 8
484,42 13,66
8 8
24 409,425
8 27
8 15
8 23
Universitas Sumatera Utara
Prinsip perhitungan pada matriks ini sama dengan perhitungan pada model orde pertama.
3. Membuat inverse dari matriks X’X menjadi bentuk X’X
-1
Dengan cara yang sama dengan pembuatan model orde pertama maka diperoleh hasil :
4. Menentukan koefisien regresi bn.
X’X
-1
XY 0,167
-0,057 -0,057
-0,057 679,5
0,073 -5,64
0,073 -29,64
0,073 -29,2
-0,057 0,069
0,007 0,007
439,14 -0,057
0,007 0,069
0,007 484,42
-0,057 0,007
0,007 0,069
409,425 0,125
27 0,125
15 0,125
23 679,5
X’X
-1
XY 0,167
-0,057 -0,057
-0,057 679,5
0,073 -5,64
0,073 -29,64
0,073 -29,2
-0,057 0,069
0,007 0,007
439,14 -0,057
0,007 0,069
0,007 484,42
-0,057 0,007
0,007 0,069
409,425 0,125
27 0,125
15 0,125
23 679,5
Universitas Sumatera Utara
Koefisien regresi dapat diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan matriks X’X
-1
dengan matriks X’Y. Koefisien regresi yang diperoleh dari perkalian matriks adalah :
b = 37,50
b
1
= -0,41 b
2
= -2,16 b
3
= -2,13 b
11
= -2,17 b
22
= 0,63 b
33
= -4,02 b
12
= 3,38 b
13
= 5,87 b
23
= 7,54 Sehingga persamaan model orde kedua adalah :
X’X
-1
XY 0,167
-0,057 -0,057
-0,057 679,5
0,073 -5,64
0,073 -29,64
0,073 -29,2
-0,057 0,069
0,007 0,007
439,14 -0,057
0,007 0,069
0,007 484,42
-0,057 0,007
0,007 0,069
409,425 0,125
27 0,125
15 0,125
23 679,5
Universitas Sumatera Utara
Y = 37,50 – 0,41 X
1
– 2,16 X
2
– 2,13 X
3
– 2,17 X
1 2
+ 0,63 X
2 2
- 4,02 X
3 2
+ 3,38 X
1
X
2
+ 5,87 X
1
X
3
+ 7,54 X
2
X
3
5.2.5. Uji Ketidaksesuaian Model Orde Kedua