30
undang-undang yang dibuat pada masa penjajahan Belanda karena belum ada undang-undang yang menggantikannya. Penerapan berbagai ordonansi tersebut
didasarkan pada ketentuan Peralihan Undang-Undang 1945 yang menyatakan bahwa segala badan negara dan peraturan yang telah ada sebelum Indonesia merdeka masih
langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam perkembangan selanjutnya dilakukan beberapa perubahan dalam pelaksanaan pemungutan pajak tersebut di Indonesia. Dalam hal pengenaan pajak atas
bumi di Indonesia, Landrente yang dipungut berdasarkan Staatsblad 1939 yang ada pada masa penjajahan Jepang diubah menjadi Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Berbagai jenis pajak yang diberlakukan atas tanah dan juga bangunan di Indonesia sampai dengan tahun 1955 mengakibatkan adaya beban pajak berganda
bagi masyarakat, karena atas suatu tanah dan bangunan dimungkinkan dipungut lebih dari satu jenis pajak, dan semua dilakukan secara legal karena didasarkan pada
ordonansi dan undang-undang. Hal ini membuat wajib pajak enggan membayar pajak seharusnya
hanya membayar
pajak atas
objek pajak
yang dimiliki
atau dimanfaatkannya saja.
Seiring dengan reformasi perpajakan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dan DPR sejak tahun 1983, maka sistem pemajakan atas tanah dan bangunan di
Indonesia juga dirombak total mulai tahun 1986. Hal ini dilakukan dengan menghapus semua jenis pajak yang sampai dengan tahun 1985 dipungut terhadap
Universitas Sumatera Utara
31
objek pajak berupa tanah dan atau bangunan dan menggantinya dengan satu jenis pajak yang disebut Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Pemenuhan PBB dilakukan
dengan dilandasi pada dasar hukum yang kuat, yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Subjek pajak bumi dan bangunan adalah orang atau badan yang secara nyata: memperoleh suatu hak atas bumi dan atau, memperoleh manfaat atas bumi dan atau,
memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. Badan
hukum dapat
dibedakan menjadi
tiga kategori,
yaitu
49
: 1. Menurut bentuknya, artinya pembagian badan hukum berdasarkan pendiriannya
diatur dalam NBW. a. Badan hukum publik
Misalnya: negara, provinsi, kota praja, majelis-majelis, lembaga-lembaga dan bank negara.
b. Badan hukum privat Misalnya: perkumpulan-perkumpulan, PT, yayasan dan sebagainya.
2. Menurut peraturan yang mengaturnya, artinya pembagian badan hukum berdasarkan ketentuan yang mengatur badan hukum tersebut.
a. Badan hukum yang terletak di lapangan hukum perdata BW. Misalnya: maskapai Andil Indonesia, Perkumpulan Indonesia, Koperasi
Indonesia. 3.
Menurut sifatnya terbagi atas dua macam, yaitu:
49
Handri Raharjo, Hukum Perusahaan, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, hal. 21.
Universitas Sumatera Utara
32
a. Korporasi dan b. Yayasan
Perseroaan terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanannya
50
.
3. PBB Sebagai Pajak Properti