Kredibilitas dan Validitas Penelitian

Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 dalam mendapatkan dan mengingat kejadian selama proses wawancara serta memperkuat makna.

E. Kredibilitas dan Validitas Penelitian

Adapun dalam pendekatan kualitatif dikenal istilah kredibilitas yaitu istilah yang paling banyak dipilih untuk mengganti konsep validitas yang dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks Poerwandari, 2001. Menurut Sarantakos dalam Poerwandari, 2001 ada empat jenis validitas yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu : 1. Validitas kumulatif Validitas kumulatif dicapai bila temuan dari studi-studi lain mengenai topik yang sama menunjukkan hasil yang kurang lebih serupa. 2. Validitas komunikatif Validitas komunikatif diperoleh melalui konfirmasi kembali data dan analisis pada subjek penelitian. Data-data dan hasil analisis yang diperoleh akan dikonfirmasikan kembali pada subjek penelitian yang dalam hal ini adalah lansia penderita penyakit jantung koroner. 3. Validitas argumentatif Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 Validitas argumentatif tercapai bila presentasi temuan dan kesimpulan dapat diikuti dengan baik rasionalnya, serta dapat dibuktikan dengan melihat kembali ke data mentah. 4. Validitas ekologis Validitas ekologis menunjuk pada sejauh mana studi dilakukan pada kondisi alamiah dari subjek penelitian yang diteliti, sehingga kondisi “apa adanya” dan kehidupan sehari-hari menjadi konteks penting penelitian. Patton dalam Poerwandari, 2001 mengusulkan beberapa cara untuk meningkatkan kredibilitas penelitian kulaitatif antara lain ; 1. Mencatat bebas hal-hal penting serinci mungkin, mencakup catatan pengamatan ojektif terhadap setting, subjek penelitian ataupun hal-hal yang terkait. Peneliti juga menyediakan catatan khusus yang memungkinkan menuliskan berbagai alternative konsep, skema atau metafora yang terkait dengan data. Catatan in sangat penting dalam memudahkan, mengembangkan analisis dan interpretasi. 2. Mendokumentasikan secara lengkap dan rapi data yang terkumpul, proses pengumpulan data dan strategi analisisnya. 3. Memanfaatkan langkah-langakah dan proses yang diambil peneliti sebelumnya sebagai masukan bagi peneliti untuk melakukan pendekatan terhadap penelitiannya dan menjamin pengumpulandata yang berkualitas untuk penelitiannya sendiri. 4. Menyertakan ‘partner’ atau orang yang dapat berperan sebagai pengkritik yang dapat memberikan saran-saran dan pembelaan yang akan Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap analisis yang dilakukan oleh peneliti. 5. Melakukan upaya-upaya konstan untuk menemukan kasus-kasus negatif, pemahaman peneliti tentang pola dan kecenderungan yang telah peneliti identifikasikan akan meningkat bila juga memberikan perhatian pada kasus-kasus yang tidak sesuaidengan pola tersebut. 6. Melakukan pengecekan dan pengecekan kembali checking dan rechecking data, dengan usaha menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda peneliti perlu mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta mengajukan pertanyaan tentang data.

F. Prosedur penelitian