12
b. Apa dasar pembebasan kewajiban pembayaran pajak bumi dan bangunan? c. Bagaimana harmonisasi hukum dalam pengaturan pembebasan kewajiban
pembayaran pajak di kawasan jalur hijau? Dari hasil penulusuran kepustakaan yang dilakukan yang berkaitan dengan
topik penelitian baik judul maupun permasalahan tidak ada yang sama. Oleh karena itu, secara akademis dapat dikatakan penulisan penelitian ini asli dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran dan keasliannya.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori
Kontiunitas perkembangan ilmu hukum, selain bergantng pada metodologi, aktifitas penelitian dan imajinasi sosial, juga sangat ditentukan oleh teori
13
. Teori adalah menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu
terjadi. Suatu teori harus dilalui dengan menghadapkannya pada fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya
14
. Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahanpetunjuk dan memperkiraan serta menjelaskan gejala yang
diamati
15
. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu kepada
teori kewenangan
Theorie Van
Bevoegheid berkaitan
dengan beralihnya
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1982, hal 6
14
ibid
15
JJJ. M. Wisman, Penelitian Ilmu Ilmu Sosial, Jilid I Penuntun M. Hisyam, Jakarta: Uji Press, 1996, hal. 203
Universitas Sumatera Utara
13
kewenangan pemugutan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Menurut Philipus M. Hadjon, “
wewenang bevoegdheid dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum rechtsmacht. Sehingga dalam konsep hukum publik, wewenang berkaitan dengan kekuasaan”
16
. F.P.C.L. Tonner dalam Ridwan H.R. berpendapat “Overheidsbevoegdheid
wordt in dit verband opgevad als het vermogen om positief recht vast te srellen en Aldus rechtsbetrekkingen tussen burgers onderling en tussen overhead en te
scheppen” kewenangan pemerintah dalam kaitan ini dianggap sebagai kemampuan untuk melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu dapat diciptakan hubungan
hukum antara pemerintahan dengan waga negara
17
. Ferrazi mendefenisikan kewenangan sebagai hak untuk menjalankan satu atau
lebih fungsi manajemen, yang meliputi pengaturan regulasi dan standarisasi, pengurusan administrasi dan pengawasan supervisi atau suatu urusan tertentu
18
. Unsur kewenangan tersebut adalah:
a. Pengaruh, ialah
bahwa penggunaan
wewenang dimaksudkan
untuk mengendalikan perilaku subyek hukum.
b. Dasar hukum, bahwa wewenang itu selalu harus dapat ditunjuk dasar hukumnya.
c. Konformitas hukum, mengandung makna adanya standard wewenang, yaitu standard umum semua jenis wewenang dan standard khusus untuk jenis
wewenang tertentu
19
.
16
Philipus M. Hadjon, “tentang Wewenang”, Jakarta: Yuridika, No.56 Tahun XII, , 1997 , hlm.1
17
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2006, hlm. 100
18
Ganjong, Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia, 2007, hlm. 93
19
Ibid, hal.
Universitas Sumatera Utara
14
Selain menggunakan teori kewenangan dalam penulisan tesis ini juga menggunakan teori keadilan. Menurut W. Fridman suatu undang-undang harus
memberikan keadaan yang sama kepada semua pihak walaupun terdapat perbedaan- perbedaan diantara pribadi-pribadi tersebut
20
. Keadilan merupakan fokus utama dari setiap hukum dan keadilan tidak dapat
begitu saja dikorbankan seperti pendapat John Rawls sebagai berikut: Nilai keadilan tidak boleh ditawar-tawar dan harus diwujutkan ke dalam
masyarakat tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya. Suatu ketidakadilan hanya dapat dibenarkan jika hal tersebut dibenarkan jika
hal tersebut diperlukan untuk manghindari ketidakadilan yang lebih besar. Karena merupakan kebajikan yang terpenting dalam kehidupan manusia,
maka terhadap kebenaran dan keadilan tidak ada kata kompromi.
21
Menurut Rawls, keadilan adalah kebajikan utama dalam institusi sosial sebagaimana kebenaran dalam sistem pemikiran.
22
Lebih lanjut John Rawls menegaskan bahwa program penegakan keadilan yang berdimensi kerakyatan
haruslah memperhatikan dua prinsip keadilan yaitu pertama memberi hak dan kesempatan yang sama atas kebebasan dasar yang paling luas seluas kebebasan yang
sama bagi setiap orang. Kedua, mampu mengatur kembali kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi sehingga dapat memberi keuntungan yang bersifat timbak balik
bagi setiap orang, baik mereka yang berasal dari dari kelompok beruntung maupun tidak beruntung. Dengan demikian, prinsip perbedaan menuntut diaturnya struktur
dasar masyarakat sedemikian rupa sehingga kesenjangan prospek mendapat hal-hal
20
W. Friedman, Teori dan Filsafat Hukum dalam Buku Telaah Kasus atas Teori-Teori Hukum. hal.
21
Munir Fuady, Dinamika Teori Hukum, Bogor: Galia Indonesia, 2007, hal. 94
22
Jhon Rawls, A Theory of Justice. Teori Keadilan. Diterjemahkan oleh Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006, hal. 3
Universitas Sumatera Utara
15
utama kesejahteraan, pendapatan, otoritas dan diperuntukan bagi keutungan orang- orang yang paling kurang beruntung.
Fungsi teori dalam penulisan tesis ini adalah untuk memberikan arahan dan petunjuk serta menjelaskan gejala yang diamati sehingga kerangka teori yang
dipaparkan adalah berdasarkan ilmu hukum. Maksudnya, penelitian ini berusaha untuk memahi hukum pajak dalam pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan, dan kesiapan daerah untuk melakukan pengelolaan pajak bumi dan bangunan yang kewenangannya telah dialihkan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam rangka desentralisasi sehingga terciptanya otonomi daerah. Istilah otonomi dan “outonomy” secara etimologis dari bahasa Yunani berasal
dari kata “autos” yang berarti sendiri dan”nomous” yang berarti undang-undang, hukum dan peraturan dan berarti “perundangan sendiri”zelfwetgeving. Menurut
encyclopedia of cocial science, bahwa otonomi dalam pengertian orisinil adalah the legal self sufficiency of social body and its actual indeoendence.
Otonomi adalah kebebasan dan kemandirian vrijheid and zelfsatndigheid satuan pemerintahan lebih rendah untuk mengatur dan mengurus sebagian urusan
pemerintahan. Urusan pemerintahan yang boleh diatur dan diurus secara bebas dan mandiri itu menjadi atau merupakan urusan rumah tangga satuan pemerintahan yang
lebih rendah tersebut. Kebebasan dan kemandirian merupakan hakikat isi otonomi.
Universitas Sumatera Utara
16
Istilah otonomi
mempunyai makna
kebebasan atau
kemandirian zelftandigheid tetapi bukan kemerdekaan onafharzkelijkheid
23
. Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu adalah wujud pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawaaban. Kebebasan dan kemandirian itu adalah kebebasan dan kemandirian dalam ikatan kesatuan yang lebih besar. Otonomi sekedar subsistem dari
sistem kesatuan yang lebih besar. Otonomi adalah fenomena negara kesatuan. Negara kesatuan merupakan landasan dari pengertian dan isi otonomi.
Sedangkan HAW. Widjaya mengatakan bahwa proses peralihan dari sistem dekosentrasi ke sistem desentralisasi disebut pemerintah daerah dengan otonomi.
Otonomi adalah penyerahan urusan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersifat operasional dalam rangka sistem birokrasi pemerintahan. Tujuan otonomi
dari pemungutan pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan adalah mencapai efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan otonomi
daerah pada hakekatnya merupakan tujuan dari penyelenggaraan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat yang adil, makmur dan merata.
Dimana pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dari pembagunan nasional harus mengedepankan prinsip otonomi daerah yang luas, nyata dan
bertanggung jawab. Konteks otonomi sendiri adalah bahwa pemerintah daerah diberi keleluasaan
menyelenggaraan dan mengatur sendiri urusan rumah tangganya. Ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah
23
Bagir Manan, Perjalanan Historis Pasal 18 UUD 1945, 1993, Bundung: Unsika Karawang, hal. 33
Universitas Sumatera Utara
17
menyebutkan bahwa otonom daerah adalah “Hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Sedangkan daerah otonom berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 6 UU Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pemerintahan Daerah adalah: “Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dengan otonomi daerah, kewenangan daerah otonomi untuk mengurus
daerahnya sesuai dengan keinginan masyarakat semakin tinggi. Jika sebelumnya daerah hanya sebagai operator saja dalam pembangunan, maka kini peran daerah
meluas menjadi iniciator, planner, fund rising, supervisor ataupun evaluator. Dengan demikian, paradigma “membangun daerah lebih difokuskan”, mempunyai arti bahwa
daerah harus punya inisiatif, prakarsa, kemandirian dalam menyusun, merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah. Alasannya adalah daerah lebih tahu tentang
masalah dan potensi yang ada di daerahnya masing-masing.
2. Konsepsi