Objek Pajak Kajian Yuridis Terhadap Beralihnya Kewenangan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

41 12 Tahun 1985, berlaku ketentuan dalam Undang-Undang KUP serta peraturan perundang-undangan lainnya. Dalam Undang-Undang KUP terdapat ketentuan yang berkenaan dengan badan, yaitu dalam Pasal 1 huruf b yaitu bahwa badan adalah perseroan terbatas, perseroan konditer, badan usaha milik negara atau daerah dan bentuk apapun, persekutuan atau perkumpulan lainnya, firma, kongsi perkumpulan koperasi, yayasan atau lemabaga dan bentuk usaha tetap 59 . Sedangkan perumusan tentang orang tidak diuraikan. Hanya saja secara umum dapat dikatakan orang adalah manusia yang memiliki darah dan daging. Seseorang dapat menjadi subjek pajak tanpa memandang pada usia, jenis kelamin, agama, suku dan sebagainya. Siapa saja, baik tua maupun muda, perempuan atau laki-laki dan apapun agama atau sukunya dapat menjadi subjek pajak, asalkan ia memenuhi syarat yaitu mempunyai dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau bangunan 60 .

3. Objek Pajak

Dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985, dikatakan: a. Yang menjadi objek pajak adalah bumi dan atau bangunan b. Klasifikasi objek pajak sebagaimana dimaksut dalam ayat 1 diatur oleh Menteri Keuangan. 59 Marihot, Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia Teori dan Praktik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, hal. 110-111 60 Ibid Universitas Sumatera Utara 42 Obyek pajak yang tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan adalah objek pajak yang: a. digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksutkan untuk memperoleh keuntungan b. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu; c. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah pengembalan yang dikuasai oleh desa dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak; d. digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsultan berdasarkan asas perlakuan timbale balik e. digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Mentri Keuangan 61 . Objek pajak yang berupa bumi mudah saja dapat dengan mudah ditemui, misalnya tanah kosong, sawah, ladang, kebun dan objek sejenis lainnya. Objek pajak berupa bangunan dapat dengan mudah ditemui misalnya rumah berdiri di atas sebidang tanah yang dimiliki oleh seseorang, bangunan gedung beserta tanah tempat bangunan berdiri, dan objek sejenis lainnya. Dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Indonesia. 61 pasal 2, Undang-Undang nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Universitas Sumatera Utara 43 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985, yang dimaksud dengan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan. Termasuk dalam pengertian bangunan adalah: a. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik dan emplasemennya dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut; b. Jalan tol c. Kolam renang d. Pagar mewah e. Tempat olah raga f. Galangan kapal, dermaga g. Taman mewah h. Tempat penampungankilang minyak, air dan gas, pipa minyak i. Fasilitas lain yang memberikan manfaat Dalam administrasi pengenaan dan pemungutan PBB untuk memudahkan proses pengenaan dan perhitungan Nilai Jual Objek Pajak NJOP yang akan digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, objek pajak dibedakan ke dalam beberapa jenis. Pembagian ini umumnya didasarkan pada bentuk, konstruksi umum bangunan serta keluasan bumi tanah dan bangunan yang menjadi objek pajak. Secara umum objek pajak terbagi ke dalam dua jenis yaitu objek pajak umum dan objek pajak khusus 62 62 Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor Kep-533PJ.2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek Pajak Bumi dan Bangunan PBB Dalam rangka Pembentukan dan atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak SISMIOP , Lampiran 1 Bagian 2.3.1 Universitas Sumatera Utara 44

4. Dasar Pengenaan Pajak

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PENGALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN PERKOTAAN (PBB-PP) DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1 10 44

EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) OLEH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 16

ANALISIS PERALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DARI PAJAK PUSAT KE PAJAK DAERAH DAN KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA.

0 0 16

DAMPAK PENGALIHAN PENANGANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DARI PEMERINTAH PUSAT KE PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN WONOGIRI.

0 1 14

Pelimpahan Wewenang Pengelolaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan dari Pemerintah Pusat ke Daerah besturc

0 0 7

Perencanaan Pemerintah Kabupaten Kudus Dalam Mempersiapkan Pengalihan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Sebagai Pajak Daerah

0 0 13

BAB II KEWENANGAN PEMUNGUTAN PBB P2 SEBELUM DAN SETELAH PERALIHAN DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI A. Pajak Bumi dan Bangunan 1. Sejarah PBB di Indonesia - Kajian Yuridis Terhadap Beralihnya Kewenangan Pemungutan Pa

0 0 46

BAB I - Kajian Yuridis Terhadap Beralihnya Kewenangan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 24

KAJIAN YURIDIS TERHADAP BERALIHNYA KEWENANGAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DARI PEMERINTAH PUSAT KE PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

0 4 15

ANALISIS TUNGGAKAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TERHADAP REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN PASCA PENGALIHAN PENGELOLAAN DARI PEMERINTAH PUSAT KE PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN BOJONEGORO

0 0 17