Pedoman Wawancara Alat Perekam Tape Recorder Lembar Observasi

Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 2004. Penelitian ini menggunakan alat observasi berupa anecdotal dimana observer mencatat hal-hal yang penting sesegera mungkin pada tingkah laku istimewa saat penelitian berlangsung. Observasi dalam penelitian ini digunakan hanya sebagai alat tambahan yang dilakukan pada saat wawancara berlangsung untuk melihat reaksi responden, antara lain: ekspresi wajah, gerakan tubuh, intonasi suara, melihat bagaimana reaksi calon responden ketika peneliti meminta kesediaannya untuk diwawancarai, bagaimana sikap partisipan terhadap peneliti, bagaimana sikap dan reaksi responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bagaimana keadaan responden saat wawancara, hal-hal yang sering dilakukan responden dalam proses wawancara.

D. Alat bantu pengambilan data

Menurut Poerwandari 2007, dalam metode wawancara, alat yang terpenting adalah peneliti sendiri. Untuk memudahkan pengumpulan data, peneliti membutuhkan alat bantu. Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pedoman wawancara, dan alat perekam.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori-teori dalam BAB II, sehingga peneliti mempunyai kerangka pikiran tentang hal-hal yang ingin ditanyakan. Tema-tema yang dapat menjadi pedoman wawancara adalah bagaimana kehidupan individu sebelum menderita penyakit jantung koroner latar Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 belakang kehidupan, pekerjaan, hubungan keluarga, tujuan hidup, setelah menderita penyakit jantung koroner pandangan responden terhadap apa yang ia alami, reaksi fisik dan psikologis yang dirasakan, tujuan hidup responden, dan reaksi orang-orang di sekeliling responden setelah menderita penyakit jantung koroner. Pedoman wawancara tidak digunakan secara kaku, karena tidak tertutup kemungkinan peneliti menanyakan hal-hal di luar pedoman wawancara agar data yang dihasilkan lebih akurat dan lengkap.

2. Alat Perekam Tape Recorder

Usaha yang dilakukan peneliti untuk mempermudah dalam mencatat hasil wawancara maka peneliti menggunakan alat bantu berupa alat perekam tape recorder ini akan digunakan untuk merekam wawancara yang dilakukan sehingga semua data penting yang diungkapkan subjek tidak ada yang terlupakan. Rekaman wawancara berguna untuk membuat verbatim sehingga mempermudah dalam melakukan pengkodean dan analisis data. Penggunaan tape recorder ini akan dilakukukan dengan seizin subjek penelitian Poerwandari, 2001.

3. Lembar Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan proses wawancara dengan tujuan untuk menyesuaikan antara informasi yang disampaikan oleh responden dengan gerakan tubuh responden. Hal-hal yang terjadi selama berlangsungnya penelitian dicatat dalam lembar observasi. Catatan observasi akan memudahkan peneliti Hartika Pratiwi : Social Support Pada Lansia Penderita Penyakit Jantung Koroner, 2009 USU Repository © 2008 dalam mendapatkan dan mengingat kejadian selama proses wawancara serta memperkuat makna.

E. Kredibilitas dan Validitas Penelitian