Dasar Hukum Subjek Pajak

58 berkembangnya rezim otonomi daerah dimana daerah diminta untuk lebih mandiri dalam mengelola sumber-sumber pendapatannya maka pola bagi hasil tersebut menurut penggagas Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ini sudah tidak relefan lagi. Dengan demikian setelah keluarnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mengamanatkan bahwa pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan dialihkan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini pemerintah daerah Kabupaten Serdang Bedagai yang menerima amanat tersebut membuat Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai nomor 1 tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Dengan keluarnya Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan tersebut maka Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai kewenangan melakukan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Serdang Bedagai.

D. Pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

1. Dasar Hukum

Keluanya Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 1 tahun 2012 tentang pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan dengan pertimbangan bahwa dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab serta dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Universitas Sumatera Utara 59 pemerintah daerah wajib menggali potensi yang ada untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mengamanatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang menjadi pajak daerah dan diatur oleh peraturan daerah kotakabupaten. Dengan adanya Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan maka pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai hak atas pemungutan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan. berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah karena sudah diatur oleh Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

2. Subjek Pajak

Dalam pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 1 tahun 2012 subjek pajak dan bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaaat atas bangunan. Dalam pasal 5 Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 1 Tahun 2012: 1. Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bangunan manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. Universitas Sumatera Utara 60 2. Dalam hal atas objek belum jelas diketahui wajib pajaknya, bupati dapat menetapkan subjek pajak sebagai wajib pajak. 3. Subjek pajak yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat memberikan keterangan secara tertulis kepada bupati bahwa ia bukan wajib pajak terhadap objek pajak dimaksud. 4. Bila keterangan yang diajukan oleh wajib pajak sebagaimana dimaksut pada ayat 3 disetujui, maka Bupati membatalkan penetapan sebagai wajib pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dalam jangka waktu 1 bulan diterimanya surat keterangan dimaksut. 5. Bila keterangan yang diajukan itu tidak disetujui, maka bupati mengeluarkan keputusan penolakan dengan disertai alasan-alasannya. 6. Apabila setelah jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterimanya keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat 3, bupati tidak memberikan keputusan, maka keterangan yang diajukan itu dianggap disetujui dan bupati segera membatalkan penetapan sebagai wajib pajak sebagaimana dimaksud ayat 2. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah angka 11 dijelaskan Badan adalah sekumpulan orang atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Dalam Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan terdapat ketentuan yang berkenaan dengan badan, yaitu dalam Pasal 1 huruf b yaitu bahwa badan adalah perseroan terbatas, perseroan komanditer, badan usaha milik negara atau daerah dan bentuk apapun, persekutuan atau perkumpulan lainnya, firma, kongsi perkumpulan koperasi, yayasan atau lemabaga dan bentuk usaha tetap. Sedangkan tentang orang tidak diuraikan. Hanya saja secara umum dapat dikatakan orang adalah manusia yang memiliki darah dan daging. Seseorang dapat Universitas Sumatera Utara 61 menjadi subjek pajak tanpa memandang pada usia, jenis kelamin, agama, suku dan sebagainya. Siapa saja, baik tua maupun muda, perempuan atau laki-laki dan apapun agama atau sukunya dapat menjadi subjek pajak, asalkan ia memenuhi syarat yaitu mempunyai dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau bangunan 85 .

3. Objek Pajak

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PENGALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN PERKOTAAN (PBB-PP) DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1 10 44

EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) OLEH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 16

ANALISIS PERALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DARI PAJAK PUSAT KE PAJAK DAERAH DAN KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA.

0 0 16

DAMPAK PENGALIHAN PENANGANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DARI PEMERINTAH PUSAT KE PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN WONOGIRI.

0 1 14

Pelimpahan Wewenang Pengelolaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan dari Pemerintah Pusat ke Daerah besturc

0 0 7

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudus Dalam Mempersiapkan Pengalihan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Sebagai Pajak Daerah

0 0 13

BAB II KEWENANGAN PEMUNGUTAN PBB P2 SEBELUM DAN SETELAH PERALIHAN DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI A. Pajak Bumi dan Bangunan 1. Sejarah PBB di Indonesia - Kajian Yuridis Terhadap Beralihnya Kewenangan Pemungutan Pa

0 0 46

BAB I - Kajian Yuridis Terhadap Beralihnya Kewenangan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 24

KAJIAN YURIDIS TERHADAP BERALIHNYA KEWENANGAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DARI PEMERINTAH PUSAT KE PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

0 4 15

ANALISIS TUNGGAKAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TERHADAP REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN PASCA PENGALIHAN PENGELOLAAN DARI PEMERINTAH PUSAT KE PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN BOJONEGORO

0 0 17