BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Keselamatan dan kesehatan kerja K3 merupakan hal yang tidak te rpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia
1
. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan
jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan
produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan
tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan
tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.
Hubungan antara kesehatan dengan produktivitas adalah Seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilangan produktivitasnya secara
nyata, bahkan tingkat produktivitasnya sering menjadi nihil sama sekali
2
. Sudah lewat 40 tahun setelah Asosiasi Keselamatan dan Kesehatan
Industri Jepang Japan Industrial Safety Health Association JISHA selanjutnya disebut JISHA didirikan dalam tujuan mendukung aktivitas
1
http::www.google.co.idkeselamatan kerja,2008.
2
Edhi Sulistyoko, Analisis Penerapan Program Keselamatan Kerja Dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas Kerja Dengan Pendekatan Fault Tree Analysis Studi
kasus: CV. Permata 7 Wonogiri, Tugas Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2008.
Universitas Sumatera Utara
pencegahan kecelakaan kerja pemilik industri berdasarkan UU Organisasi Keselamatan dan Kesehatan pada tahun 1964 yang merupakan masa pertumbuhan
ekonomi tinggi
3
. Dalam kampanye partisipasi semua orang untuk kecelakaan nol disingkat kampanye kecelakaan nol telah melaksanakan berbagai usaha yang
berhubungan dengan pencegahan kecelakaan kerja sejak berdiri. Akan tetapi, 10 tahun setelah JISHA berdiri, ada kampanye yang disebut “zero in on safety”
Landaskan pada keselamatan di Konggres Keselamatan Nasional NSC Amerika, untuk mengembangkan kampanye baru mengenai aktivitas pencegahan
kecelakaan kerja. Dengan mengambil pemikiran tersebut serta menjadikan aktivitas QC dan lain-lain sebagai referensi, dukungan dimulai dengan
memperoleh dukungan kampanye oleh Stasiun kerja Tenaga Kerja pada tahun 1973.
UU NO.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja mengamanatkan : setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan untuk meningkatkan produksi serta produktivitas nasional, Setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja perlu juga dijamin keselamatannya, dan setiap sumber produksi perlu dipelihara dan dipergunakan secara aman , efektif dan efisien
4
. Setiap undang – undang dimaksudkan untuk melindungi rakyat banyak dari sesuatu yang mungkin
dapat mendatangkan kerugian.
3
http::www.jniosh.go.jpicprojicosh-oldenglish...zero_sai_kyt_ind.pdf.
4
Silalahi, Bennet MA, DR Silalahi, Rumondang B. MPH, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,
1985.
Universitas Sumatera Utara
PT. High Steelindo adalah perusahaan pengelolaan besi dimana masalah keselamatan kerja menjadi perhatian utama dikarenakan masih tingginya tingkat
kecelakaan kerja yang terjadi. Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan PT. High Steelindo Eranusa dari tahun 2008 – 2010, kecelakan yang terjadi di
Stasiun kerja Pengukuran dan Pemotongan, Stasiun kerja Penggerindaan, Stasiun kerja Penyambungan dan Stasiun kerja Pengelasan berturut – turut adalah 9, 5, 5,
8 kali kecelakaan yang terjadi. Data kecelakaan menurut letak luka di kepala, muka, mata, tangan, badan dan kaki berturut – turut adalah 2, 3, 4, 12, 3, 3 kali
terjadi kecelakaan. Kecelakaan di PT. High Steelindo Eranusa semakin meningkat sehingga perlu adanya pencegahan guna menanggulangi kecelakaan yang terjadi
dan diharapkan untuk tidak ada lagi terjadi kecelakaan di perusahaan ini. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka perlu dianalisis faktor –
faktor penyebab kecelakaan kerja, sehingga dapat diambil langkah – langkah untuk mencegah agar kecelakaan kerja tidak terjadi lagi zero accident dengan
membuat alternatif – alternatif pencegahan kecelakaan yang optimal dengan biaya yang paling minimal, sehingga menghasilkan keadaan yang saling
menguntungkan antara pekerja dan perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah