commit to user 25
bagaimana hubungan antara faktor pembentuk persepsi dengan persepsi petani terhadap pengembangan komoditas garut
Maranta arrundinacea L
di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Skema hubungan tersebut
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Skema Hubungan antara Faktor-Faktor yang Membentuk Persepsi Petani dengan Persepsi Petani terhadap Pengembangan Komoditas
Garut di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo
C. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka berpikir diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
Diduga terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi petani terhadap pengembangan
komoditas garut di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.
D. Pembatasan Masalah
1. Faktor pembentuk persepsi yang diteliti terdiri dari umur, pendidikan
formal, pendidikan non formal, pengalaman, pendapatan dan motivasi. 2.
Persepsi petani terhadap pengembangan komoditas garut meliputi ketersediaan sarana produksi, budidaya garut, pengolahan hasil budidaya
garut dan pemasaran. 3.
Populasi penelitian adalah petani di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo yang membudidayakan komoditas garut.
Faktor-Faktor Pembentuk Persepsi Petani :
1. Umur
2. Pendidikan formal
3. Pendidikan non formal
4. Pengalaman
5. Pendapatan
6. Motivasi
Persepsi Petani Terhadap Pengembangan Komoditas
Garut : 1.
Ketersediaan Sarana Produksi 2.
Budidaya Garut 3.
Pengolahan Hasil Budidaya Garut
4. Pemasaran
commit to user 26
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Operasional
a. Faktor pembentuk persepsi
1 Umur merupakan lama hidup petani responden sampai pada saat
penelitian dilakukan, yang dinyatakan dalam tahun dan diukur dengan skala rasio.
2 Pendidikan formal adalah tingkat pendidikan yang ditamatkan
seseorang pada bangku sekolah atau lembaga pendidikan formal saat penelitian dilaksanakan, yang diukur dengan skala ordinal.
3 Pendidikan non formal adalah pendidikan sesorang diluar bangku
sekolah atau pendidikan formal. Diukur dengan frekuensinya dalam mengikuti kegiatan sosialisasi atau penyuluhan dan
pelatihan, diukur dengan skala ordinal. 4
Pengalaman adalah pengalaman yang dimiliki seseorang dalam membudidayakan dan mengembangkan komoditas garut, diukur
dengan skala ordinal. 5
Pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh seseorang dari kegiatan usaha tani garut dalam satu musim tanam terakhir yang
dinyatakan dalam rupiah dan diukur dengan skala ordinal. 6
Motivasi adalah sesuatu yang menjadi alasan atau dorongan bagi seseorang untuk membudidayakan komoditas garut, diukur dengan
skala ordinal. b.
Persepsi petani terhadap pengembangan komoditas garut adalah penilaian petani terhadap pengembangan komoditas garut yang
dicerminkan pada pandangannya terhadap ketersediaan sarana produksi, budidaya garut, pengolahan hasil budidaya garut, dan pemasaran.
1 Persepsi petani terhadap ketersediaan sarana produksi, yaitu
penilaian petani terhadap ketersediaan sarana produksi yang meliputi bibit dan pupuk diukur dengan skala ordinal.
2 Persepsi petani terhadap budidaya garut merupakan penilaian petani
terhadap tingkat kerumitan atau kemudahan teknis budidaya garut