3.12. Tujuh Alat Pengendalian Kualitas Seven Tools
Yang dimaksud dengan alat dan teknik kualitas adalah metode, keahlian, sarana atau mekanisme praktis yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan atau
tujuan tertentu
15
. Dari semua tujuan yang ada, alat dan teknik kualitas dipergunakan untuk menunjang perubahan yang positip yang dikenal sebagai
peningkatan improvement. Sebuah alat dapat digambarkan sebagai sesuatu yang memiliki peran yang
jelas, focus yang sempit dan dipergunakan sendirian tanpa bantuan peralatan lain. Salah satu alat pengendalian kualitas, dikenal dengan nama seven tools yang
terdiri dari : 1.
StratifikasiPengelompokan Data Stratification 2.
Lembar Pemeriksaan Check Sheet 3.
Diagram Batang Histogram 4.
Diagram Pareto Pareto Diagram 5.
Diagram Pencar Scatter Diagram 6.
Peta KontrolBagan Kendali Chart Control 7.
Diagram Sebab Akibat Cause and Effect Diagram Konsep seven tools dikemukakan oleh Kaoru Ihikawa, ahli kualitas
ternama dari Jepang. Menurut Ishikawa, 95 permasalahan kualitas dapat diselesaikan dengan seven tools. Kunci sukses untuk memecahkan masalah ini
adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah menggunakan pendekatan seven tools berdasarkan masalah dasar dan mengkomunikasikan solusi tepat.
15
Rosnani, Ginting, Sistem Produksi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi dari seven tools adalah untuk meningkatkan kemampuan perbaikan proses, sehingga akan diperoleh :
1. Peningkatan kemampuan berkompetisi
2. Penurunan cost of quality dan peningkatan fleksibilitas harga
3. Meningkatkan produktifitas sumber daya
Untuk memecahkan suatu masalah, sebaiknya dimulai dengan Diagram Pareto dan Diagram Sebab Akibat sebelum menggunakan alat yang lain. Berikut
ini adalah penjabaran dari masing-masing alat tersebut.
1. StratifikasiPengelompokan Data Stratification
Stratifikasi merupakan usaha pengelompokan data ke dalam kelompok- kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama. Kegunaan dari stratifikasi
adalah :
Mencari faktor-faktor penyebab utama kualitas secara mudah
Membantu pembuatan Diagram Pencar Scatter Diagram
Mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi Memperbaiki kerusakan adalah suatu pekerjaan yang sulit, jika tidak ada
stratifikasipengelompokan data. Kriteria stratifikasi yang efektif adalah :
Jenis kerusakan
Sebab kerusakan
Lokasi kerusakan
Material
Produk
Tanggal membuatnya
Universitas Sumatera Utara
Kelompok kerja
Operator perorangan
Pemasok bahan
Pemasok suku cadang
Langkah-langkah dalam stratifikasi adalah sebagai berikut : a.
Tentukan tujuan dari pelaksanaan stratifikasi, seberapa detailkah stratifikasi yang perlu dilakukan?
b. Tentukan seluruh faktor dan kriteria yang akan digunakan dalam stratifikasi
c. Buat kelompok-kelompok dan sub kelompok berdasarkan ketidaksamaan yang
paling penting diantara faktor misalnya, mula-mula dibagi berdasarkan penyebab kerusakan kerusakan oleh operator atau oleh mesin
d. Memasukkan tiap faktor ke dalam kelompok dan sub kelompok yang sesuai.
2. Lembar Pemeriksaan Check Sheet
Lembar pemeriksaan merupakan alat praktis yang digunakan untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan menganalisa data secara sederhana dan
mudah. Tujuan utama dari pembuatan lembar pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa data dikumpulkan dengan hati-hati dan teliti dengan
mengoperasikan pegawai untuk pengendalian proses dan pemecahan masalah. Data seharusnya disajikan agar dapat digunakan dengan mudah, cepat dan dapat
dianalisa. Format dai lembar pemeriksaan berbeda-beda untuk setiap situasi dan didesain sesuai dengan kebutuhan, pemeriksaan dibuat berdasarkan harian,
mingguan atau pada periode-periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian lembar pemeriksaan adalah :
a. Maksud pembuatan dan pengisian harus jelas :
Informasi apa yang ingin diketahui?
Apakah data yang didapat sudah cukup lengkap sebagai dasar untuk
mengambil tindakan? b.
Pengelompokan data harus benar :
Mudah dipahami dan diisi
Memberikan data yang lengkap tentang apa yang ingin diketahui c.
Dapat diisi dengan mudah dan cepat, kalau perlu gunakan gambar Langkah-langkah dalam melakukan pengisian lembar pemeriksaan :
a. Tentukan secara jelas tujuan mengumpulkan data
b. Tentukan cara bagaimana mengumpulkan data
c. Buat rancangan format lembar pemeriksaan
d. Kumpulkan data yang diperlukan
e. Masukkan data sesuai kategori yang ada dalam lembar pemeriksaan
Ada beberapa lembar pemeriksaan yang dikenal dan umum dipergunakan untuk keperluan pengumpulan data, yaitu :
a. Production Process Distribution Check Sheet
Lembar pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses produksi atau proses kerja lainnya. Output kerja sesuai
dengan klasifikasi yang telah ditetapkan dalam lembar kerja, sehingga
Universitas Sumatera Utara
akhirnya secara langsung akan dapat diperoleh pola distribusi yang terjadi. Contoh Production Process Distribution Check Sheet dilihat pada Gambar 3.4.
Nama Produk : Nomor Lot :
Pemeriksa :
Spesifikasi :
Tanggal :
Nama Gugus : Jumlah Total :
seksi :
Catatan :
D I M E N S I 1.6 1.7
S P
E S
I F
I K
A S
I 1.9
2.0 2.1
2.2 2.3
2.4 2.5
S P
E S
I F
I K
A S
I 2.7
2.8
I IIII
II I
IIIII II
III IIIII IIIII IIIII II
IIIII IIIII III I
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II 2
6 12
13 10
16 19
17 12
16 20
13 2
T O T A L F R E K U E N S I
Gambar 3.4. Production Process Distribution Check Sheet
35 30
25 20
15 10
5
Universitas Sumatera Utara
Dari lembar pemeriksaan ini, biasanya dianalisa 2 hal :
Model atau pola distribusi yang ada
Hubungan yang ada antara distribusi dan batas spesifikasi yang distandarkan :
- Apakah pusat distribusi central of tendency cukup dekat dengan batas
spesifikasi? -
Apakah penyebaran data terlalu besar sehingga melewati batas spesifikasi tersebut?
- Berapakah presentase yang keluar dari batas spesifikasi ini?
b. Devective Check Sheet
Untuk mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja, maka terlebih dahulu kita harus mampu mengidentifikasi jenis
kesalahan yang ada dan prosentasenya. Setiap kesalahan biasanya akan diperoleh dari faktor-faktor penyebab yang berbeda, sehingga tindakan
korektif yang tepat harus diambil sesuai dengan jenis kesalahan dan penyebabnya tersebut. Contoh dari Devective Check Sheet dilihat pada
Gambar 3.5. Defective Check Sheet
Nama Produk :
Nomor Lot :
Pabrik :
Jumlah Item yang Diperiksa : Unit
: Nama Pemeriksa
: Catatan
:
Gambar 3.5. Defective Check Sheet
Universitas Sumatera Utara
3. Diagram Batang Histogram
Diagram Batang Histogram adalah salah satu metode statistik untuk mengatur data sehingga dapat dianalisa dan diketahui distribusinya. Histogram
merupakan tipe grafik batang, dimana sejumlah data dikelompokkan ke dalam beberapa kelas dengan interval tertentu. Setelah jumlah data dalam setiap kelas
frekuensi diketahui, maka dapat dibuat Histogram dari data tersebut. Dari Histogram ini, akan terlihat gambaran penyebaran data apakah sesuai dengan
yang diharapkan atau tidak. Langkah-langkah dalam pembuatan Diagram Batang adalah sebagai berikut :
a. Kumpulkan paling sedikit 30 data
b. Tentukan kelas yang akan dibuat
c. Masukkan dan susun data tadi ke dalam Tabel frekuensi untuk mengetahui
frekuensi tiap kelas d.
Gambarkan Histogram berdasarkan Tabel frekuensi dengan sumbu horizontal X sebagai ukuran kelas dan sumbu vertikal Y sebagai jumlah frekuensi.
Contoh Diagram Batang dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Diagram Batang Histogram
Universitas Sumatera Utara
4. Diagram Pareto Pareto Diagram
Diagram Pareto dibuat untuk menemukan atau mengetahui masalahpenyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah tersebut
dan perbandingannya terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui penyebab- penyebab yang dominan maka kita akan bisa menetapkan prioritas perbaikan.
Langkah-langkah dalam pembuatan Diagram Pareto adalah sebagai berikut : a.
Kumpulkan data dan susun data berdasarkan jumlah yang paling besar ke yang paling kecil tentukan jumlah komulatifnya
b. Gambar grafik dengan sumbu X sebagai kategori data dan sumbu Y sebagai
jumlah data dan gambarkan dengan skala yang tepat c.
Gambarkan diagram batang pada sumbu X sesuai kategori data dan jumlahkan mulai dari jumlah data yang terbesar hingga yang terkecil
d. Dengan menggunakan Tabel komulatif, gambarkan grafik komulatifnya
seperti gambar di bawah ini : Vilfredo Pareto 1848-1923, ahli ekonomi Italia menyatakan 20 dari
population memiliki 80 dari total kekayaan
16
. Sedangkan Juran mengistilahkan “vital few, trivial many”: 20 dari masalah kualitas menyebabkan kerugian
sebesar 80. Diagram pareto digunakan pula untuk menentukan persoalan yang ada serta dapat menentukan persoalan mana yang terpenting untuk ditangani
terlebih dahulu
17
. Contoh diagram pareto dapat dilihat pada Gambar 3.7.
16
Ozeki, K. and Asaka, T., Handbook of Quality Tools: The Japanese Approach, Productivity Press, Cambridge, MA, 1990.
17
Montgomery, C.Douglas, Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik Terjemahan, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta, 1990.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.7. Diagram Pareto Pareto Diagram
Setelah didapat Diagram Pareto, maka dapat disimpulkan kategori yang paling dominan dari tiap kategori. Skala persentase komulatif pada saat
digunakan harus sesuai dengan skala frekuensi, seperti 100 harus disamakan nilainya sebagai frekuensi total. Penggunaan Diagram Pareto adalah proses yang
tidak pernah berakhir dan merupakan suatu alat untuk peningkatan kualitas yang baik. Ini dapat diaplikasikan untuk mengidentifikasikan masalah dan pengukuran
dari suatu tingkat kemajuan.
5. Diagram Pencar Scatter Diagram
Diagram Pencar Scatter Diagram digunakan untuk melihat hubungan korelasi dari suatu faktor penyebab yang berkesinambungan terhadap suatu
karakteristik kualitas hasil kerja. Jika kita berbicara tentang hubungan antara 2 jenis data, sesungguhnya kita berbicara tentang :
Hubungan sebab akibat
Suatu hubungan antara satu dan lain sebab
Hubungan antara satu sebab dengan dua sebab lainnya
Universitas Sumatera Utara
Langkah-langkah dalam pembuatan Diagram Pencar adalah sebagai berikut :
a. Kumpulkan data-data yang hubungannya akan diteliti. Masukkan data ini ke
dalam suatu lembar data b.
Gambarkan sumbu grafik secara horizontal sumbu X dan vertikal sumbu Y. Apabila hubungan antara 2 macam data ini merupakan hubungan sebab
akibat, maka sumbu Y biasanya akan menunjukkan nilai kuantitatif dari akibat, sedangkan sumbu X akan menunjukkan niali kuantitatif dari sebab.
c. Plot data yang ada ke dalam grafik. Titik-titik data ini diperoleh dengan
memotongkan nilai kuantitatif yang ada dari kedua sumbu X dan Y. Apabila nilai data ternyata berulang dan jatuh pada titik yang sama, maka lingkari titik
tersebut sesuai dengan frekuensi pengulangannya. Dalam membaca atau menganalisa Diagram Pencar, dapat dilihat dari
hubungan antara faktor sebab-akibat yang ada berdasarkan penyebaran titik- titiknya. Pada umumnya, penyebaran data cenderung mengikuti model-model
sebagai berikut :
Korelasi positif
Ada gejala korelasi positif
Tidak terlihat adanya korelasi
Ada gejala korelasi negatif
Korelasi negatif
Universitas Sumatera Utara
6. Peta KontrolBagan Kendali Chart Control
Peta Kontrol atau disebut juga Bagan Kendali Control Chart merupakan suatu grafik yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam
keadaan stabil atau tidak. Apabila semua data berada dalam batas kontrol, maka proses dikatakan dalam batas kendali stabil. Bagan ini menunjukkan perubahan
data dari waktu ke waktu tapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan, walaupun adanya penyimpangan akan terlihat pada bagan pengendalian tersebut.
Bagan ini merupakan grafik garis dengan mencantumkan batas-batas daerah pengendalian.
Kelebihan dari bagan ini terletak pada kemampuannya untuk memisahkan sebab-sebab terusut assignable causes dari keragaman mutu quality variation.
Hal ini memungkinkan dilakukannya diagnosis dan koreksi terhadap banyak gangguan produksi dan seringkali pula dapat meningkatkan mutu produk secara
berarti serta mengurangi bagian yang rusak spoilage atau pengerjaan ulang rework.
a. Peta Kontrol Untuk Atribut
Yaitu peta kontrol untuk karakterisitik kualitas yang tidak mudah dinyatakan dalam bentuk numerik. Biasanya tiap objek yang diperiksa
diklasifikasikan sebagai sesuai atau tidak sesuai dengan spesifikasi. Contohnya inspeksi secara visual, seperti : penentuan cacat, warna, goresan, berkarat dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Peta kontrol untuk atribut ini terdiri dari : i. p Chart
Peta ini menggambarkan bagian yang ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Untuk membuat p Chart ini, dapat digunakan rumus-
rumus sebagai berikut :
∑ ∑
= =
= =
k i
i k
i i
i
n p
n p
CL
1 1
⇒
i i
n p
p p
UCL 1
3 −
+ =
i i
n p
p p
LCL 1
3 −
− =
ii. np Chart Peta ini menggambarkan banyaknya unit yang ditolak dalam sampel yang
berukuran konstan. Untuk membuat np Chart ini, dapat digunakan rumus-rumus sebagai berikut :
n k
p np
CL
k i
i o
.
1
∑
=
= =
⇒
1 3
p np
np UCL
− +
=
1 3
p np
np LCL
− −
= iii. c Chart
Peta ini meggambarkan banyaknya ketidak sesuaian atau kecacatan dalam sampel berukuran konstan. Satu benda yang cacat memuat paling sedikit satu
ketidak sesuaian, tetapi sangat mungkin satu unit sampel memiliki beberapa ketidak sesuaian, tergantung sifat dasar keandalannya. Untuk membuat c Chart
ini, dapat digunakan rumus-rumus sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
k c
c CL
k i
i
∑
=
= =
1
⇒
c c
UCL 3
+ =
c c
LCL 3
− =
iv. u Chart Peta ini menggambarkan banyaknya ketidaksesuaian dalam satu unit
sampel dan dapat digunakan untuk ukuran sampel tidak konstan. Untuk membuat u Chart ini, dapat digunakan rumus-rumus sebagai berikut :
∑ ∑
= =
= =
k i
i k
i i
n c
u CL
1 1
⇒
n u
u UCL
i
3 +
=
n u
u LCL
i
3 −
=
7. Diagram Sebab Akibat Cause and Effect Diagram
Diagram ini dikenal juga dengan istilah Diagram Tulang Ikan Fish Bone Diagram yang diperkenalkan pertama kalinya oleh Prof. Kaoru Ishikawa Tokyo
University pada tahun 1943. Kegunaan dari pada diagram ini, diantaranya adalah untuk :
Menganalisa kondisi aktual suatu produk guna meningkatkan kualitas
pelayanan, mengefesiensikan penggunaan sumber daya alam SDA dan sumber daya manusia SDM serta pengurangan biaya-biaya yang tidak perlu.
Mengeleminasi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidak seragaman produk
atau pelayanan dan keluhan pelanggan.
Standarisasi dari keberadaan dan usul-usul terhadap operasi.
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan dan pelatihan personel-personel yang ada di dalam pengambilan
keputusan. Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas
hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 faktor penyebab utama signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu :
Manusia Man
MesinPeralatan Kerja Machine
Bahan Baku Row Material
Metode Kerja Work Methode
Lingkungan Kerja Work Environment
Langkah-langkah dalam pembuatan Diagram Sebab Akibat adalah sebagai berikut :
a. Gambarkanlah panah dengan kotak di ujung kanannya dan tentukan masalah
yang hendak diperbaikidiamati. Usahakan ada tolok ukur yang jelas dari permasalahan tersebut, sehingga perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan
dapat dibedakan. b.
Tentukan faktor-faktor penyebab utama main causes yang diperkirakan merupakan sumber terjadinya penyimpangan atau yang mempunyai akibat
pada permasalahan yang ada tersebut. Gambarkan anak panah cabang- cabang yang menunjukkan faktor-faktor penyebab ini mengarah pada panah
utama yang telah digambarkan pada langkah a. c.
Cari lebih lanjut faktor-faktor yang lebih terperinci yang secara nyata berpengaruh atau mempunyai akibat pada faktor-faktor penyebab utama
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Tuliskan detail faktor tersebut di kiri-kanan gambar panah cabang faktor-faktor utama dan buatlah anak panah ranting menuju ke arah panah
cabang tersebut. d.
Periksa, apakah semua item yang berkaitan dengan karakteristik kualitas output benar-benar sudah dicantumkan dalam diagram.
e. Carilah faktor-faktor penyebab yang paling dominan dari diagram yang sudah
lengkap, seperti yang telah dibuat pada langkah c. Contoh Diagram Sebab Akibat dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8. Diagram Sebab Akibat Cause and Effect Diagram
METODE KERJA MANUSIA
LINGKUNGAN KERJA
BAHAN BAKU
MESIN PERALATAN
KUALITAS
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Metode pemecahan masalah untuk penentuan alternatif optimal pencegahan kecelakaan kerja berdasarkan kriteria cost benefit ratio diperlukan
serangkaian tahapan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Block diagram metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Menetapkan Tujuan
Studi Pendahuluan Studi Kepustakaan
Pengumpulan Data Pengolahan Data
Analisa dan Evaluasi Kesimpulan dan Saran
Identifikasi Masalah
Gambar 4.1. Block Diagram Metodologi Penelitian 4.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. High Steelindo Eranusa yang berlokasi di Kelurahan Siumbut-umbut, Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan,
Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian adalah pada bulan Mei 2010.
Universitas Sumatera Utara