Persepsi Petani Terhadap Pengolahan Hasil Budidaya Garut

commit to user 67 di daerah yang kekurangan air sekalipun dan dibawah naungan tanaman lain. Untuk membudidayakan garut tidak membutuhkan modal yang banyak dan mahal serta tidak memerlukan perawatan khusus. Pertama kali dalam menanam garut harus dipersiapkan terlebih dahulu lahan yang untuk digunakan dalam menanam garut. Petani biasanya mengolah lahan dengan menggunakan cangkul. Tanah cukup dicangkul dan dibuat lubang tanam untuk nantinya dimasukkan bibit garut yang akan ditanam. Setelah itu, pemilihan bibit dilakukan dengan cara memilih bibit garut yang mulus dan sehat, terutama bibit harus memiliki tunas di bagian umbinya. Sebelum bibit dimasukkan kedalam lubang tanam yang telah dibuat, diberi pupuk kandang terlebih dahulu baru dimasukkan bibit garut kemudian lubang ditutup kembali dengan tanah. Biasanya satu lubang tanam berisi satu bibit garut. Pemeliharaan yang dilakukan untuk menanam bibit garut yaitu dengan cara disiangi atau dibuang gulma yang biasanya tumbuh disekitar garut. Penyiangan pertama kali pada waktu garut berumur 3-4 bulan. Penyiangan berikutnya dilakukan secara berulang setiap bulan sekali. Pada fase tanaman garut sudah berbunga maka penyiangan dihentikan karena pada fase ini biasanya gulma jarang sekali tumbuh disekitar tanaman. Setelah tanaman garut tumbuh sekitar 10-12 bulan tanaman garut sudah siap dipanen. Cara memanen garut cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan bantuan cangkul untuk mencabut umbinya.

3. Persepsi Petani Terhadap Pengolahan Hasil Budidaya Garut

Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat diketahui bahwa persepsi petani terhadap pengolahan hasil budidaya garut adalah 22 responden atau sebesar 55 persen memiliki persepsi yang cukup baik dan sebanyak 18 responden atau sebesar 45 persen memiliki persepsi baik. Hal ini dikarenakan mengolah hasil dari budidaya garut merupakan hal yang cukup mudah bagi sebagian besar responden. Sebagian besar responden mengolah garut menjadi tepung garut dan emping garut. Setelah diolah menjadi tepung garut ada juga yang menggunakan tepung garut untuk commit to user 68 diolah atau dicampur kedalam bahan-bahan untuk dibuat aneka makanan seperti dodol garut dan beraneka macam kue. Cara mengolah umbi garut menjadi tepung garut cukup mudah yaitu dengan cara garut dibersihkan terlebih dahulu, lalu dikupas kulit luarnya dan dipotong-potong, jemur umbi garut yang telah dipotong- potong selama 1 hari lalu digiling menggunakan mesin penggiling tepung biasa atau juga bisa dilakukan dengan cara ditumbuk sampai halus umbi garut tersebut, setelah itu tepung garut yang telah digiling atau ditumbuk disaring untuk memperoleh hasil tepung garut yang halus. Sedangkan, cara untuk mengolah umbi garut menjadi emping garut yaitu dengan cara umbi garut dibersihkan terlebih dahulu lalu dikupas kulit luarnya dan dicuci kembali umbi yang telah dikupas. Setelah itu, potong umbi garut yang telah dibersihkan lalu kukus hingga matang. Pipihkan umbi garut yang telah dikukus, caranya seperti membuat emping dari melinjo. Setelah umbi garut berbentuk pipih, jemur dibawah sinar matahari langsung selama 1-2 hari. Setelah itu, untuk mengkonsumsinya emping digoreng terlebih dahulu. Petani garut di Kecamatan Polokarto tidak semuanya mengolah hasil budidaya garut menjadi tepung garut dan emping garut. Ada yang mengolah menjadi tepung garut saja, ada juga yang mengolah hanya menjadi emping garut saja. Hal ini dikarenakan ada sebagian petani garut yang kurang mengetahui secara lengkap cara mengolah umbi garut menjadi tepung garut atau emping garut. Selain itu, hal tersebut disesuaikan dengan keinginan petani atau selera petani untuk mengolah umbi garut sesuai dengan yang disukainya. Kendala yang terdapat dalam pengolahan hasil budidaya garut yaitu petani tidak memiliki alat penggiling tepung untuk membuat tepung garut sehingga petani mengalami sedikit kesulitan. Selain itu, pembuatan emping garut akan terhambat apabila musim hujan. Hal ini dikarenakan untuk membuat emping garut, umbi garut harus di jemur dibawah sinar matahari langsung. Apabila musim hujan tiba sulit untuk mengeringkan umbi garut dan waktu commit to user 69 yang dibutuhkan agar umbi garut kering menjadi lebih lama dan hal tersebut akan mengurangi kualitas dari emping garut yang diolah.

4. Persepsi Petani terhadap Pemasaran Garut