BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal dan ilmu dasar yang berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembiasaan atau pengenalan
matematika sejak dini pada generasi muda Indonesia merupakan salah satu usaha untuk dapat berkompetensi dengan perkembangan global. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pengembangan pembelajaran yang mengarahkan para generasi muda untuk lebih mampu berkompetensi dengan perkembangan global dan disesuaikan dengan tujuan
yang akan dicapai. Pembelajaran matematika tanpa pemahaman sudah lama menjadi hasil umum dari
pembelajaran matematika sekolah. Hal ini didukung dengan pandangan bahwa matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sulit dan selalu berhadapan dengan
angka-angka serta dengan operasi hitung yang rumit. Selain itu, faktor minat dan daya pikir yang rendah serta kurangnya kesiapan mental dan pemahaman yang kurang
optimal menjadikan pembelajaran matematika kurang dapat berjalan dengan lancar. Salah satu penyebab dari masalah di atas adalah karena kurangnya kemampuan
komunikasi matematik yang dikuasai oleh siswa. Kurangnya kemampuan siswa dalam mengomunikasikan gagasan matematika
antara lain disebabkan oleh ketidakmampuan siswa dalam mengemukakan atau menjelaskan ide-ide, serta relasi matematika ke dalam bahasa yang sistematis
1
mathematical register dan kurangnya kemampuan siswa dalam menggambarkan atau menginterpretasikan ide, situasi, serta relasi matematika ke dalam gambar, grafik,
maupun secara geometris representation. Menurut Asikin 2001:1, komunikasi matematik merupakan suatu peristiwa saling hubungan atau dialog yang terjadi dalam
lingkup kelas, di mana terjadi pengalihan pesan. Oleh karena itu, pengembangan kemampuan
komunikasi matematik
bagi siswa
dapat dilakukan
dengan mengaplikasikan beberapa model pembelajaran.
Kemampuan komunikasi matematik merupakan kesanggupankecakapan seorang siswa untuk dapat menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan,
tertulis, atau mendemonstrasikan apa yang ada dalam soal matematika Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 24. Komunikasi mempunyai peranan penting dalam
pembelajaran matematika. Ada 2 alasan yang mendasari pentingnya komunikasi dalam matematika yaitu matematika pada dasarnya merupakan suatu bahasa, matematika dan
belajar matematis merupakan aktivitas sosial. Jadi, penting bagi siswa untuk belajar matematika dengan alasan bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang sangat
kuat, teliti, dan tidak membingungkan. Menurut Sumarmo 2003: 6 bahwa dengan mengacu pada tuntutan dan harapan
yang harus dimiliki oleh seorang guru matematika, maka pembelajaran matematika termasuk evaluasi hasil belajar siswa yang hendaknya mengutamakan pada
pengemba ngan “daya matematik“ mathematical power siswa sebagai berikut.
1. Kemampuan mengajak, menyusun konjektur, dan menalar secara logik. 2. Menyelesaikan soal yang tidak rutin.
3. Menyelesaikan masalah problem solving.
4. Berkomunikasi secara matematik. 5. Mengaitkan ide matematik dengan kegiatan intelektual lainnya.
Sekolah Menengah Pertama SMP sebagai salah satu bagian pendidikan formal di Indonesia menuntut terbentuknya generasi Indonesia yang mampu dihandalkan di masa
depan. Selain itu, SMP juga merupakan titik tolak yang tepat dalam rangka usaha pembangunan pendidikan yang menyangkut bidang studi matematika. Sebab SMP
merupakan bagian perkembangan siswa yang sangat menentukan dalam pembentukan sikap, kecerdasan, dan kepribadian siswa, yang pada gilirannya mengarah pada
komunikasi atau komunitas sosial, khususnya komunikasi matematik. Sifat mendasar inilah yang memerlukan perhatian dalam pengajaran matematika, khususnya pengajaran
matematika di SMP. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Lingkaran, pada materi ini hanya
dibatasi pada sub pokok garis singgung lingkaran yang meliputi garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran. Alasan pemilihan materi tersebut adalah
banyaknya konsep-konsep matematika yang perlu disajikan dalam ilustrasi-ilustrasi yang memerlukan kemampuan komunikasi matematik siswa sehingga memudahkan
peneliti untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Karangkobar yang merupakan salah satu
Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Banjarnegara dengan kualitas cukup baik, sehingga akan memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian. Materi pokok
Lingkaran merupakan salah satu materi pokok mata pelajaran matematika pada kelas VIII semester 2. Menurut Nur Cholis guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1
Karangkobar, selama ini pembelajaran yang dilakukan untuk mempelajari materi pokok
lingkaran di SMP Negeri 1 Karangkobar dilaksanakan dengan metode ceramah di mana pada proses pembelajaran guru menjelaskan secara beruntun materi pelajaran dan siswa
hanya menerima materi. Sedangkan untuk pemberian variasi soal-soal latihan dalam kegiatan pembelajaran masih sangat kurang. Sesekali guru mengadakan diskusi
kelompok dalam kegiatan pembelajaran, namun hal ini membuat keadaan kelas tidak kondusif dan banyak waktu yang pada akhirnya terbuang dengan sia-sia. Dari
penjelasan guru tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa metode ceramah dirasa belum mampu memaksimalkan penguasaan kemampuan komunikasi matematik siswa pada
materi pokok Lingkaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dan Picture and Picture
terhadap kemampuan komunikasi matematik pada siswa SMP Negeri 1 Karangkobar. Berdasarkan pada latar belakang itulah, penulis bermaksud untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Explicit Instruction dan
Picture and Picture terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa pada Materi Pokok Lingkaran Kelas VIII SMP N 1 Karangkobar”.
1.2 Rumusan Masalah