Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian
wisman graha
tanjungpinang provinsi
kepulauan riau Variabel terikat
Setres Kerja Y
wanita PT. Karwikarya
Sarita Joshi
2014 Stress Duo to Dual Role of
Working Women Variabel bebas
Dual Role X
Variabel bebas Stress
Y Measure of
Central Tendency
Analysis Descriptive
60 suffer
with stress
related diseases.
most of
them have
full support from family.
70 agreed that they have stress due to
upgradationof education
in the
institute. 85
managed their stress by
watching television.
Dita Fitrisia
Sari 2015
Pengaruh Konflik Peran Ganda
Terhadap Stres
Kerja Pada
Karyawan Wanita Di Dinas Pertanian
Provinsi Sumatera Utara Variabel bebas
Konflik Peran Ganda X
Variabel terikat Setres
Kerja Y
Analisis Regresi
Linear Berganda
Secara parsial
variabel work family conflict
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap stres kerja
Delia 2015
Pengaruh Komponen
Kecerdasan Emosional
Terhadap Tingkat Setres Kerja Auditor pada Kantor
Akuntan Publik KAP Di Pekanbaru dan Medan
Variabel bebas Kecerdasan
Emos X Variabel
terikat Setres
Kerja Y
Analisis Regresi
Berganda Komponen
kecerdasan emosional berpengaruh
secara negatif
dan tidak
signifikan terhadap
stres kerja
2.5 Kerangka Konseptual
2.5.1 Pengaruh Konflik Peran Ganda Terhadap Stres Kerja
Pengaruh konflik peran ganda terhadap stres kerja pada karyawan wanita PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan Kabupaten Simalungun yaitu
terlihat ketika selain berperan untuk memenuhi tanggung jawab keluarga, ia juga berperan dalam pekerjaannya. Dengan keadaan ini, tidak luput mereka mengalami
keterlambatan kerja dikarenakan sulitnya mengatur waktu antara pekerjaan dan
Universitas Sumatera Utara
keluarga. Selain itu, tuntutan pekerjaan yang berasal dari beban kerja yang berat sering kali mempengaruhi kesehatan karyawan seperti rasa pegal, kelelahan,
pusing kepala, dan kurang tidur. Benyamin 2013 juga menunjukan dalam penelitiannya bahwa konflik
peran ganda mempengaruhi stress kerja sebesar 28,3 dengan stres kerja dipengaruhi oleh konflik peran ganda sebesar 28,3 dan sisanya variabel lain
yang mempengaruhi stres kerja. Seperti pendapat yang dinyatakan oleh Sutanto 2008, bahwa Para wanita
bekerja atau wanita yang mempunyai peran ganda yaitu sebagai ibu sekaligus sebagai pekerja sering mengalami setres. Dengan demikian semakin kompleks
persoalan yang dialami oleh para ibu rumah tangga yang bekerja diluar rumah. Ada yang bisa menikmati peran gandanya, namun ada yang merasa kesulitan
hingga akhirnya persoalan-persoalan rumit kian berkembang dalam kehidupan sehari-hari.
2.5.2 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Stres Kerja
Permasalahan yang terjadi pada kecerdasan emosional adalah terdapat beberapa karyawan wanita sedang mengalami emosi dan tidak dapat
mengungkapkan kekesalannya secara tepat. Selain itu, rendahnya mengenali kekuatan dan kelemahan pada diri karyawan wanita yang tetap bekerja meskipun
dengan kondisinya yang lemah. karena hal tersebut, membuat mereka tidak dapat bekerja secara optimal. Akan tetapi, pimpinan hanya bisa memarahi dan hanya
mengharapkan pekerjaan terselesaikan sesuai target. Kondisi tersebut dikenal
Universitas Sumatera Utara
dengan kemampuan manajemen emosi dan manajemen diri atau kecerdasan emosi. Seorang karyawan dengan kemampuan baik untuk mengelola emosinya
maka ia akan dapat dengan mudah mengatasi stres pekerjaan atau sebaliknya. Hasil penelitian Delia 2011 menunjukkan bahwa variabel kecerdasan
emosional yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial hanya menjelaskan 54,5 terhadap tingkat stress kerja
auditor dan sisanya 22 dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak teramati dalam penelitian.
Mereka yang memendam emosi akan mendapatkan sejumlah kerugian. Mereka mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda yang kelihatan bahwa mereka
sedang mengalami pembajakan emosi, tetapi sebagai gantinya mereka menderita kehancuran internal seperti; pusing-pusing, mudah tersinggung, terlalu banyak
merokok dan minum, sulit tidur dan sebagainya. Dan mereka mempunyai resiko yang sama dengan mereka yang mudah meledak emosinya. Gejala tersebut
merupakan faktor-faktor yang akan menyebabkan terjadinya stres Goleman, 2016 : 238.
Berdasarkan landasan teori maka dapat digabungkan menjadi suatu pemikiran yang terintegrasi. Pemikiran yang terintegrasi tersebut merupakan
kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis