Scatter Diagram Analisa Dengan Seven Tools 1. Stratifikasi

gambar diatas dapat dilihat bahwa pada work center X1 pengukuran dan pemotongan, X4 pengelasan yang memiliki persentase kecelakaan kumulatif berada di bawah 70 . Untuk itu perlu dilakukan analisis pada kedua work center tersebut dengan menggunakan koefisien korelasi. Perbaikan yang dilakukan kemudian dapat dilihat pada diagram sebab akibat fishbone.

5. Scatter Diagram

Diagram pencar menunjukkan persebaran data kecelakaan kerja pada tiap stasiun keerja dari keempat stasiun kerja yang terdapat dalam pareto diagram dianalisa memiliki tingkat kecelakaan dibawah 70. Dimana pada stasiun kerja tersebut kemudian dianalisa penyebab kecelakaan dalam cause and effect diagram. Disini diterangkan juga koefisien korelasi antar tingkat kecelakaan kerja berdasarkan letak luka pada stasiun pengukuran dan pemotongan X1 dan pengelasan X4 dapat dilihat pada tabel 5.7. Tabel 5.7. Korelasi Tingkat Kecelakaan Kerja Berdasarkan Letak Luka di Stasiun pengukuran dan pemotongan X1 dan pengelasan X4 No Letak Luka Pengukuran dan Pemotongan X1 Pengelasan X4 1 Kepala 2 2 Muka 2 3 Mata 2 4 Tangan 4 3 5 Badan 1 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Korelasi Tingkat Kecelakaan Kerja Berdasarkan Letak Luka di Stasiun...............lanjutan No Letak Luka Pengukuran dan Pemotongan X1 Pengelasan X4 6 Kaki 2 Total 9 8 Sumber : PT. High Steelindo Eranusa Adapun rumus koefisien korelasi yang dipakai : r = [ ] [ ] 2 2 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − × × − × × − × Y Y N X X N Y X XY N Berikut ini dapat dilihat hubungan antara tingkat kecelakaan kerja berdasarkan letak luka di stasiun pengukuran dan pemotongan X1 dan pengelasan X4 digambarkan pada scatter diagram dapat dilihat pada Gambar 5.3. Gambar 5.3. Hubungan Tingkat Kecelakaan Kerja Berdasarkan Letak Luka di Stasiun pengukuran dan pemotongan X1 dan pengelasan X4 Maka dapat dihitung koefisien korelasi antar dua variabel diatas dengan menggunakan parameter – parameter sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8. Perhitungan untuk Korelasi Tingkat Kecelakaan Kerja Berdasarkan Letak Luka di Stasiun pengukuran dan pemotongan X1 dan pengelasan X4 No X Y X 2 Y 2 XY 1 2 4 2 2 4 3 2 4 4 4 3 16 9 12 5 1 1 1 1 1 6 2 4 Total 9 8 25 18 13 r = [ ] [ ] 2 2 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − × × − × × − × Y Y N X X N Y X XY N = [ ] [ ] 2 2 8 18 6 9 25 6 8 9 13 6 − × × − × × − × = 0,108 b = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − × − × 2 2 X X N Y X XY N 3 , 1 6 8 = = y = 2 9 25 6 8 9 13 6 − × − × 5 , 1 6 9 = = x = 0,09 bx a y + = a = 1,3 – 0,091,5 = 1,165 Universitas Sumatera Utara Korelasi kecelakaan kerja di pengukuran dan pemotongan X dan di pengelasan Y secara linier dapat dilihat pada Gambar 5.4. Gambar 5.4. Korelasi Kecelakaan Kerja di Pengukuran dan Pemotongan X dan di Pengelasan Y secara linier Keterangan : X = Pengukuran dan pemotongan Y= Pengelasan Terdapat korelasi hubungan positif antara tingkat kecelakaan kerja berdasarkan letak luka di stasiun pengukuran dan pemotongan X1 dan pengelasan X4. Jadi bila salah satu mengalami kegagalan, maka work center yang satunya juga mengalami kegagalan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi pada PT.High Steelindo Eranusa berdampak kurang baik terhadap kinerja perusahaan. Oleh sebab itu pihak perusahaan harus melakukan kontrol terhadap kegiatan pekerja dalam perusahaan tersebut.

6. Control Chart