commit to user 51
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Individu Responden
Karakteristik individu responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Adapun identitas
responden dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 5.1 Karakteristik Individu Responden Penelitian
No. Karakteristik Responden Jumlah
orang Presentase
1. Umur
a. Produktif 15-64 tahun
b. Non produktif
≥65 tahun 38
2 95
5 Jumlah
40 100
2. Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
24 16
60 40
Jumlah 40
100 3.
Tingkat pendidikan a.
Tidak sekolah b.
Tamat SD c.
Tamat SMP d.
Tamat SMA e.
Tamat PT DiplomaS1 3
21 9
7 -
7,5 52,5
22,5 17,5
- Jumlah
40 100
Sumber: Analisis Data Primer 1.
Umur Umur responden merupakan lama responden hidup hingga
penelitian dilakukan. Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar yaitu sebanyak 38 responden atau sebesar 97,5 persen responden
tergolong dalam umur produktif, sedangkan sisanya sebanyak 2 responden atau sebesar 2,5 persen responden tergolong umur non produktif. Umur
mempengaruhi seseorang dalam merespon sesuatu yang baru, selain itu umur juga mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Petani yang tergolong
umur non produktif cenderung sulit menerima inovasi baru dan lebih kolot, begitu juga sebaliknya petani yang berumur produktif cenderung
lebih mudah apabila diberikan pengetahuan baru. Golongan umur 51
commit to user 52
produktif lebih terbuka akan kemajuan. Pada umumnya responden yang memiliki umur produktif memiliki semangat yang lebih tinggi. Hal
tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Soekartawi 1988 bahwa semakin muda petani, biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa
yang belum mereka ketahui. Dengan demikian mereka akan berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya mereka
masih belum berpengalaman dalam adopsi inovasi tersebut. Sedangkan menurut Lionberger
dalam
Mardikanto 2007, menyatakan bahwa semakin tua di atas 50 tahun umur seseorang, biasanya semakin lamban
mengadopsi inovasi, dan cenderung hanya melaksanakan kegiatan- kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga masyarakat setempat.
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki yaitu sebesar 24 orang atau sebesar 60
persen sedangkan kaum perempuan sebanyak 16 responden atau sebesar 40 persen. Garut dibudidayakan serta dikembangkan oleh petani yang
sebagian besar merupakan kaum laki-laki serta dalam kelompok tani juga kaum laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan kaum perempuan. Hal
ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan usahatani, laki-laki lebih banyak berperan. Laki-laki juga dianggap sebagai pemimpin sehingga dalam
keputusan usahatani pun lebih dominan daripada perempuan. Selain itu juga responden laki-laki lebih berperan aktif dalam membudidayakan dan
mengembangkan komoditas garut. 3.
Tingkat Pendidikan Pendidikan responden dalam penelitian ini beragam mulai dari SD
hingga SMA. Sebagian besar 21 responden atau sebesar 52,5 persen responden menempuh pendidikan hingga tamat SD. Sebesar 9 responden
atau sebesar 22,5 persen responden lulusan SMP, sebesar 7 responden atau sebesar 17,5 persen lulusan SMA, dan sisanya sebanyak 3 responden atau
sebesar 7,5 persen tidak sekolah. Tingkat pendidikan responden tergolong rendah dan meskipun sebagian besar hanya lulusan SD namun responden
commit to user 53
aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh pemerintah, kelompok tani maupun lembaga swasta seperti JARPETO. Tingkat pendidikan
responden sangat mempengaruhi kemampuan responden untuk menerima inovasi yang diberikan. Pengetahuan yang diperoleh selama menempuh
pendidikan dapat digunakan sebagai pendukung dalam menjalankan usahatani.
B. Faktor-Faktor Pembentuk Persepsi