Persepsi Petani terhadap Ketersediaan Sarana Produksi

commit to user 65 manfaat garut dari petani garut lainnya yang telah telebih dahulu membudidayakan garut.

C. Persepsi Petani Terhadap Pengembangan Komoditas Garut

Tabel 5.8. Distribusi responden berdasarkan tingkat persepsi terhadap pengembangan komoditas garut Distribusi No Uraian Tingkat Persepsi Skor Responden Persentase 1. 2. 3. 4. Ketersediaan Sarana Produksi Budidaya Garut Pengolahan Hasil Budidaya Garut Pemasaran Tidak baik Kurang baik Cukup Baik Baik Sangat baik Tidak baik Kurang baik Cukup Baik Baik Sangat baik Tidak baik Kurang baik Cukup Baik Baik Sangat baik Tidak baik Kurang baik Cukup Baik Baik Sangat baik 4-7 8-11 12-15 16-19 20-23 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 2-3 4-5 6-7 8-9 10-11 3-5 6-8 9-11 12-14 15-17 - - 2 11 27 - - 18 22 - - - 22 18 - - 2 14 21 3 - - 5 27,5 67,5 - - 45 55 - - - 55 45 - - 5 35 52,5 7,5 Persepsi Total Tidak baik Kurang baik Cukup Baik Baik Sangat baik 14-25 26-37 38-49 50-61 62-73 - - 5 26 9 - - 12,5 65 22,5 Sumber: Analisis Data Primer

1. Persepsi Petani terhadap Ketersediaan Sarana Produksi

Persepsi petani terhadap ketersediaan sarana produksi secara umum yaitu berupa penilaian petani garut terhadap ketersediaan sarana produksi yang digunakan dalam membudidayakan garut seperti bibit dan pupuk. Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa tingkat persepsi petani garut terhadap ketersediaan sarana produksi garut tergolong sangat baik yang berjumlah 27 responden atau sebesar 67,5 persen, sebanyak 11 responden commit to user 66 atau sebesar 27,5 persen tergolong baik dan 2 responden atau sebesar 5 persen tergolong cukup baik. Hal tersebut dikarenakan responden merasa bahwa ketersediaan sarana produksi yang ada sangat mudah untuk diperoleh dan selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Sehingga, persepsi petani terhadap ketersediaan sarana produksi memiliki kategori yang sangat baik. Responden yang memiliki persepsi sangat baik berarti resonden merasa sangat puas terhadap ketersediaan sarana produksi garut. Sarana produksi yang digunakan untuk membudidayakan garut sangat mudah diperoleh. Responden memperoleh bibit garut ada yang berasal dari sumbangan pemerintah pada tahun 2006, meminta dari tetangga yang telah lama membudidayakan garut, serta ada juga yang membeli bibit garut ke petani di daerah Sragen. Bibit garut sangat mudah diperoleh karena sebenarnya umbi garut masih bisa tumbuh menjadi tanaman garut lagi setelah 5-7 kali panen. Sehingga, garut sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu biaya yang mahal untuk membeli bibit garut. Pupuk yang digunakan oleh petani di Kecamatan Polokarto adalah pupuk kandang. Garut dapat tumbuh dengan subur hanya dengan menggunakan pupuk kandang tanpa campuran pupuk kimia. Pupuk kandang sangat mudah diperoleh. Petani biasanya mengambil dari hasil kotoran ternak yang dipeliharanya. Selain itu, ada sebagian petani yang memperoleh pupuk kandang dengan membeli ke tetangga yang memiliki ternak dengan harga yang murah yaitu Rp 500,-Kg.

2. Persepsi Petani terhadap Budidaya Garut