Gambaran Social Support Pada Responden II 1 EmotionalEsteem Support

Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 memilih untuk membaca ayat-ayat al-Qur’an agar menghilangkan kesepian dirinya. “...udah balek kemari udah kita sepi...lagi, anak-anakpun ada anak kayak nggak punya anak, anak dah lari... ha..ha..ha..sama sapa mau ngomong, hidupkan tv, tv pun nggak bisa ngomong, jadi kadang-kadang lama-lama aku bisa stres nih kalau begini, abis kita sendiri. Jadi kayak cem gila, dah gitu pigilah keluar, disini nggak ada pula ibu-ibunya yang bertandang gitu, nggak ada yang bertandang, jadi larinya kemana ya baca, ngaji, ngaji itu ajalah, ngaji udah siap itu baca-baca berapa ayat itu udah tertidur” R2W1b.921-937hal 57

c. Gambaran Social Support Pada Responden II 1 EmotionalEsteem Support

Penyakit jantung koroner yang diderita Risdiana menimbulkan rasa prihatin dari orang-orang terdekatnya, dari anak, adek, kakak dan tetangganya. Risdiana mendapatkan perhatian itu sejak suaminya meninggal dunia yang kemudian berlanjut sampai ia menderita penyakit jantung koroner. “Yah reaksinya paling-paling orang tuh merasa prihatin itu aja, katanya yah ibu ya harus hati-hati lah buk, ibu disini kadang-kadang kan nggak ada orang, perempuan, sendirian, anak laki-laki itukan tukang melalak katanya, hati-hati aja..lah suruh anak-anak ibu, itu aja reaksi tetangga ya, nggak ada lain-lain” R2W1b.234-243hal 43 “Yah cemana ya kalau orang terdekat, kalau disini orangnya nggak begitu apa ya, mereka memang baik, baik, mereka baik, paling ada mereka ini menjaga bukan dari akibat kita mendapat penyakit tapi di kehidupan kita karena sudah tidak ada lagi suami jadi yang seperti itulah. Ada yang prihatin, ada kasihan” R2W1b.714-723hal 52-53 “Kami kalau bersaudara semua saling mendukung, hah tapi yang paling ya namanya aja dia anak tertua tanggung jawab dia sebagai anak yang tertua itu kakaklah. Bantuannya ? Yah nggak tentu, kadang dikasihnya ini...ya..moril pun ada, pandangan atau apa ya, itu aja lah. Makanya bang Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 Beni kan di Jakarta sama Maktuonya itu, suka ngasih pandangan, cerita, kadang-kadang ya ngasih moril, yahh nggak tentulah, tapi memang dia bertanggungjawab dan tidak untuk..untuk ibu aja, kepada adek-adeknya semua, memang dia sebagai pengayomlah gitu, sebagai orangtualah” R2W1b.528-547hal 49 “Ya sama-sama gitulah, paling-paling ngobrol, tapikan beda, dia pembengkaan saya penyempitan apa koronerkan, ya beda cuman itulah paling yang sering bersamaan jangan suka stress R2W1b.583-588hal 50 “Pengaruhnya, ya bersyukur kalau saudara itu istilahnya sekarang itukan yang lebih lagi dia memperhatikan karena kita udah nggak ada lagi teman, mungkin dia lebih memperhatikan kita, macam mana itu mereka selalu memberikan perhatian sama kita, jangan terlalu dipikirkan ini, pokoknya banyakan nasehatlah, kita harus begini” R2W1b.763-774hal 53-54 Saat Risdiana sakit anak-anaknya mendekatinya dan menanyakan keadaannya dan meminta agar ia berisitirahat. Risdiana menginginkan perhatian yang lebih dari anak-anaknya. “Kadang ada juga kalau yang abangan, ini anak ibukan dua, yang nomor satukan di Jakarta, yang sini yang paling kecil sama kemenakan, kalau yang nomor satu itu, kalau itu yah memang dia ada ngasih perhatiannya, lebih tua ya namanya ya, yah kalau yang si adek-an inilah laen lagi perhatiannya beda-beda ya..” R2W1b.366-376hal 45-46 “Bentuk perhatiannya kadang-kadang mau dia dekatin kita, nanya yang mana yang sakit mi ?, cemana mi ? udahlah istirahat aja, kalau nggak carilah pembantu, nggak usah semua-semua dikerjain” R2W1b.378-384hal 46 “Yang inipun iya juga, cuman kita nggak tau gimana apanya, kalau kalau yang ini nampaknya kita demam dia mau deket sama kita nanyain umi kenapa ? nah kalau yang besar dia deket aja, dipegangin, ngomong sih nggak, hah itu beda” R2W1b.551-558hal 49 “Ya pengaruhnya, kalau mereka baik ya bagus ya saya senang, tapi kalau orang ini macam-macam ya ..., kalau mereka baik ya kita senang, kalau mereka mau mendengar kan kitakan kalau orangtua itukan gitu, kalaupun Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 kita nggak punya penyakit bisa mendengar apa yang kita bilang, jadinya kitakan tenang. Apalagi kita yang punya penyakit, kalau mereka itu apa..patuh...mengerti, senang kita senang, setidaknya nggak akan bikin kambuhlah. Itukan jantung itu karena pikiran ya, kalau kita stres tensikan naek kan? Dah naek tensi mulailah naek ke kepala, berat itu aja” R2W1b.743-760hal 53 Risdiana menginginkan agar anak-anaknya menghabiskan waktu lebih banyak di rumah. Risdiana dapat bertahan hidup karena dia ingin memperjuangkan anak-anaknya. Risdiana berharap agar anak-anaknya berhasil menjalani hidupnya. “Yang kita butuhkan, kita butuhkan ya maunya si anak ini ya betul-betul apalah eceknya perhatian, haaa perhatian, itu jangan istilahnya jangan kebanyakan membutuhkan pergaulan luar daripada di dalam kalau ibu, bergaul boleh saja namanya anak muda ya, bergaul-bergaul boleh, kewajiban tanggung jawab di rumah ha itu harus dilaksanakan. Haa kalau ibu itu” R2W1b.429-440hal 47 “Kadangkan kedisiplinan di rumah itukan harus ada disiplin di rumah ya, ha kadang anak-anak tuh ibu bilang ha kalau kelen mau bermalam minggu sama cewek kelen ibu nggak ngelarang kok, pigilah, silahkan, kalau mau datang kemari ya silahkan nggak apa-apa ibu bilang, ya apa salahnya ibu ingin mau kenalan walaupun belum tentu namanya aja kelen anak muda ya bergaul, ha itukan kawan, nggak masalah. Yah belum tentu itu yang mau jadi hidup klien, ndak kita bilang. Ahh itu ajalah, perhatian ke orangtua, perhatian di rumah, disiplin itu aja” R2W1b.442-459hal 47 “Sumber ibu bertahan itu yaitu ibu ingin anak-anak ini berhasil itu ajanya, karena anak ini, itulah sempat aku ikutkan peyakit ini anti anak ini kek mana? Memperjuangkan anak-anak ini apalagi mereka ini anak laki-laki tulang punggunglah istilahnya baik dari keluarga, baik dia nanti berumah tangga, anak-anak inilah, itu aja yang bikin ibu semangat...” R2W1b.1134-1144hal 61 2 TangibelInstrumental Support Saat penyakit jantung koroner yang diderita Risdiana kambuh, anak- anaknya segera menolong Risdiana dengan memukul-mukulkan dan memijat Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 punggungnya yang terasa sesak. Setelah Risdiana sedikit tenang barulah anak- anaknya berhenti memijatnya. “malamlah makanya ibu suka kalo dah mau kambuh itukan suka keluar keringat dingin, keringat dingin, terus suruh anak ibulah punggung ini pukulkan, punggung ini suruh pukulin gitukan, pukul sambil jalan gitu . Ibu terus heh ... heh ... gitulah mengapakan napas, pukul punggung- punggung, nantilah kalau lama-lama terus nanti kusuk, dah dikusuk udah, nanti barulah agak tenang ... dah tidurkan” R2W1b.29-42hal 38-39 “Hmm, tapi belum sempat ke punggung, kayaknya kan dia tembus dari sini kan ke punggung kan ? ha belum sempat ke punggung, itulah lam- lama dia ke punggung, suruh kerok juga sama anak-anak, kerok-kusuk, Buk kok bengkak ?, ha sebelah kiri ini kok bengkak ?, masuk angin ini, dikerok sakit kali, kalo dia di kerok sakitnya sampe kemarilah...” R2W1b.84-94hal40 “ha kok sakit, denyut gitu, denyut gitukan, hah sampe-sampe ke punggung suka denyut, hah kusuk, hah nanti dulu memang pernah juga ibu kalau kita masak berdiri, masak gitu memasak, itu nanti mau kayak pitam, disini kita mau kosong, kayak mau pitamkan, hah terus langsunglah panggil anak- anak, tokok punggung umi, tokok punggung umi, dah gitu ditokoknya, nanti bilang hah...hah...hah...itulah kejadiannya tahun dua ribu...tiga, dua ribu tiga-dua ribu ampat gitulah..” R2W1b.116-132hal 40-41 “Kan terasa kita kalau pitam itukan ? hah terus panggil, cepet-cepet, tokok dulu punggung umi ini, tokok dulu, kuat...kuat..kuat...kuat baru sudah ahhhh..... baru sedap. R2W1b.137-141hal 41 Anak-anak dan kemenakan Risdiana juga sering membantunya mencuci dan membersihkan rumah saat hari libur demi meringankan tugas Risdiana sebagai ibu rumah tangga. Selain itu, anak tertuanya juga ikut membantu keuangan Risdiana. “Kalau bantu...lah, di rumah bantu, mereka cuci sendiri, eceknya bantuin bersihin rumah kalo mereka kan pergi kuliah pagi-pagi ya, yang satu udah kerja, nanti kalau hari libur-libur ha baru membereskan rumah itu aja ha..ha..ha..kalau lagi libur aja” R2W1b.322-329hal 44-45 Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 “Ha mau, ha kalau nggak ada ya ntah telor misalnya, jangan yang rumitlah, yah kayak ceplok-ceplokan telor gitu bisa, mau orang itu” R2W1b.399-403hal 46 “Ya ada, seberapanyalah dia bantu ya, nggak kita inikan lah apalagi dia kan mau berumah tangga gitu...” R2W1b.695-697hal 52 “Dulu waktu ibu baru..ditinggalkan itu ibu carikan kesibukan ke jualan, jualan apa jualan keripik, jualan peyek, jualan ya keripiklah, itulah waktu itu masih ada lagi anak gadis satu orang tinggal di sini, ahh merekalah yang menjualkannya diakan guru ya kan, ya buatlah mak tuo biar awak yang bawain ke sekolah, tapi kau guru, nggak apa-apa ada anak murid yang disuruh jalanin ahh itulah dia..dia padahal kemenakan ya anak adek, ada perhatiannya itu” R2W1b.1063-1077hal 60 Pengobatan Risdiana sebagian besar ditanggung oleh asuransi kesehatan yang merupakan fasilitas dari kepegawaian suaminya. “Dulu waktu ibu baru..ditinggalkan itu ibu carikan kesibukan ke jualan, jualan apa jualan keripik, jualan peyek, jualan ya keripiklah, itulah waktu itu masih ada lagi anak gadis satu orang tinggal di sini, ahh merekalah yang menjualkannya diakan guru ya kan, ya buatlah mak tuo biar awak yang bawain ke sekolah, tapi kau guru, nggak apa-apa ada anak murid yang disuruh jalanin ahh itulah dia..dia padahal kemenakan ya anak adek, ada perhatiannya itu” R2W1b.1063-1077hal 60 3 Informational Support Setelah ia mengetahui ia menderita penyakit jantung koroner, ia mencari segala informasi mengenai penyakit tersebut. Mulai dari pengobatannya, pengalaman orang yang telah lebih dulu mengalami, dan pola hidup sehat untuk menjaga kondisi tubuhnya. “Mulailah ibu cerita-cerita sama-sama orang yang pernah ngerasain...” R2W1b.164-166hal 41 Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 “kami disuruh diet juga makan, diaturlah pola makannya. Disitulah ibu diatur pola makannya, hah segini ya buk kalau ibu makan nasi berapa seratus lima puluh gram banyaknya nasi, lauknya segini-segini katanya kan, hah sudah itu kalau ibu buah itu perlu, sayur, nah kalau ibu malam biasanya nasi kita seratus lima puluh gram, kalau malam jam-jam sepuluh makan roti tawar ampat-ampat potong, hah itu boleh, hah itulah itulah ibu- ibu laksanakan, jangan makan-makan minyak ya Buk, jangan makan- makan santan, hindarilah, kalau sekali-sekali boleh...dia bilang kan, hah ya ibu turuti, kurus memang badan ibu, kurus” R2W1b.177-194hal 41-42 “Yah kalau pengobatan jantung ini memang dari dulu orang kakak memang orang medis, udah tau juga, hari itu berobatlah kita ceknya apa berobat, kalau orangkan larinya ke praktek-praktek dokter, kalau ibu nggak mau karena kita orang ASKES ya, langsung aja kesitu ke rumah sakit gitu” R2W1b.409-418-hal 46 “Yang kita jaga itu aja, jangan sempat anfal, ya dengan kata lain menjaga ya itu makanan tadi satu jangan terlalu stres, enjoy aja, itu ajanya pengobatannya, ya dokter itu bilang itu, ya tenang aja bu nggak usah difikirkan ya apa yang ada aja, udah biarkan aja katanya, nggak usah pala dipikirkan kali, apalagi kita penyakit gini, ya mau rekreasi pigi rekreasi” R2W1b.791-801hal 54 “rupanya gini orang jantung ini gini rupanya, sukanya yang senang yang santai ya walaupun begitu ibu tanya sama kawankan ibu merasa seperti itu juga, iya katanya. Ohh..benarlah ibu pikir, berarti bukan halusinasi ibu sendiri, hah kalau sekarang udah nggak apa-apa lagi” R2W1b.889-897hal 56 “Kalau orang bilang, kakak itu yang melarang, udah berumur ada penyakit kalau ada apa-apa macam mana ? tapi ya mudah-mudahan. Kata kakak itu pokoknya kalau sampe ke Jakarta ada yang tumbang saya biarin, diam... kita itu, iya..kita bilang, nggak mau diobatin, iya.. kita bilang” R2W1b.1021-1031hal 59 4 Companionship Support Risdiana merasa bahagia kalau ia bisa berkumpul dengan keluarga dan teman-temannya. Keterlibatan Risdiana dengan teman-temannya dan saudara- saudaranya dapat membuat ia lupa dengan sakit yang ia derita. Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 “Kalau perlu ibu keluar...ibu keluar ibu ada teman-teman ayo kita kesana ayok...” R2W1b.601-603hal 50 “Kalau kita rame-rame, kalau rame-rame ketawa-ketawa kawan-kawan ngumpul gitu rame-ramelah soalnya ilang..., makanya ibu bilang waktu sedang ibu suka-suka ibu pigi ke Padang kok nggak kambuh ya, istilahnya itukan rame. Rumah itukan rame, anaknya ketawa-ketawa kok nggak ada kambuh...” R2W1b.911-920hal 56-57 “...paling-paling nanti kalau kawan-kawan pengajian itu adalah satu dau orang, ha itulah nanti dia datang kemari cerita, curhat dia kemari dia karena suntuk di rumah larilah dia kemari cerita udah, ha itukan kadang- kadang namanya kita berumah tangga namanya anak ada aja yang bermasalah, nggak ada yang istilahnya yang sempurna...” R2W1b.940-950hal 57 “Ya.., kalau rame-rame senang ibu, nggak ada kejadian apa-apa, nggak ada beban gitu, makanya kemaren itu ibu bulan berapaya bulan...sepuluh..eh bulan sepuluh ibu ari Padang ke Padang Panjang, ke Padang panjang keliling kami tuh Pagar Alam, Pagar Alam ke Jambi, Jambi Palembang, Palembang-Bengkulu, Bengkulu ke Jakarta naek mobil, ihh gitu aja,nggak ada apa-apa, kata orang ah ibu dari tadi nggak apa-apa ? kan capek buk di jalan, memang kalau kita lihat dari segi itunya memang capek, tapi kalau disini kita tenang yah...semuanya yang capek-capek itu ilang semuanya, anggap aja kita rekreasi, ya mudah-mudahan nggak ada apa-apa, ya kan karena ada pesta disuruh kakak itu naek pesawat aja kan cepat nggak capek, mikir-mikir nak pesawat memang iya nggak capek dua jam, cuman ya awan tok dilihat, ini jalan yang saya jalani ini banyak yang dilihatkan, bagaimana di Padang Panjang, bagaimana tradisi orang tuh kalau pesta, bagaimana di Pagar Alam, udah gitu gak banyak mengeluarkan ya kan, kalu pesawatkan banyak, mudah-mudahanlah eceknya kalau semangat ya itu nggak ada apa-apa” R2W1b.965-1001hal 58 “Kalau naik mobil nggak, ya walaupun naek mobil itu capek sedikit ya bengkak kaki, paling itu aja yang laen-laen enggak, tapi kitakan rame- rame, kalau di motor itukan rame-rame ketawa-ketawa, ngobrol-ngobrol, besok ganti mobil lagi, pigi lagi ya udah senang, memang enak gitu” R2W1b.1013-1021hal 59 Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008

4. Interpretasi Data Responden II