2.2 Kecerdasan Emosional 2.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman 2016 : 43 kecerdasan emosional merupakan ciri orang yang menonjol dalam kehidupan nyata: mereka yang memiliki hubungan dekat
yang hangat dan menjadi bintang ditempat kerja. Sedangkan menurut Robbins 2007 : 335 kecerdasan emosional emotional intelegent-EI adalah kemampuan
seseorang untuk mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional. Pendapat lain dinyatakan oleh Kreitner 2014 : 141 bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk diri sendiri dan hubungan seseorang dengan cara yang dewasa dan kontruktif.
Menurut Goleman 2016 : 56 Kecerdasan emosional emotional intelligence
terdiri atas lima dimensi dari model Solovey dan Meyer: 1. Mengenali emosi sendiri
Kesadarkan diri —mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan
dasar kecerdasan emosional. Ketidakmampuan mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan. Orang yang
memiliki keyakinan yang lebih tinggi akan perasaannya adalah pilot yang andal bagi kehidupan mereka, karena mempunyai kepekaan lebih tinggi akan
perasaan mereka yang sesungguhnya atas pengambilan keputusan-keputusan masalah pribadi, mulai dari masalah siapa yang akan dinikahi sampai ke
pekerjaan apa yang akan diambil. Indikatornya adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Merasakan emosi sendiri b. Memahami penyebab perasaan yang timbul
c. Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan 2. Mengelola emosi
Menangani perasaan agar dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Orang-orang yang buruk dalam keterampilan
ini akan terus-menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dan bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari
kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan. Indikatornya adalah:
a. Mampu mengendalikan marah secara baik b. Memilik perasaan positif terhadap diri sendiri dan orang lain
c. Mampu untuk mengatasi perasaan tertekan 3. Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk member perhatian, untuk memotivasi diri sendiri
dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional —
menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
Indikatornya adalah: a. Mengendalikan godaan negatif yang datang
b. Bersikap optimis c. Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan
Universitas Sumatera Utara
4. Mengenali emosi orang lain Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional,
merupakan ―keterampilan bergaul‖ dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-
apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Indikatornya adalah:
a. Menerima pendapat orang lain b. Memiliki sikap empati
c. Mampu mendengarkan orang lain 5. Membina hubungan
Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Ini merupakan keterampilan yang menunjang popularitas,
kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi. Indikatornya adalah:
a. Memahami pentingnya membina hubungan dengan orang lain b. Mampu menyelesaikan konflik dengan orang lain
c. Memiliki sikap mudah bergaul dengan teman d. Memiliki sikap tenggang rasa
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional menurut Goleman, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor Internal. Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi
kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan
individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi psikologis
mencakup didalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan motivasi.
2. Faktor Eksternal. Faktor ekstemal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan emosi
berlangsung. Faktor ekstemal meliputi: a. Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi dan b. Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses kecerdasan
emosi. Objek lingkungan yang melatarbelakangi merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional menurut Agustian 2007, yaitu:
1. Faktor psikologis Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Faktor internal ini akan membantu individu dalam mengelola, mengontrol,
Universitas Sumatera Utara
mengendalikan, dan mengkoordinasikan keadaan emosi agar termanifestasi dalam perilaku secara efektif.
2. Faktor pelatihan emosi Kegiatan secara berulang-ulang akan menciptakan kebiasaan, dan kebiasaan
rutin akan menghasilkan pengalaman yang berujung pada pembentukan nilai. Reaksi emosional apabila diulang-ulang pun akan berkembang menjadi suatu
kebiasaan. Pengendalian diri tidak muncul begitu saja tanpa dilatih. 3. Faktor pendidikan
Pendidikan dapat menjadi salah satu sarana belajar individu untuk mengembangkan kecerdasan emosi. Individu mulai dikenalkan dengan
berbagai bentuk emosi dan bagaimana mengelolanya melalui pendidikan. Pendidikan tidak hanya berlangsung disekolah, tetapi juga dilingkungan
keluarga dan masyarakat.
2.2.3 Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Stres Kerja
Mereka yang memendam emosi akan mendapatkan sejumlah kerugian. Mereka mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda yang kelihatan bahwa mereka
sedang mengalami pembajakan emosi, tetapi sebagai gantinya mereka menderita kehancuran internal seperti; pusing-pusing, mudah tersinggung, terlalu banyak
merokok dan minum, sulit tidur dan sebagainya. Dan mereka mempunyai resiko yang sama dengan mereka yang mudah meledak emosinya. Gejala tersebut
merupakan faktor-faktor yang akan menyebabkan terjadinya stres Goleman, 2016 : 238.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat lain dikemukakan oleh Robbins 2009 : 322 bahwa dalam sebuah penelitian baru menyatakan, ketika seseorang merasa lelah, mudah marah dan
sulit mengontrol emosi dapat berakibat kepada gejala prilaku stres yaitu waktu tidur yang kurang dari tujuh jam per malam atau kualitas tidur yang buruk pada
hari kerja. Menurut Goh dalam Kazi dkk, 2013 seseorang yang memiliki kemampuan
yang baik untuk mengelola emosinya dan emosi rekan lainnya maka ia dapat dengan mudah mengatasi stres pekerjaan baik fisiologis maupun psikologis, yang
akan membuat kinerjanya menjadi lebih baik. Dalam menjalankan tugas seseorang tidak dapat tidak dapat terlepas dari
stres, Karena masalah stres tidak dapat dilepakan dari dunia kerja. dengan bertambahnya tuntutan dalam pekerjaan, maka semakin besar kemungkinan
seseorang mengalami stres kerja, setiap jenis pekerjaan tidak terlepas dari tekanan-tekanan baik dari dalam maupun dari luar yang dapat menimbulkan stress
bagi para pekerjanya, sehingga dibutuhkan penyesuaian diri. Sebenarnya semua individu tidak dapat mengingkari stres dalam kehidupannya sehari-hari Anoraga,
2009 : 109. Mengelola emosi menjadi sangat penting untuk menekan tingkat stres. Stres
yang tidak terkelola dengan baik bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius, seperti meningkatkan tekanan darah, menurunkan daya tahan tubuh,
mempercepat penuaan dan meningkatkan resiko stroke dan serangan jantung
Megasari Zam, 2015.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Stres Kerja