Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008
4. Interpretasi Data Responden II
Penyakit jantung
koroner dapat terjadi pada individu disebabkan karena
faktor resiko yang tidak dapat dikontrol dan yang dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol berupa usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan faktor
resiko yang dapat dikontrol berupa dislipidemia, hipertensi, merokok, diabetes mellitus, diet lemak jenuh dan kolesterol, inaktivitas fisik, stres, dan kegemukan
Sitorus, 2006. Penyakit jantung koroner yang dialami oleh Risdiana dapat terjadi karena
faktor resiko yang tidak dapat dikontrol yaitu dari faktor usia. Usia 45 tahun ke atas dapat mengakibatkan faktor resiko penyakit jantung koroner yang lebih tinggi
Sitorus, 2006, sementara Risdiana berusia 60 tahun. Faktor resiko yang dapat dikontrol yang dapat menyebabkan Risdiana menderita penyakit jantung koroner
adalah karena stres akibat memikirkan suaminya yang telah meninggal dunia. Rasa kehilangan suami yang sangat mendalam membuat batinnya terpukul yang
memicu timbulnya penyakit jantung koroner. Kebiasaan Risdiana mengkonsumsi makan-makanan berkolesterol dan jarang melakukan aktivitas gerakan ikut
menyebabkan timbulnya penyakit jantung koroner. Kegemukan yang ia alami menjadi pelengkap faktor resiko penyakit jantung koroner.
Gejala fisik yang timbul akibat penyakit jantung koroner yang dialami Risdian adalah seperti sesak di dada yang berlanjut sampai ke punggung
membuat ia sulit bernafas, dan pitam. Selain gejala fisik yang dialami Risdiana, ia juga merasa ketakutan dan berpikir
sesuatu yang buruk akan menimpanya karena ia sering tinggal sendirian di
Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008
rumahnya. Anak dan kemenakannya sering beraktivitas di luar rumah dan kembali saat menjelang malam. Ia sering berpikir sesuatu yang buruk bisa saja terjadi
padanya. Risdiana merasa ketakutan seandainya penyakitnya kambuh dan tidak ada orang yang menolongnya. Risdiana akan segera mengaji bila rasa takut itu
muncul membayanginya. Risdiana sering merasa kesepian saat ia berada di rumah. Ia merasa tidak ada orang yang dapat ia jadikan sebagai tempat curahan
hatinya di rumah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Charmaz dalam Radley, 1994 bahwa ada empat kondisi psikologis yang dapat dialami oleh orang yang
hidup dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner adalah : kehidupan yang terbatas, keterasingan sosial, definisi diri yang tidak baik dan merasa
menjadi beban bagi orang lain. Risdiana mampu menghadapi penyakitnya dengan bantuan dari orang-
orang terdekatnya. Ia mendapatkan social support dari keluarga, teman, tetangga dan orang-orang di sekitarnya. Menurut Will Fegan dalam Sarafino, 2006
social support berupa emotionalesteem support, tangible or instrumental support, informational support dan companionship support. Dalam hal ini Risdiana
mendapatkan beberapa bentuk social support. Adapun bentuk-bentuk social support yang diperoleh Johan adalah sebagai berikut :
a. Emotionalesteem support
Risdiana mendapatkan perhatian dari anak-anaknya, kakaknya, kemenakannya, teman-temannya, tetangga, dan kerabat dekat. Bentuk perhatian
yang ia dapatkan berupa rasa prihatin dengan sakit yang ia derita dan keadaannya yang telah ditinggal suaminya. Kakaknya memberikan penguatan dan semangat
Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008
agar Risdiana dapat menghadapi cobaan hidup dengan kesabaran. Namun, ia membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih besar dari anak-anaknya.
Kehadiran anak-anaknya menjadi semangat untuk Ridiana berjuang dengan sakit yang ia derita. Ia ingin melihat anak-anaknya berhasil dalam segala hal.
b. Tangible or instrumental support
Saaat penyakit jantung koroner Risdiana kambuh ia meminta anaknya untuk memukul-mukul dan memijat punggungnya yang terasa sesak. Anaknya
selalu bersedia untuk memijat punggungnya yang terasa sakit. Anak-anaknya juga ikut membantu Risdiana membersihkan rumah untuk meringankan tugas Risdiana
sebagai ibu rumah tangga. Risdiana menjalani pengobatan secara rutin di rumah sakit dengan bantuan ASKES. Anak tertua Risdiana juga ikut membantu masalah
keuangan Risdiana. c.
Informational support Risdiana mendapatkan informasi mengenai pengobatan penyakit jantung
dari kakaknya yang juga bekerja di bidang medis. Dokter memberikan anjuran agar Risdiana mengubah pola makannya yang tidak sehat. Selain itu dokter selalu
mengingatkan kepadanya untuk tidak memikirkan suatu hal sampai mengganggu dirinya. Kakaknya selalu mengingatkan Risdiana untuk selalu menjaga
kesehatannya. d.
Companionship support Risdiana berkumpul dengan teman-temanya pergi ke suatu tempat. Selain
itu. Selain itu, Risdiana pergi beramai-ramai bersama-sama sanak saudaranya untuk melihat anggota keluarganya yang akan menikah. Risdiana melakukan
Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008
perjalanan yang panjang dan ia sangat menyukai kegiatan itu karena ia merasa semua anggota keluarga terlibat.
Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 6 Gambaran Social Support Pada Responden II No Bentuk
social support Ekspresi social support
1 Emotional support
• Rasa keprihatinan dari tetangga dan
keluarganya akan sakit yang diderita Risdiana.
• Anak tertuanya yang meminta ibunya
beristirahat. •
Penguatan dan semangat dari kakaknya. •
Kehadiran anaknya memberikan semangat untuk tetap hidup sampai
anaknya berhasil
2 Instrumental support
• Anaknya selalu memukul-mukul dan
memijat punggungnya saat sakit yang ia derita kambuh
• Anaknya membantu meringankan tugas
Risdiana sebagai ibu rumah tangga. •
ASKES membantu biaya pengobatan penyakit jantung koroner yang ia derita.
• Anaknya ikut membantu masalah
keuangan. 3
Informational support •
Mendapatkan informasi mengenai pengobatan dari kakak yang bekerja di
bidang medis. •
Informasi mengenai pengalaman orang yang telah lebih dulu menderita penyakit
jantung koroner. •
Anjuran dan nasehat dokter untuk mengubah pola makannya yang tidak
sehat dan tidak boleh memikirkan sesuatu yang dapat menggangu kesehatannya.
• Nasehat dari kakak Risdiana untuk selalu
menjaga kesehatannya. 4
Companionship support •
Pergi bersama teman-temannya ke suatu tempat.
• Berkumpul bersama keluarga besar
beramai-ramai melakukan perjalanan ke luar kota menghadiri pernikahan anggota
keluarganya dalam waktu yang panjang.
Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008
C. Analisa Data Antar Responden
Agar dapat melihat lebih mendalam tentang analisis data hasil wawancara antar responden, berikut disajikan tabel yang memuat tentang analisis data antar
responden berdasarkan faktor resikopenyakit jantung koroner, gambaran penderitaan yang dialami, gambaran social support yang diperoleh. Analisa
banding diperlukan antar responden juga berguna untuk mengetahui sejauhmana kesamaan, perbedaan, saling melengkapi, dan kontradiksi antar responden
Bastaman, 1996.
Tabel 7 Analisa Banding Antar Responden
No Analisa Data
Responden I Responden II
1
Faktor resiko PJK
Tidak dapat
dikontrol •
Usia : 66 tahun •
Jenis kelamin : laki-laki •
Usia : 60 tahun Dapat
dikontrol •
Merokok •
Alkohol •
Kolesterol tinggi •
Hipertensi •
Stres psikologis •
Kolesterol tinggi •
Kegemukan •
Kurang bergerakjarang berolahraga
Gambaran Penderitaan
• Gejala Fisik
• Sesak di dada
• Sulit bernafas
• Nyeri dada
• Pegal-pegal
• Mudah lelah
• Tidak bisa mengangkat
beban berat. •
Sesak di dada •
Nyeri punggung •
Sakit kepala •
• Gejala psikologis
• Terkejut shock saat
diagnosa penyakit jantung koroner.
• Anxiety
: timbul rasa kecemasan karena ancaman
kematian sewaktu-waktu akibat sakit yang dideritanya
dan pada saat akan menghadapi operasi.
• Terkejut shock saat
diagnosa PJK •
Anxiety : merasa cemas dan takut kalau penyakit
jantungnya akan kambuh sewaktu-waktu saat ia
sedang sendiri di rumah karena anaknya yang jarang
berada di rumah.