commit to user 61
tinggi. Kesulitan yang sedikit dialami oleh responden bermacam-macam ada responden yang mengalami kesulitan untuk mengolah garut menjadi
tepung garut dan ada juga responden yang mengalami kesulitan dalam mengolah garut menjadi emping garut. Hal tersebut dikarenakan,
kurangnya pengetahuan petani untuk mengolah garut menjadi salah satu produk olahan garut seperti tepung garut dan emping garut sehingga
responden mengalami sedikit kesulitan dalam mengolah garut. Berdasarkan Tabel 5.5, pengalaman responden secara keseluruhan
berada dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 30 responden atau 75 persen responden. Sisanya sebanyak 10 responden atau sebesar 25 persen
termasuk dalam kategori sedang. Pengalaman dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi petani dalam usahatani untuk selanjutnya, dimana
petani dapat memilih apakah akan membudidayakan garut lagi untuk ke depannya atau beralih ke usahatani lain. Pengalaman dapat mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap suatu objek, semakin baik pengalaman yang diterima maka semakin baik pula persepsinya dan apabila pengalaman
yang diterima buruk atau tidak mempunyai pengalaman maka persepsi petani terhadap pengembangan komoditas garut kurang baik atau bahkan
tidak baik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Colhoun dan Acocella 1990 yang berpendapat bahwa pengalaman merupakan hasil
peristiwa yang menyenangkan atau menyakitkan terhadap suatu obyek. Orang akan mengembangkan sikap positif terhadap obyek bila itu
menyenangkan dan sebaliknya jika obyek menyakitkan, ia akan mengembangkan sikap negatif.
5. Pendapatan
Keadaan ekonomi merupakan gambaran umum mengenai keadaan perekonomian suatu rumah tangga. Faktor ekonomi rumah tangga salah
satunya tercermin melalui pendapatan. Menurut Hernanto 1984, pendapatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang
perekonomian keluarga. Tingkat pendapatan merupakan salah satu indikator sosial ekonomi seseorang di masyarakat disamping pekerjaan,
commit to user 62
kekayaan dan pendidikan. Pendapatan biasanya berpengaruh terhadap kelanjutan atas apa yang telah diusahakan sebelumya. Begitu pula dengan
usahatani garut, dengan diketahuinya pendapatan responden yang diperoleh dari hasil pengembangan komoditas garut, petani akan dapat
mengambil keputusan mengenai usahatani selanjutnya. Pendapatan dihitung dari selisih penerimaan antara penerimaan dengan biaya produksi
yang dikeluarkan untuk budidaya komditas garut dalam 1 musim tanam terakhir. Pendapatan dalam penelitian ini dinyatakan dengan berapa
jumlah pendapatan responden yang diperoleh dari hasil mengembangkan komoditas garut dalam satu musim tanam terakhir. Data mengenai
pendapatan dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Skor
Jumlah orang
Persentase a.
100.000 b.
100.000-500.000 c.
500.001-1.000.000 d.
1.000.001-1.500.000 e.
1.500.001-2.000.000 1
2 3
4 5
3 27
4 5
1 7,5
67,5 10
12,5 2,5
40 100
Sumber : Analisis Data Primer
Keterangan: Skor 1 : sangat rendah
Skor 2 : rendah Skor 3 : sedang
Skor 4 : tinggi Skor 5 : sangat tinggi
Dari Tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memperoleh pendapatan dari hasil mengembangkan komoditas
garut tergolong dalam kategori rendah yaitu responden yang memiliki pendapatan Rp 100.000,00-Rp 500.000,00 sebanyak 27 responden atau
sebesar 67,5 persen. Sebanyak 5 responden atau sebesar 12,5 persen memperoleh pendapatan sebesar Rp Rp 1.000.001,00-Rp 1.500.000,00
termasuk dalam kategori tinggi. Sebanyak 4 responden memiliki pendapatan dari hasil mengembangkan garut sebesar Rp 500.001,00-Rp
1.000.000,00 termasuk dalam kategori sedang dan sebanyak 3 responden
commit to user 63
atau sebesar 7,5 persen responden memperoleh pendapatan sebesar kurang dari Rp 100.000,00 termasuk dalam kategori sangat rendah. Terdapat 1
responden yang
memperoleh pendapatan
Rp 1.500.001,00-Rp
2.000.000,00 termasuk dalam kategori sangat tinggi. Tingkat pendapatan responden dari hasil mengembangkan
komoditas garut yang rata-rata rendah tersebut disesuaikan dengan luas lahan, jumlah produksi, biaya produksi dan hasil produksi yang diperoleh
dari hasil mengembangkan komoditas garut yang dijual ke pasar. Walaupun jumlah pendapatan yang diperoleh petani dari hasil
mengembangkan garut rendah, tetapi responden tetap mengembangkan garut. Hal ini dikarenakan dalam mengembangkan komoditas garut hanya
merupakan usaha sampingan yang berfungsi untuk menambah pendapatan keluarga. Selain itu, petani yang mengembangkan garut bertujuan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang dimiliki serta untuk menambah pendapatan.
6. Motivasi