terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan pekerja. Disamping alat pelindung diri juga merupakan perlengkapan pelindung mekanis terutama mesin-
mesin penggerak, bagian-bagian yang berputar, penghubung gerak roda gigi.
2.5.5. Waste Treatment Limbah merupakan hal yang tidak dapat dihindari dari setiap proses
produksi, jika penanggulangan limbah tidak diperhatikan dan ditanggulangi dengan serius maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, yang dapat
merugikan lingkungan maupun pihak perusahaan itu sendiri. Pabrik Gula Kwala Madu memiliki limbah berupa air yang berasal dari
hasil proses produksi. Air limbah ini terjadi akibat kebocoran pompa dan tumpahan nira pada saat proses. Air limbah ini bersifat asam sehingga dapat
merusak lingkungan. Air limbah pada Pabrik Gula Kwala Madu berasal dari beberapa stasiun produksi, diantaranya berasal dari stasiun gilingan, pemurnian,
evaporator, putaran, boiler, dan power house. Dalam penanggulangan limbah pada Pabrik Gula Kwala
Madu, terdiri dari 4 kolam yang masing-masing memiliki fungsi dan penanggulangan yang berbeda dan 1 kali pengendapan sebagai tahap
akhir dari proses pengolahan limbah a.
Penanggulangan limbah cair pada Pabrik Gula Kwala Madu Tahapan dalam pengolahan air limbah pabrik gula dilakukan
dengan menggunakan beberapa jenis kolam sebagai berikut : 1.
Kolam PenampunganPengendapan
Universitas Sumatera Utara
Limbah cair dari proses pengolahan dan utilitas dialirkan dengan menggunakan pompa ke kolam penampungan untuk diendapkan. Kolam
penampungan ini terdiri dari penampungan soda, kolam kotoran nira, kolam air cucian dan kolam air pendingin. Fungsi dari kolam penampungan ini
adalah untuk melakukan degradasi bahan dan menstabilkan pengaruh suhu, asam dan zat kimia lainnya.
2. Kolam Anaerob
Limbah cair yang masuk pada kolam ini berasal dari stasiun gilingan, pemurnian, evaporator, putaran, boiler, dan power house yang mengandung
lemak, gula, ampas, dan lain-lain yang telah diendapkan di kolam pengendapan. Limbah ini memiliki pH 4,5-5,0, temperatur 28
C-35 C,
dengan ukuran 60 m x 90 m x 4 m Pada kolam ini dilakukan pengembangbiakan bakteri Anaerob, yang berfungsi untuk menguraikan
limbah tanpa menggunakan oksigen. Timbulnya gelembung udara dari dalam kolam ke permukaan merupakan indicator yang harus diperhatikan serta
biogas dan ketebalan scum yang diperkirakan ± 15 cm. 3.
Kolam Vakultatif Limbah yang berasal dari kolam anaerob dialirkan ke kolam vakultatif dan
didiamkan, dengan bantuan sinar matahari akan terjadi perubahan bakteri anaerob menjadi asimilasi. Kolam ini memiliki pH 5,0 – 5,5 dengan
temperature 28 C – 30
C dan ukuran 30 m x 90 m x 3,5 m. Kolam vakultatif merupakan kolam tempat dimana proses dekomposisi telah selesai.
4. Kolam Aerob
Universitas Sumatera Utara
Penurunan aktifitas bakteri aerob dilakukan di kolam aerob yaitu dengan menghilangkan bau air limbah.
5. Kolam Sedimentasi
Adanya pertumbuhan ganggang merupakan pertanda positif pada kolam sedimentasi yang akan diikuti dengan mulai beningnya warna air. Pada kolam
sedimentasi terjadi pengendapan dan penyaringan air limbah. Penyaringan air limbah dilakukan pada pH 6,0 – 9,0 dengan debit air 24 jam 950 – 1000 m
3
. Proses pengendapan akan membentuk massa lumpursatuan waktu. Dalam
kolam sedimentasi tingkat keasaman pH air limbah diupayakan netral dengan menambahkan kapur tohor
6. Kolam Aerasi
Dalam kolam aerasi terjadi peningkatan nilai oksigen terlarut dissolved oxygen yang dilakukan dengan mengikat oksigen dari udara melalui curahan
air oleh aerator. Aerator juga dapat difungsikan untuk member makan bakteri aerob, menghilangkan gas-gas yang terperangkap dari air mengabsorbsi
oksigen ke dalam air. Aktifitas mikroorganisme digunakan untuk mendegradasi bahan-bahan organic secara aerob. Aerasi ditujukan untuk
mereduksi COD, BOD dan TSS hingga berada pada baku mutu limbah yang ditetapkan.
7. Kolam Lumpur Aktif
Dalam kolam lumpur aktif akan terjadi pengikatan ion dan selanjutnya diendapkan. Setelah proses pengendapan Air limbah disaring dengan
menggunakan pasir dan ijuk. Selanjutnya air dari kola mini dialirkan sebagai
Universitas Sumatera Utara
effluent dan kontrol hasil akhir pengolahan. Adapun pengolahan dan penanganan air limbah ini dapat dilihat pada Gambar 2. Diagram Pengolahan
Air Limbah Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II. b.
Pada penanggulangan limbah padat adalah: 1.
Pemanfaatan blotong untuk bahan pupuk kompos 2.
Pemanfaatan ampas tebu untuk bahan bakar di boiler dan pupuk kompos c.
Pengolahan limbah gas. Penanganan abu cerobong ketel yang mengandung abu ketel dengan
pemasangan wet scrubber pada gas duck boiler
Universitas Sumatera Utara
BAK SUSU KAPUR
SALURAN LIMBAH
BELAKANG SALURAN
AIR, ABU BOILER
K O
L A
M P
E N
G E
N D
A P
A N
KOLAM ANAEROB
KOLAM FAKULTATIF
KOLAM AEROB
TANGKI SUSU KAPUR
KOLAM SEDIMENTASI
Gambar 2.3. Diagram Pengolahan Air Limbah Pabrik Gula Kwala Madu PTP. Nusantara II
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Air Limbah
Air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya dan lazimnya
muncul karena hasil aktivitas manusia. Air limbah mempunyai sifat dan karakteristik. Untuk mengetahui lebih
luas tentang air limbah maka perlu diketahui kandungan apa saja yang terdapat didalam air limbah, dan bagaimana sifat-sifatnya. Pada intinya air limbah dapat
dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologis. 1.
Sifat Fisik. Penentuan tercemar atau tidaknya air limbah sangat dipengaruhi oleh sifat
fisik yang mudah dilihat. Adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan zat padat yang berefek estetika, kejernihan, warna, bau dan temperatur. Zat
organik yang ada pada air limbah sebagian besar mudah terurai degradable yang merupakan sumber makanan dan media yang baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Salah satu faktor yang mempengaruhi sifat fisik tersebut adalah turbiditas atau kekeruhan. yang dapat diukur dnegan Nefelometri,
Hellige turbiditymetri kekeruhan silika, visualcandle turbiditymetri kekeruhan jackson dan spektrofotometri.
Dian Risdianto. Pengolahan Air Limbah Industri. PT. Sido Muncul. Semarang. 2007
1]
Universitas Sumatera Utara