BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Model Orde Pertama
Model orde pertama dibuat sebagai pendekatan untuk mencari daerah optimal yang akan digunakan dalam eksperimen. Tahapan awal yang dilakukan
untuk membangun model orde pertama adalah pengumpulan data dengan desain eksperimen yaitu dengan menggunakan 11 buah perlakuan dan dari hasil
pengumpulan data yang diperoleh, data kemudian diolah dengan menggunakan pendekatan matriks. Persamaan model orde pertama yang diperoleh dari hasil
perhitungan adalah: Y = 71,90 – 2,36 X
1
– 2,36 X
2
- 2,61 X
3
6.2. Analisis Uji Ketidaksesuaian Model
Untuk menentukan apakah model yang dibangun telah cocok dengan data yang telah dikumpulkan maka dilakukan uji ketidaksesuaian terhadap model orde
pertama. Ketidaksesuaian menyatakan deviasi respon terhadap model yang dibangun. Pada uji ketidaksesuaian model orde pertama juga diukur besar
kekeliruan eksperimen yang telah dilakukan. Hasil Uji ketidaksesuaian model orde pertama daapat dilihat pada Tabel 6.1. Perhitungan Uji Ketidaksesuaian
untuk Model Orde Pertama.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.1. Perhitungan Uji Ketidaksesuaian untuk Model Orde Pertama df
SS MS
F
hit
F
tabel
Model Linier
3 143,21
47,70 0,24
6,9
Lack Of Fit
4 5046,07
1261,52 6,38 6,59
Error 4
790,45 197,61
Total 11
5979,73
Hasil pengujian ketidaksesuaian menunjukkan bahwa tidak ada ketidaksesuaian, hal ini terlihat dari F
hit
yang lebih kecil dari F
tabel
pada model linier dan lack of fit sehingga dapat simpulkan bahwa tidak ada ketidaksesuaian
terhadap model yang dibangun. Karena tidak ada ketidaksesuaian pada model orde pertama, maka penelitian dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap
Steepest Descent.
6.3. Analisis Steepest Descent
Steepest Descent bertujuan mencari wilayah yang memberikan nilai minimum dari fungsi model orde pertama. Hasil yang diperoleh dari prosedur ini
dapat dilihat pada Tabel 6.2. Perhitungan Pergerakan Level pada Metode Steepest Descent.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.2. Perhitungan Pergerakan Level pada Metode Steepest Descent
Prosedur X
1
X
2
X
3
Perubahan relatif pada unit desain b
i
2,36 2,36
2,61 Unit origin 1 unit desain
5 5
10 Perubahan relatif pada unit origin
11.8 11.8
26.1 Perubahan per n pada variabel I
∆ 2
2 5
Pergerakan SteepestDescent X
1
X
2
X
3
Hasil Percobaan Pergerakan level awal origin = 0
10 15
70 Pergerakan level 0 + n
∆ ; n = 1 12
17 75
58 Pergerakan level 0 + n
∆ ; n = 2 14
19 80
51 Pergerakan level 0 + n
∆ ; n = 3 16
21 85
49 Pergerakan level 0 + n
∆ ; n = 4 18
23 90
46 Pergerakan level 0 + n
∆ ; n = 5 20
25 95
40 Pergerakan level 0 + n
∆ ; n = 6 22
27 100
38 Pergerakan level 0 + n
∆ ; n = 7 24
29 105
35 Pergerakan level 0 + n
∆ ; n = 8 26
31 110
39
Dari Tabel 6.2. dapat dilihat bahwa level yang memberikan nilai kadar COD minimum dan nilai pada titik ini akan dijadikan sebagai titik origin
ditentukan berdasarkan kepada pergerakan level yang memberikan kadar COD
Universitas Sumatera Utara
yang paling minimum yaitu pada pergerakan level n = 7, dimana X
1
= 24 ppm ; X
2
= 29 menit ; X
3
= 105 rpm dengan kadar COD sebesar 35 ppm.
6.4. Analisis Model Orde Kedua 1. Analisis Central Composit Design `