Control Chart Cause and Effect Diagram

Korelasi kecelakaan kerja di pengukuran dan pemotongan X dan di pengelasan Y secara linier dapat dilihat pada Gambar 5.4. Gambar 5.4. Korelasi Kecelakaan Kerja di Pengukuran dan Pemotongan X dan di Pengelasan Y secara linier Keterangan : X = Pengukuran dan pemotongan Y= Pengelasan Terdapat korelasi hubungan positif antara tingkat kecelakaan kerja berdasarkan letak luka di stasiun pengukuran dan pemotongan X1 dan pengelasan X4. Jadi bila salah satu mengalami kegagalan, maka work center yang satunya juga mengalami kegagalan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi pada PT.High Steelindo Eranusa berdampak kurang baik terhadap kinerja perusahaan. Oleh sebab itu pihak perusahaan harus melakukan kontrol terhadap kegiatan pekerja dalam perusahaan tersebut.

6. Control Chart

Peta yang digunakan adalah peta kontrol C untuk melihat apakah jumlah kecelakaan yang terjadi pada setiap stasiun kerja masih berada dalam batas kewajaran atau tidak. Berdasarkan pengecekan jumlah kecelakaan yang terjadi Universitas Sumatera Utara pada setiap stasiun kerja diatas, maka diperoleh frekuensi kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Frekuensi Kesalahan pada Setiap Work Center Work Center Number Total Kecelakaan 1 9 2 5 3 5 4 8 Sumber : PT. High Steelindo Eranusa Dari data diatas, kemudian dilakukan perhitungan batas kontrol atas UCL dan batas kontrol bawah LCL dengan menggunakan rumus sebagai berikut : c = 75 . 6 4 27 = = ∑ g c UCL = 72 . 15 75 . 6 3 75 . 6 3 = + = + c c LCL = 22 . 2 75 . 6 3 75 . 6 3 − = − = + c c Gambar control chart untuk peta C yang menggambarkan total kecelakaan yang terjadi pada tiap work center dapat dilihat pada Gambar 5.5. Gambar 5.5. Control Chart untuk Peta C Berdasarkan peta kontrol diatas dapat dilihat bahwa seluruh work center berada dalam batas kontrol tidak ada data yang out of control, jadi tidak perlu Universitas Sumatera Utara lagi melakukan revisi. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi kecelakaan yang terjadi pada tiap-tiap work center masih berada dalam batas yang masih wajar.

7. Cause and Effect Diagram

Berdasarkan Gambar Pareto Diagram dapat dilihat jumlah kecelakaan pada masing-masing work center . Kecelakaan terbesar terdapat pada work center X1 pengukuran dan pemotongan yaitu sebanyak 9 kali kecelakaan. Dari hasil tersebut dilakukan analisa mengenai sebab dari terjadinya kecelakaan dengan membuat suatu diagram sebab akibat yang bertujuan untuk mencari cara pemecahan masalah ini. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan untuk faktor lingkungan kerja, peralatan, metode kerja, dan bahan baku untuk ke dua work center dapat dilihat pada Gambar 5.6 dan Gambar 5.7. Manusia Kurang pelatihan Kurang teliti Spesifikasi Peralatan tidak Memadai Perawatan tidak berkala Peralatan Letak tidak Teratur Bahan Baku Metode Kerja Tidak sistematis Kurang terencana Lingkungan Kerja Getaran Tidak nyaman Luka bagian pengukuran dan pemotongan X1 Bekerja tidak Serius Pengerjaan rumit Tidak mengikuti SOP Agak Panas Tidak pakai alat pelindung Gambar 5.6. Cause and Effect Diagram pada Pengukuran dan Pemotongan WC X1 Universitas Sumatera Utara Manusia Kurang pelatihan Kurang teliti Spesifikasi Peralatan tidak Memadai Tidak pakai alat pelindung Peralatan Spesifikasi kurang pas Letak tidak Teratur Bahan Baku Metode Kerja Tidak sistematis Kurang terencana Lingkungan Kerja Suasana Bising Berdebu Luka saat pengelasan X4 Bekerja tidak Serius Terlalu rumit dilas Tidak sesuai SOP Agak Panas Perawatan tidak berkala Gambar 5.7. Cause and Effect Diagram pada Pengelasan WC X4 5.2.2. Penggambaran Fault Tree 5.2.2.1.Menghitung saverity rate Kecelakaan