Gejala Penyakit Jantung Koroner Kondisi Psikologis Penderita Penyakit Jantung Koroner

Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 koroner berhubungan dengan social support yang diperoleh oleh penderita penyakit jantung koroner tersebut.

3. Gejala Penyakit Jantung Koroner

Tangggapan fisik terhadap perkembangan Penyakit jantung koroner berbeda. Tidak semua orang dengan PJK memiliki simtom atau manifestasi tertentu, tetapi manifestasi yang umum menurut American Health Association AHA adalah sebagai berikut : a. Tidak ada simtom. Banyak dari mereka yang mengalami PJK tidak merasakan ada sesuatu yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit. Kondisi ini disebut dengan silent ischemia. b. Angina Formalnya disebut angina pectoris. Angina umumnya ditunjukkan dengan sakit dada sementara sewaktu melakukan gerakan fisik atau olahraga. c. Angina unstable angina. Sakit dada yang terasa tiba-tiba terasa sewaktu dalam keadaan istirahat terjadi lebih berat terjadi lebih berat secara tiba-tiba. d. Serangan jantung. Bila aliran darah ke pembuluh arteri koroner terhalang sepenuhnya terjadilah serangan jantung atau myocardial infarction MI. Peneliti memasukkan gejala-gejala penyakit jantung koroner tersebut mengingat bahwa asumsi penelti yang menganggap bahwa gejala-gejala fisik yang Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 dialami oleh penderita penyakit jantung koroner akan berdampak dengan social support yang akan ia terima.

4. Kondisi Psikologis Penderita Penyakit Jantung Koroner

Pada saat individu mengalami penyakit kronis seperti jantung koroner, maka inidividu dan keluarganya akan mengalami goncangan dan ketakutan, hal ini disebabkan sesuatu yang dialami tidak pernah diduga sebelumnya. Taylor 2003 mengemukakan reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh individu yang menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner adalah : a. Shock : reaksi pertama individu saat mengalami diagnosa fisik mengenai masalah kesehatan yang kronis. Rasa keterkejutan dan kebingungan atau prilaku yang muncul secara otomatis. Shock terjadi sebentar atau akan berlajut beberapa minggu , shock terjadi untuk beberapa tingkat situasi krisis yang dialami oleh seseorang, dan ketegasan itu muncul tanpa peringatan. b. Denial : mekanisme pertahanan diri seseorang dimana seseorang menghindari kenyataan bahwa ia menderita sakit. Individu akan menolak kenyataan bahwa ia menderita suatu penyakit. c. Anxiety : rasa kecemasan akan segera muncul setelah adanya diagnosis penyakit kronis pada diri seseorang. Banyak pasien yang ditakuti suatu perubahan yang potensial akan terjadi dalam hidup mereka dan masa depan mereka adalah kematian. Masalah kecemasan tidak hanya disebabkan oleh stres tapi juga digabungkan dengan funsi-fungsi yang Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 baik. Kecemasan juga tinggi saat seseorang mengharapkan perubahan gaya hidup yang muncul dari penyakit ataupun treatment, saat merasa mereka tergantung dengan profesional kesehatan, saat mereka mengalami kejadian berulang-ulang. d. Depression : depresi kemungkinan akan terjadi setelah proses denial dan anxiety muncul. Depresi merupakan reaksi terakhir terhadap penyakit kronis, karena sering menghabiskan waktu pasien untuk memahami kenyataan kondisi mereka. Depresi tidak hanya akan menghasilkan distress tetapi juga disebabkan oleh gejala-gejala yang dialami dan bagaimana masa depan seseorang dengan penyakitnya. Depresi yang muncul karena penyakit dan treatment juga dapat dihubungkan dengan bunuh diri dan lansia. Radley 1994 menambahkan bahwa penderita penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner dapat mengalami tiga akibat dari panyakit yang dideritanya dan pengobatan yang dijalani. Adapun ketiga akibat tersebut adalah : a. Impairment : kehilangan atau mengalami abnormalitas fungsi fisiologis atau anatomis hendaya. b. Disability : keterbatasan dalam kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas atau untuk menjalankan peran secara normal. c. Handicap : kerugian yang bersifat sosial berupa perlakuan dari orang lain atau kepada orang lain dengan impairment atau disability tertentu. Ketiga hal ini dapat mempengaruhi penderitanya. Selanjutnya Charmaz dalam Radley, 1994 menyatakan bahwa ada empat kondisi psikologis yang Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 dapat dialami oleh orang yang hidup dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner adalah : a. Kehidupan yang terbatas restricted life. Hal ini terjadi bila seseorang terpaksa “terkurung” di rumah baik karena sakit yang dirasakannya maupun pengobatan yang dijalani. b. Keterasingan sosial social isolation. Hal ini merupakan akibat dari penyakit atau pengobatan sehingga penderita terpaksa tidak melakukan interaksi sosial dengan orang lain atau dapat juga berasal dari perasaan penderita sendiri bahwa orang lain akan memperlakukan mereka berbeda. c. Definisi diri yang tidak baik discrediting definition of self. Hal ini terjadi saat orang lain menunjukkan rasa ingin tahu berlebihan, sikap tidak bersahabat atau rasa tidak nyaman saat berhubungan dengan penderita. Kemungkinan terjadi karena penderita tidak dapat lagi melakukan pekerjaan sederhana dengan mudah seperti dulu. Keadaan ini dapat menjadi sumber meningkatnya penilaian negatif terhadap diri sendiri. d. Merasa menjadi beban bagi orang lain becoming a burden on others. Hal ini terjadi jika seseorang menderita sakit yang berat sehingga tidak dapat lagi menjalankan tugasnya seperti dulu. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Berbagai reaksi yang dapat terjadi pada penderita penyakit jantung koroner dapat mengakibatkan masalah psikologis bagi penderita. Peneliti memasukkan teori ini mengingat bahwa masalah psikologis yang dialami oleh penderita Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 penyakit jantung koroner dapat menyebabkan individu membutuhkan dukungan sosial yang dapat mempengaruhinya dalam menjalani kehidupannya.

C. Lansia 1. Definisi lansia