Penggambaran Fault Tree 1.Menghitung saverity rate Kecelakaan
Manusia
Kurang pelatihan
Kurang teliti Spesifikasi
Peralatan tidak Memadai
Tidak pakai alat pelindung
Peralatan
Spesifikasi kurang pas
Letak tidak Teratur
Bahan Baku Metode Kerja
Tidak sistematis Kurang terencana
Lingkungan Kerja
Suasana Bising Berdebu
Luka saat
pengelasan X4
Bekerja tidak Serius
Terlalu rumit dilas Tidak sesuai SOP
Agak Panas Perawatan
tidak berkala
Gambar 5.7. Cause and Effect Diagram pada Pengelasan WC X4
5.2.2. Penggambaran Fault Tree 5.2.2.1.Menghitung saverity rate Kecelakaan
Berdasarkan cause and effect diagram dan saverity rate tertinggi maka ditentukanlah 2 stasiun kerja yang bermasalah perlu penanganan lebih dahulu.
Adapun perhitungan saverity rate : Jangka waktu penelitian selama 29 bulan, menggunakan jam kerja perbulan 160
jam kerja, maka jam kerja per karyawan adalah 160 x 29 = 4.640 jam kerja. Data jumlah karyawan selama kurun waktu penelitian adalah 30 orang karyawan. Jam
kerja karyawan selama pengumpulan data kecelakaan adalah 4.640 x 30 = 139.200 jam kerja karyawan.
Saverity rate tingkat keparahan di dapat dari rumus David, brown;1976: Saverity rate =
Hari kerja hilang Frekuensi terjadinya kecelakaan
Misalnya untuk kecelakaan kerja di pengukuran dan pemotongan terjadi sebanyak 9 kali dengan jumlah hari kerja hilang sebanyak 63 hari. Maka saverity rate =
63:9 = 7. Cara yang sama dilakukan juga untuk menghitung saverity rate untuk
Universitas Sumatera Utara
stasiun kerja dan pengelasan. Perincian saverity rate kecelakaan kerja periode 2008 – 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Saverity Rate Kecelakaan Kerja Periode 2008-2010 No
Stasiun kerja Frekuensi
Jumlah hari hilang
Saverity rate
1 Pengukuran dan Pemotongan
9 63
7 2
Pengelasan 8
32 4
5.2.2.2.Pengelompokan Event ke dalam Head Event
Event pada saat pengumpulan data yang dikelompokkan berdasarkan jenis operasi kegiatan yang sama sewaktu terjadinya kecelakaan kerja atau
dikelompokkan juga berdasarkan tempat kejadian yang sama. Pengelompokkan
event ke dalam head event dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Pengelompokan Event ke Dalam Head Event
Head event
No Tanggal
Kecelakaan Tempat
Kecelakaan Jenis Luka
Jenis Pekerjaan Hari Kerja Hilang
1 1
12-01-2008 Pengukuran dan
Pemotongan Tangan tersayat
besi Mengukur plat
besi 2
2 17-07-2008
Pengukuran dan Pemotongan
Kaki tersayat
besi Terbentur saat
mengukur plat besi
2
3 02-08-2008
Pengukuran dan Pemotongan
Kaki tersayat
besi Terbentur saat
mengukur plat besi
2
4 12-04-2009
Pengukuran dan Pemotongan
Tangan tersayat besi
Mengukur plat besi
2
5 05-12-2009
Pengukuran dan Pemotongan
Jari tangan
tersayat besi Mengukur plat
besi 2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11. Pengelompokan Event ke................ lanjutan Head
event No
Tanggal Kecelakaan
Tempat Kecelakaan
Jenis Luka Jenis Pekerjaan Hari Kerja
Hilang
6 02-03-2010
Pengukuran dan Pemotongan
Kepala luka tertimpa plat
besi Memindahkan
plat besi dengan crane
14
7 02-03-2010
Pengukuran dan Pemotongan
Badan bengkak tertimpa plat
besi Memindahkan
plat besi dengan crane
14
8 02-03-2010
Pengukuran dan Pemotongan
Kuping kiri keluar darah
tertimpa plat besi
Memindahkan plat besi dengan
crane 14
9 09-03-2010
Pengukuran dan Pemotongan
Tangan terbakar terkena
percikan api Memotong plat
besi 11
2 1
18-04-2008 Pengelasan
Tangan luka terkena
percikan api Mengelas besi
2
2 21-11-2008
Pengelasan Muka luka
terkena percikan api
Mengelas besi 2
3 10-01-2009
Pengelasan Mata luka
terkena percikan api
Mengelas besi 5
4 04-01-2010
Pengelasan Jari telunjuk
tangan terbakar terkena
percikan api Mengelas besi
7
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11. Pengelompokan Event ke................ lanjutan Head
event No
Tanggal Kecelakaan
Tempat Kecelakaan
Jenis Luka Jenis Pekerjaan Hari Kerja
Hilang
5 20-03-2010
Pengelasan Tangan
lukaterkena percikan api
Mengelas besi 3
6 28-04-2010
Pengelasan Muka terluka
terkena percikan api
Mengelas besi 4
7 24-04-2010
Pengelasan Badan
terluka terkena
percikan api Mengelas besi
1
8 09-05-2010
Pengelasan Mata luka
terkena percikan api
Mengelas besi 8
Sumber : PT. High Steelindo Eranusa
Pemberian nama pada head event berdasarkan kesamaan tempat kejadian dapat dilihat pada Tabel 5.12. Total hari kerja hilang ditentukan dengan menjumlahkan
hari kerja hilang tiap kecelakaan.
Tabel 5.12. Pemberian Nama pada Head Event Head Event
Nama Head Event Total Hari
Kerja Hilang
1 Luka saat Pengukuran dan Pemotongan
63 2
Luka saat Pengelasan 32
Penggambaran hubungan sebab kecelakaan basic event ini diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara dan diskusi. Fault tree diagram dapat
dilihat pada Gambar 5.8. dan Gambar 5.9
Universitas Sumatera Utara
Luka saat pengukuran dan pemotongan
Luka bagian tangan
Tidak pakai safety gloves
Tidak memperhati-
kan rambu
Letak benda
tidak beraturan
AND Kesalahan
Operator Besi
yang tajam
Tidak pakai safety helmet
Kurang memperhatikan
benda yang diangkat
OR
Luka bagian kaki Luka bagian
kepala
AND Kurang
pengawasan
Peraturan kurang
tegas
Supervisor malas
memperhatikan anggotanya
AND Tidak
hati-hati
Peraturan kurang
tegas
Supervisor malas
memperhatikan anggotanya
Kurang pengawasan
AND
Kurangnya pengetahuan
dan kesadaran
operator
Safety gloves
rusak
Kurangnya pengetahuan
dan kesadaran
operator
Tidak pakai safety shoes
Kesalahan Operator
AND
Peraturan kurang
tegas
Supervisor malas
memperhatikan anggotanya
Kurang pengawasan
AND
Kurangnya pengetahuan
dan kesadaran
operator
Safety shoes
rusak AND
AND AND
AND AND
Gambar 5.8. Fault Tree Kecelakaan Kerja di Pengukuran dan Pemotongan
Universitas Sumatera Utara
Percikan api las
Luka saat pengelasan
Luka bagian tangan
OR
Luka bagian wajah
Kesalahan Operator
AND Kesalahan
operator
AND Percikan
api las
Tidak pakai safety gloves
Kurang mempeerhati-
kan besi yang di las
AND
Peraturan kurang
tegas
Supervisor malas
memperhatikan anggotanya
Kurang pengawasan
AND
Kurangnya pengetahuan
dan kesadaran
operator
Safety gloves
rusak
Tidak pakai face shield
Kurang hati-hati
AND
Peraturan kurang
tegas
Supervisor malas
memperhatikan anggotanya
Kurang pengawasan
AND
Kurangnya pengetahuan
dan kesadaran
operator Face
shield rusak
AND AND
Gambar 5.9. Fault Tree Kecelakaan Kerja di Pengelasan
Universitas Sumatera Utara
5.2.3. Menghitung Probabilitas Kecelakaan Event 5.2.3.1.Menghitung Probabilitas Head Event dan Kekritisan Awal
Berdasarkan data diatas kecelakaan yang paling sering terjadi adalah kecelakaan pada bagian pengukuran dan pemotongan sebanyak 9 kali. Misalkan x
adalah jumlah trial yang dipakai maka berdasarkan rumus skala unit waktu produksi atau waktu yang dipilih untuk menyatakan 1 trial harus diskala sehingga
kemungkinan head event pada umumnya antara 0 dan 0,1 sehingga diperoleh : 9 : x
≤ 0,1 atau x ≥ 90 Jumlah trial yang dipilih adalah 90 dalam jangka waktu 139.200 jam kerja
karyawan maka ukuran trial yang dipakai adalah 139.200 : 90 = 1.547 jam kerja karyawan. Jumlah trial dapat ditentukan dari probabilitas head event dengan
rumus David, brown;1976 : P = Frekuensi kecelakaan : Jumlah trial
Misalnya pada pengukuran dan pemotongan telah terjadi kecelakaan sebanyak 9 kali, maka probabilitas head event adalah 9 : 90 = 0,1.
Kekritisan awal = Saverity rate x probabilitas head event Misalnya pada Pengukuran dan Pemotongan adalah 7 x 0,1 = 0,7.
Rekapitulasi perhitungan saverity rate, probabilitas head event dan ke kritisan awal dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Rekapitulasi Perhitungan Tempat Kecelakaan
Frekuensi Hari Kerja Hilang
Saverity Rate
Probabilitas Kekritisan
Awal
Pengukuran dan Pemotongan 9
63 7
0,1 0,7
Pengelasan 8
32 4
0,088 0,352
Universitas Sumatera Utara
Hasil kekritisan awal dikurangi dengan kekritisan setelah perbaikan dinyatakan dengan keefektifan dan merupakan besaran benefit yang dihasilkan oleh suatu
alternatif perbaikan tertentu.
5.2.3.2.Menentukan Probabilitas Basic Event
Penentuan probabilitas basic event berdasarkan hubungan sebab kejadian yang telah terjadi dan hal ini banyak dipengaruhi oleh subjektivitas karyawan,
selanjutnya ditentukan kemungkinan basic event dengan menggunakan pendekatan dari atas ke bawah. Pendekatan ini agar pada keadaan awal alternatif
0, probabilitas head event sama dengan perhitungan data statistik masa lalu. Sebagai contoh untuk pengukuran dan pemotongan berdasarkan fault tree
diagram maka diperoleh probabilitas basic event no 1 = Frekuensi penyebab kecelakaan Jumlah trial = 5 90 = 0,05. Hal yang sama dilakukan untuk
pengelasan. Probabilitas basic event untuk kecelakaan kerja di Pengukuran dan Pemotongan dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Probabilitas Basic Event Kecelakaan di Pengukuran dan Pemotongan
No Keterangan
Frekuensi Probabilitas
1 Besi yang tajam
5 0,05
2 Letak benda tidak beraturan
4 0,04
3 Kurang memperhatikan benda yang diangkat
7 0,07
4 Tidak memperhatikan rambu
72 0,8
5 Tidak hati – hati
63 0,7
6 Kurangnya pengetahuan dan kesadaran operator
81 0,9
7 Kurangnya pengetahuan dan kesadaran operator
81 0,9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14. Probabilitas Basic Event Kecelakaan di................. lanjutan No
Keterangan Frekuensi
Probabilitas
8 Safety gloves rusak
81 0,9
9 Kurangnya pengetahuan dan kesadaran operator
81 0,9
10 Safety shoes rusak 81
0,9 11 Supervisor malas memperhatikan anggotanya
81 0,9
12 Peraturan kurang tegas 81
0,9 13 Supervisor malas memperhatikan anggotanya
81 0,9
14 Peraturan kurang tegas 81
0,9 15 Supervisor malas memperhatikan anggotanya
81 0,9
16 Peraturan kurang tegas 81
0,9
Sumber : PT. High Steelindo Eranusa
Probabilitas basic event untuk kecelakaan kerja di Pengelasan dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Probabilitas Basic Event Kecelakaan di Pengelasan No
Keterangan Frekuensi
Probabilitas
1 Percikan api las
36 0,4
2 Percikan api las
36 0,4
3 Kurang memperhatikan besi yang di las
27 0,3
4 Kurang hati – hati
18 0,2
5 Kurangnya pengetahuan dan kesadaran operator
63 0,7
6 Safety gloves rusak
72 0,8
7 Face shield rusak
81 0,9
8 Kurangnya pengetahuan dan kesadaran operator
72 0,8
9 Supervisor malas memperhatikan anggotanya
81 0,9
10 Peraturan kurang tegas 81
0,9 11 Supervisor malas memperhatikan anggotanya
81 0,9
12 Peraturan kurang tegas 81
0,9
Sumber : PT. High Steelindo Eranusa
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.3.Menghitung Ongkos Pencegahan Basic Event
Sebelum menentukan setiap alternatif maka harus dihitung terlebih dahulu biaya pengadaan untuk keselamatan kerja. Ukuran trial yang diperoleh adalah
1.547 jam kerja karyawan jkk. Memperhatikan keandalan peralatan keselamatan kerja, maka dapat ditentukan basic event yang dapat dikurangi probabilitasnya dan
ongkos pencegahannya adalah sebagai contoh pelindung kepala helmet adalah : Investasi yang dibutuhkan untuk menyediakan pelindung kepala helmet selama
1.547 jam kerja karyawan adalah : Ht = H x T = Rp.30.000,- x 1.547 jkk = Rp. 24.172,-
K 1920 jam
Cara yang sama juga dihitung untuk pengadaan keselamatan kerja yang lain. Rekapitulasi perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Rekapitulasi Biaya Pengadaan untuk Keselamatan Kerja
Jenis Pengadaan
Harga alat keselamatan kerja
peralat H Rp Jangka
waktu satu trial T
Jangka waktu keandalan alat
K Jam Harga alat
keselamatan dalam satu trial HT Rp
Pelindung kepala helmet
30.000 1.547 jkk
1920 24.172
Pelindung mata 20.000
1.547 jkk 480
64.458 Pelindung
tangan dan jari 60.000
1.547 jkk 160
580.125 Face shield
80.000 1.547 jkk
1920 64.458
Pelindung kaki 310.000
1.547 jkk 1280
374.664 Pendidikan dan
pelatihan karyawan
12.000.000 1.547 jkk =
9 bulan 12 bulan
9.000.000 Rambu – rambu
keselamatan 1.500.000
1.547 jkk= 9 bulan
12 bulan 1.125.000
Sumber : PT. High Steelindo Eranusa
Universitas Sumatera Utara