model pembelajaran Explicit Instruction dan Picture and Picture memperoleh hasil tes kemampuan komunikasi matematik yang lebih baik daripada pembelajaran pada kelas
kontrol. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung di masing-masing kelas. Setelah
kegiatan pembelajaran dan observasi pada kelas sampel berakhir, masing-masing kelas sampel akan diberi tes evaluasi kemampuan komunikasi matematik.
Dari tes evaluasi diperoleh nilai kemampuan komunikasi matematik masing- masing kelas sampel. Nilai masing-masing kelas dianalisis ketuntasan belajarnya secara
klasikal dan dibandingkan rata-ratanya untuk menentukan kelas mana yang tuntas belajar dan nilai rata-ratanya paling baik. Dari hasil analisis nilai evaluasi kemampuan
komunikasi matematik tersebut dapat kita simpulkan kelas mana yang dapat disebut efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi
pokok Lingkaran semester 2 kelas VIII SMP Negeri 1 Karangkobar.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
1. Penerapan model pembelajaran Explicit Instruction efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Karangkobar pada Materi Pokok Lingkaran.
2. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Karangkobar pada Materi Pokok Lingkaran.
3. Ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematik antara : a. siswa dengan penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan
siswa pada kelas kontrol? b. siswa dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture dengan
siswa pada kelas kontrol? c. siswa dengan penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan
Picture and Picture
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi merupakan kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian Azwar, 2007: 77.
Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karangkobar. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karangkobar ini telah
terdistribusi dalam 7 kelas, yaitu kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC, VIIID, VIIIE, VIIIF, dan VIIIG.
3.1.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2006: 56. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
eksperimen. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”cluster
random sampling” karena setiap subyek dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Tetapi karena populasinya yaitu siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Karangkobar telah terbagi menjadi beberapa kelas, maka masing-masing siswa di kelas tersebut mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel setelah
dilakukan uji homogenitas populasi. Sehingga secara acak dipilih siswa dari 4 kelas, yaitu siswa kelas VIIIB dijadikan sebagai sampel untuk kelas eksperimen I yang
diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran Explicit Instruction, siswa kelas VIIIC sebagai kelas eksperimen II yang diberi pembelajaran dengan model
42