4.2.3. Perbedaan Rata-rata Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik
Adanya perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematik antara kelas eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas kontrol terlihat pada saat dilakukan analisis
varians. Dari hasil analisis varians diperoleh sebesar 10,9393 , sedangkan nilai
-nya sebesar 3,094 . Ternyata 10,9393
3,094 sehingga dapat disimpulakan adanya perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematik
antara ketiga kelas sampel tersebut. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 39. Jika ada perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematik antara
ketiga kelas sampel tersebut, maka timbul pertanyaan diantara ketiga kelas tersebut, kelas mana yang paling baik?. Pertanyaan ini akan terjawab dengan uji LSD.
Uji LSD digunakan untuk menentukan model pembelajaran mana yang terbaik di antara ketiga model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini. Prosedurnya
adalah mencari selisih rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematik pada tiap dua kelas sampel, kemudian membandingkan dengan nilai LSD yang diperoleh dari
hasil perhitungan sebesar 4,24. Jika selisihnya lebih tinggi dari nilai LSD, maka bedanya signifikan dan yang rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematik lebih
besar berarti model pembelajarannya lebih baik. Setelah dilakukan uji LSD, ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan
komunikasi matematik siswa di kelas kontrol dengan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II, sedangkan untuk kelas Eksperimen I dan kelas Ekspeimen II tidak ada
perbedaan rata-rata yang signifikan di kedua kelas tersebut. Jadi, kedua model pembelajaran di atas sama-sama efektif diterapkan untuk pembelajaran pada materi
pokok Lingkaran. Hal ini dikuatkan dengan hasil analisis ketuntasan belajarnya yang telah memenuhi KKM yang ditentukan.
Pembelajaran dengan model pembelajaran Explicit Instruction dan model pembelajaran Picture and Picture efektif terhadap kemampuan komunikasi matematik
siswa karena: 1 pada pembelajaran dengan model pembelajaran Explicit Instruction dan model
pembelajaran Picture and Picture, keaktifan siswa dalam belajar lebih besar jika dibandingkan dengan keaktifan siswa pada pembelajaran ekspositori,
2 pada pembelajaran dengan model Explicit Instruction, partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas terlihat aktif secara individual maupun
kelompok. Mereka bertanggungjawab tehadap tugas dan soal-soal yang diberikan oleh guru. Siswa dituntut meningkatkan kreatifitasnya terutama dalam kegiatan
menyelesaikan soal-soal kemampuan komunikasi matematik dan berpartisipasi aktif dalam memaparkan jawaban mereka di depan kelas.
3 pada pembelajaran dengan model Explicit Instruction dan model pembelajaran Picture and Picture terlihat tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas dan
lembar diskusi. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang menjawab benar tentang materi yang ditanyakan oleh guru serta soal-soal yang dibahas dalam diskusi siswa.
4 pada pembelajaran dengan model Picture and Picture hasilnya lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Explicit Instruction. Siswa pada model
pembelajaran Picture and Picture lebih terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini mungkin dikarenakan guru memperlihatkan gambar-gambar
yang berkaitan dengan materi dan siswa harus menyusunnya dengan benar sehingga siswa terlihat lebih antusias.
Kesimpulan secara umum dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut. 1 Penerapan model pembelajaran Explicit Instruction efektif dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karangkobar pada materi pokok Lingkaran.
2 Penerapan model pembelajaran Picture and Picture efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karangkobar
pada materi pokok Lingkaran. 3 Dari hasil analisis perbedaan rata-rata diperoleh :
a. ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematik antara siswa dengan penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan
siswa pada kelas kontrol. b. ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematik antara
siswa dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture dengan siswa pada kelas kontrol.
c. tidak ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematik antara siswa dengan penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dan
siswa dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture. Menurut Suryabrata 2003: 22, salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan
suatu hipotesis adalah taraf kebenaran dan taraf ketepatan dari landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Dasar teori yang kurang sehat sound akan melahirkan
hipotesis yang prediksinya kurang tepat, dan sebalikya. Dalam penelitian ini, setelah dilakukan analisis ternyata hipotesis ketiga tidak dipenuhi. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kurang tepatnya hipotesis ketiga ini mungkin adalah kurang kuatnya landasan teori yang digunakan peneliti dalam melakukan penellitian ini.
Kesimpulan ini dapat digeneralisaasikan untuk populasi karena hipotesisnya telah diuji menggunakan prosedur pengujian yang sah dan bisa dipertanggungjawabkan.
Jadi, alangkah baiknya guru menerapkan model pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran terutama pada materi pokok lingkaran.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dalam pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Penerapan model pembelajaran Explicit Instruction efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Karangkobar pada Materi Pokok Lingkaran.
2. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Karangkobar pada Materi Pokok Lingkaran.
3. Dari hasil analisis perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi siwa
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
a. ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematik antara siswa dengan penerapan model pembelajaran Explicit Instruction
dengan siswa pada kelas kontrol. b. ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematik
antara siswa dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture dengan siswa pada kelas kontrol.
c. tidak ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematik antara siswa dengan penerapan model pembelajaran Explicit
79