Instrumen Pengumpulan Data Pengolahan Data

menunjang pencapaian tujuan. Wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan dibutuhkan sebagai studi pendahuluan dan orientasi untuk mengetahui dan menyususn variabel-variabel yang berpengaruh terhadap perolehan kadar COD pada unit koagulasi flokulasi. 3. Teknik kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penerapan response surface methodology.

4.9. Instrumen Pengumpulan Data

Adapun instrument yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Neraca Analitik Neraca analitik digunakan untuk mengukur massa koagulan dan pereaksi- pereaksi yang digunakan sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Spesifikasi Neraca Analitik : Merk : Yamato Kapasitas : 200 gram 2. Seperangkat alat Jartest Alat Jartest digunakan untuk melakukan koagulasi flokulasi yang sudah dilengkapi dengan alat pencatat waktu agitasi dan kecepatan agitasi dengan waktu agitasi maksimum 30 menit dan kecepatan agitasi 200 rpm. Spesifikasi Jartest : Merk : Sugiyama. Ltd Tegangan : 220 volt Universitas Sumatera Utara Model : WT – 06 Kuat arus : 10 A Alat jartest ini juga dilengkapi dengan : a. Pengukur waktu dengan merk : Zenko Timer, dengan waktu agitasi maksimal 60 menit b. Pengukur putaran rotator dengan merk : Sugiyama. Ltd dengan putaran maksimum 180 rpm 3. Seperangkat Alat Titrasi Peralatan titrasi ini digunakan untuk mengukur kadar COD dengan menggu nakan titrasi permanganometri, yaitu : a. Erlenmeyer 300 ml b. Pipet milli masing-masing 10 ml dan 5 ml merk : pyrex c. Beaker gelas 500 ml merk : Hario d. Buret 50 ml merk : pyrex dan Statif e. Gelas ukur 500 ml, 100 ml, 50 ml dan 25 dan 10 ml merk : Hario

4.10. Pengolahan Data

Pengolahan Data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan model orde pertama. Adapun langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan model model orde pertama antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Menentukan terlebih dahulu desain eksperimen, faktor dan range tiap faktor yang akan digunakan untuk kemudian dilakukan percobaan dan uji normalitas. b. Model desain eksperimen dan hasil percobaan kemudian dihitung dengan melakukan pendekatan matriks agar diperoleh koefisien model orde pertama. Model orde pertama ini ditentukan dengan rumus : Y = b x + b 1 x 1 + ... + b i x i 2. Uji ketidaksesuaian model orde pertama. Uji ketidaksesuaian terhadap model orde pertama dilakukan sebagai dasar untuk melangkah ke arah wilayah titik optimum faktor. Uji ini bertujuan melihat kesesuaian model yang dibangun terhadap data hasil eksperimen. 3. Melakukan metode steepest descant. Metode steepest descant dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari koefisien model model orde pertama dimana hasil percobaan yang menghasilkan kadar COD yang paling minimum digunakan sebagai dasar acuan untuk penentuan level dari faktor Central Composite Design. Fungsi optimum steepest descant dapat ditentukan dengan : fx = b0x0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 4. Menentukan model orde kedua. Adapun langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan model orde kedua antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Melakukan eksperimen dengan Central Composite Design dan uji normalitas data. b. Model desain eksperimen dan hasil percobaan kemudian dihitung dengan melakukan pendekatan matriks agar diperoleh koefisien model orde kedua. Bentuk umum dari model orde kedua untuk 3 variabel adalah sebagai berikut: Y = b x + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + b 11 x 12 + b 22 x 22 + b 33 x 32 + b 12 x 1 x 2 + b 13 x 1 x 3 + b 23 x 2 x 3 5. Uji ketidaksesuaian model orde kedua. Uji ketidaksesuaian model terhadap model orde kedua dilakukan sebagai dasar untuk penentuan titik optimum faktor. Uji ini bertujuan melihat kesesuaian model yang dibangun terhadap data hasil eksperimen. Adapun Flowchart pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 4.2. Flow Chart Pengolahan Data. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Flow Chart Pengolahan Data Mulai Penentuan koefisien b o , b 1 , b 2 , b 3 Uji ketidaksesuaian model orde pertama Adakah Perhitungan Steepest descent Penentuan model orde kedua : 1. Pembuatan Central Composite Design CCD 2. Penetapan level origin faktor dan Penetapan range tiap level 3. Menjalankan eksperimen 4. Penentuan koefisien b o , b 1 , b 2 , b 3, b 11, b 22, b 33 b 12 b 13 b 23 Uji ketidaksesuaian model orde kedua Perhitungan titik optimum Adakah ketidaksesuaian? Berakhir Melakukan transformasi respon Adakah ketidaksesuaian? Universitas Sumatera Utara

4.11. Analisis Pemecahan Masalah