26
GEOGRAFI Kelas XI
b. Hutan Monsun Hutan Musim 1 Hutan Monsun Gugur Daun
Hutan monsun gugur daun terdapat di Pulau Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian
selatan. Adapun ciri-ciri hutan monsun gugur daun sebagai berikut.
a Terdapat pada ketinggian 0–800 m dpl. b Beriklim musiman, biasanya jumlah penguapan melebihi
banyaknya curah hujan. c Curah hujannya kurang dari 1.500 mmtahun. Pada musim
kering, jumlah curah hujan kurang dari 60 mmtahun. d Ada pohon-pohon yang tingginya di bawah 25 m, biasanya
bercabang di bawah. e Jumlah jenis pohonnya sedikit.
f Anakan pohon jarang terdapat.
g Tidak dijumpai paku pohon, pohon kapur, pakis kurung paku payung, maupun daun kendi.
h Bambu sering ditemukan, juga tumbuh-tumbuhan bawah yang kebanyakan berupa rumput.
i Di Sumbawa jenis-jenis pohon yang umum dijumpai, yaitu
tanggulunkatos, kesambi, dan lanjiwalikukun. j
Di Timor dan Wetar dijumpai hutan kayu merah pada dataran rendah. Jenis-jenis pohon yang membentuk hutan
angsana antara lain meliputi angsana, upas, penjalinan, dadap, dan balok.
k Di Jawa, Madura, dan Kangean terdapat formasi hutan jati.
2 Hutan Monsun yang Selalu Hijau
Hutan monsun yang selalu hijau terdapat di Pulau Sumbawa, Timor, dan Wetar. Di Pulau
Sumbawa hutan monsun terdapat pada ketinggian 800–1.000 m dpl dan di Pulau Timor serta Wetar
terdapat pada ketinggian 1.000 m dpl dan dirajai oleh Eucalyptus ampupu. Hutan Eucalyptus
tersebut selain dibentuk oleh ampupu, juga oleh jenis-jenis pohon lainnya antara lain sengon, kayu
embalo, jambu, pakis, dan kayu tahun.
c. Sabana
Sabana savana adalah tanah bersistem pengairan baik yang sebagian besar ditutupi rumput, semak
kurang dari 50, dan pohon antara 10–30. Jika tanah tersebut ditutupi rerumputan dan paku-pakuan
lebih dari 50 serta pohon dan semak kurang dari 10, disebut padang rumput grasslandgrass savana.
Sabana tumbuh di daerah yang curah hujannya sedikit hingga sedang. Sabana biasanya dimanfaatkan
untuk usaha peternakan, yaitu sebagai lahan peng- gembalaan. Sabana banyak terdapat di Nusa Tenggara
dan Sulawesi Selatan.
Pohon-pohon yang merajai pada sabana yang terdapat di kawasan timur Indonesia adalah kayu putih.
Di Flores, Timor, Alor, Wetar, dan Papua bagian selatan, dirajai oleh tumbuhan akasia dan ampupu Eucalyptus. Di Jawa Timur
Sumber: Indonesian Heritage Tumbuhan, halaman 43
Gambar 2.23 Hutan musim
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa, halaman 74
Gambar 2.24 Sabana di Nusa Tenggara Timur.
27
Keanekaragaman Hayati
dan pulau-pulau lain di Nusa Tenggara Timur, jenis-jenis pohon yang merajai adalah dari marga lontar dan gebang.
Di Pulau Timor terdapat empat jenis sabana sebagai berikut. 1 Sabana cemara gunung pada ketinggian 100–125 m dpl.
2 Sabana akasia dan ampupu pada ketinggian 600–700 m dpl. 3 Sabana Eucalyptus platyphylla ditemukan pada daerah yang
bergelombang di dataran rendah. 4 Sabana kayu putih ditemukan pada ketinggian di atas 900 m
dpl. Berdasarkan luas hutan yang ada di Indonesia, hutan hujan
tropika meliputi areal yang paling luas 66 juta hektare, diikuti oleh hutan sekunder 23 juta hektare, padang alang-alang 16 juta
hektare, hutan rawa air tawar 13 juta hektare, dan tipe-tipe hutan lainnya 4 juta hektare.
2. Tipe Fauna di Indonesia
Berdasarkan pengamatan, Wallace berpendapat bahwa Kalimantan bersama Sumatra, Jawa, dan Bali pernah menjadi bagian Asia. Perairan
dangkal di sekitar pulau-pulau ini membuktikan pendapat itu. Perairan dangkal itu dahulu berupa daratan yang berperan dalam persebaran
flora dan fauna. Dangkalan ini dikenal dengan sebutan Dangkalan Sunda. Karena inilah tipe fauna di wilayah ini memiliki kesamaan.
Selanjutnya, fauna di wilayah ini disebut fauna tipe Asia.
Di kawasan timur Indonesia, hal serupa juga terjadi di Papua dan Kepulauan Maluku. Fauna di kawasan ini memiliki kesamaan dengan
fauna di Australia. Mamalia yang hidup di kawasan ini didominasi oleh masupialia, yaitu mamalia yang berkembang di luar kandungan.
Mamalia ini berkembang di kantong induknya seperti kanguru, kuskus berkantong, dan tikus berkantong. Di kawasan ini terdapat burung
kasuari yang juga terdapat di Australia.
Persamaan ini merupakan bukti bahwa perairan di kawasan timur Indonesia yang dangkal itu dahulu merupakan daratan yang kering
pula. Karena itulah, fauna dapat menyebar dari Australia ke Papua dan sekitarnya. Daerah di kawasan ini disebut Dangkalan
Sahul. Selanjutnya, flora dan fauna di kawasan ini dikenal sebagai fauna tipe Australia.
Di antara Dangkalan Sunda dan Sahul, terdapat perairan laut dalam. Berbeda dengan Dangkalan Sunda dan
Sahul yang perairannya dangkal, perairan di kawasan ini sangat dalam. Perairan ini belum pernah kering. Di perairan
ini terdapat Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, dan pulau-pulau kecil lainnya. Kawasan ini dikenal dengan
nama Wallacea.
Wallacea memberi batas antara kawasan Dangkalan Sunda dan kawasan Wallacea dengan garis yang terkenal
dengan Garis Wallace. Garis ini untuk menunjukkan pembagian fauna yang sangat berbeda antara kawasan tipe
Asia dan kawasan Wallacea. Selanjutnya, antara kawasan ini dengan kawasan Dangkalan Sahul dipisahkan oleh Garis
G ar
is W
al la
ce
Sumber: www.north-sulawesi
Gambar 2.25 Garis Wallace
MALAYSIA
INDONESIA FILIPINA
HUXLEY HUXLEY
Wallace Weber
Lydekker
Wallacea
Weber L
Wallacea
28
GEOGRAFI Kelas XI
Weber untuk menunjukkan pembagian jenis faunanya. Ada pula Garis Lydekker yang digunakan sebagai batas paling barat dari satwa tipe
Australia. Penentuan garis ini didasarkan pada batas kedalaman laut di Dangkalan Sahul.
Namun, baik Garis Wallace maupun Garis Weber itu telah menjadi agak kabur. Dari fakta yang ada, beberapa fauna tipe Asia dan Australia
telah beralih ke kawasan Wallacea. Burung pelatuk, bajing, dan cerurut yang bertipe Asia telah melintasi Garis Wallace, yaitu dari Bali ke
Lombok, Sumbawa, Flores, dan Alor. Mungkin binatang itu telah dibawa oleh orang Melanesia sebagai bahan makanan dan binatang piaraan.
Demikian halnya dengan fauna tipe Australia. Possum berkantong dan kakaktua yang merupakan fauna tipe Australia telah menempati
Sulawesi tetapi tidak ada di Kalimantan. Demikian juga burung madu australia yang ada di Lombok tetapi tidak ada di Bali.
Jadi, kawasan Wallacea selain memiliki fauna yang bersifat endemi, yaitu anoa, komodo, dan babi rusa juga memiliki fauna peralihan dari
kawasan Asia dan Australia. Oleh karena itu, fauna yang ada di kawasan Wallacea disebut tipe peralihan.
Dari uraian di atas, jelaslah mengapa persebaran fauna di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu tipe Asia, Australia, dan peralihan. Sekarang
marilah kita mengidentifikasi persebaran fauna Indonesia melalui tiga tipe itu.
a. Tipe Asia
Fauna tipe Asia terdiri atas beberapa jenis mamalia, burung, ikan, dan reptil. Di beberapa daerah, fauna ini sudah punah dan
di beberapa daerah lain sudah sangat langka. Berikut ini beberapa fauna langka tersebut.
1 Gajah
Gajah Elephas maximus terdapat di seluruh Sumatra menghuni hutan hujan dataran rendah. Oleh karena itu,
disebut gajah sumatra. Sebenarnya, persebaran gajah juga sampai ke Jawa, namun diperkirakan gajah jawa sudah punah
karena terdesak kegiatan manusia. Gajah yang biasanya ber- kelompok selalu bergerak dalam mencari makan. Mereka sering
melalui jalur perkebunan dan pedesaan sehingga terjadi perselisihan dengan manusia. Karena inilah jumlah gajah
berkurang.
2 Badak
Di Indonesia terdapat dua jenis badak, yaitu badak jawa Rhinocerus sondaicus dan badak
sumatra Dicerorhinus sumatrensis. Badak jawa lebih besar dibanding badak sumatra. Badak jawa
bisa mencapai berat 2 ton, sedangkan badak sumatra hanya 1 ton. Badak sumatra merupakan
badak terkecil yang masih hidup. Perbedaan lainnya adalah badak jawa bercula satu, sedangkan
badak sumatra mempunyai tonjolan kecil selain cula sehingga terkesan bercula dua.
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa, halaman 122
Gambar 2.27 Badak sumatra kiri dan badak jawa kanan.
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa, halaman 58
Gambar 2.26 Gajah Asia
29
Keanekaragaman Hayati
3 Tapir
Tapir Tapirus indicus merupakan fauna yang menakjubkan. Fauna ini diduga berasal dari hutan
tropis Amerika Selatan. Mengapa fauna ini sampai di Indonesia belum diketahui penyebabnya? Saat
ini tapir hanya bisa ditemukan di hutan-hutan Sumatra. Melihat dari persebarannya, mungkin
tapir juga pernah hidup di Jawa dan Kalimantan tetapi kini sudah punah.
4 Banteng
Tentu kamu pernah melihat sapi bukan? Sapi, terutama sapi bali adalah kerabat dekat dari banteng
Bos javanicus. Sapi adalah jenis banteng yang diternakkan. Di Indonesia, jumlah sapi jauh lebih
banyak dibanding jumlah banteng yang masih liar. Bahkan di Sumatra, banteng telah mengalami
kepunahan. Saat ini, banteng liar hanya terdapat di Jawa dan kecil sekali jumlahnya di Kalimantan.
5 Kerbau Liar
Seperti halnya sapi, kerbau adalah binatang yang diternakkan. Kerbau telah menjadi bagian
budaya di Indonesia. Contohnya orang Minangkabau yang dianggap memperoleh nama dari kata minang
dan kerbau yang artinya ”kerbau yang menang”. Menurut legenda suku Minangkabau dan suku Jawa
pernah sepakat untuk tidak berperang tetapi lebih baik mengadakan pertandingan antara dua kerbau.
Di tempat lain kerbau menjadi bagian dari upacara adat seperti di Toraja. Kerbau juga berguna mem-
bantu tugas petani membajak sawah. Karena itulah kerbau banyak diternakkan. Saat ini, ada sekitar
empat juta lebih kerbau yang diternakkan. Namun, populasi kerbau liar Bubalus bubalis di dunia
diperkirakan tinggal 100 ekor saja. Penyebab semakin berkurangnya populasi kerbau liar adalah nilai ekonomis yang
ada pada fauna ini.
6 Harimau Sumatra
Pada mulanya ada tiga jenis harimau di Indo- nesia, yaitu harimau bali, harimau jawa, dan
harimau sumatra. Kini tinggal harimau sumatra saja yang masih hidup. Harimau bali dan harimau jawa
telah punah akibat kerusakan habitat, gangguan ekosistem, dan perburuan. Harimau sumatra
Panthera tigris saat ini pun jumlahnya tinggal sedikit karena diburu untuk kulitnya yang berharga
dan bagian tubuhnya sebagai obat tradisional.
7 Macan Tutul
Kerabat kucing selain harimau adalah macan tutul Panthera pardus. Fauna ini adalah jenis
predator yang sangat cekatan. Hidupnya di atas pohon dengan makan tikus, burung, kelelawar, babi
hutan, dan rusa. Saat ini, macan tutul hanya ter-
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa, halaman 45
Gambar 2.28 Tapir
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa, halaman 114
Gambar 2.29 Banteng
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa, halaman 74
Gambar 2.30 Kerbau liar
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa, halaman 48
Gambar 2.31 Macan tutul
30
GEOGRAFI Kelas XI
dapat di Jawa menghuni kawasan perlindungan dan sedikit sekali yang secara liar hidup di hutan. Fauna ini terancam
punah karena perburuan dan banyaknya penggunaan racun untuk umpan babi hutan yang merupakan makanan macan
tutul.
8 Beruang Madu
Hewan ini terdapat di Sumatra dan Kalimantan. Di Jawa, hewan ini telah punah. Beruang madu Helarctos malayanus
merupakan beruang terkecil di antara keluarga beruang. Hewan ini lamban dalam bergerak, berat, jarak pandang pendek, man-
tel bulu mengkilap, dan memiliki cakar yang besar. Mereka adalah pemanjat ulung ketika harus mengambil madu di atas
pohon. Cakarnya sangat tajam sehingga meninggalkan goresan- goresan yang dalam ketika memanjat pohon. Binatang ini
sangat berbahaya ketika bersama anaknya. Karena inilah binatang ini banyak dibunuh sehingga terancam kelestari-
annya.
9 Orang Utan
Orang utan Pongo pyomaeus merupakan jenis primata yang hidup di hutan pegunungan Sumatra dan Kalimantan.
Fauna ini merupakan fauna endemik Indonesia yang hidup dengan makan buah-buahan hutan. Sayang, keberadaan or-
ang utan sangat terancam seiring dengan kerusakan hutan. Perburuan dan penangkapan anakan orang utan juga
merupakan bencana yang gawat bagi kelangsungan hidup mereka. Hal ini telah menimpa di Jawa yang mengakibatkan
kepunahan orang utan.
10 Bekantan
Inilah fauna paling aneh dari keluarga primata. Pada umumnya, primata berhidung pesek tetapi bekantan Nasalis
larvatus, terutama yang jantan, berhidung mancung dan besar. Hidung yang panjang ini berfungsi untuk mengeluarkan suara
keras sebagai tanda ada bahaya. Fauna ini persebarannya sempit sekali yaitu di hutan pantai dan tepi sungai Kalimantan.
Fauna ini sangat giat memanjat pada pagi hari saat makan dan pada sore hari saat bergerak menuju tempat tidurnya. Keber-
adaan fauna ini perlu dijaga karena fauna ini jenis primata endemi yang hanya terdapat di Kalimantan.
11 Siamang
Jenis primata yang paling atraktif adalah siamang Hylobates klossi. Mereka dapat melakukan lompatan-
lompatan berbahaya di atas pohon-pohon yang sangat tinggi. Gerakan mereka sering disebut brakiasi. Dengan tungkai depan
yang panjang, binatang yang sangat terampil ini berayun-ayun dari dahan ke dahan, tampak indah seolah-olah didasari rasa
seni dan terkadang dengan kecepatan tinggi. Persebaran sia- mang lebih merata dibanding dua kerabatnya, orang utan dan
bekantan. Siamang dapat ditemukan di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Namun, keberadaannya juga terancam karena
kerusakan habitat mereka.
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa, halaman 49
Gambar 2.32 Beruang madu
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa, halaman 56
Gambar 2.33 Orang utan
Sumber: www.nationalgeographic.com
Gambar 2.34 Bekantan
Sumber: www.nationalgeographic.com
Gambar 2.35 Siamang
31
Keanekaragaman Hayati
12 Elang Jawa
Lihatlah lambang negara kita, Garuda Pancasila. Sebetul- nya lambang itu adalah gambaran dari elang jawa Spizaetus
bartelsi. Burung ini dipilih sebagai lambang negara karena mirip dengan mitologi Garuda, dikenal sebagai kendaraan
Dewa Wisnu. Populasi elang jawa saat ini tinggal sedikit sekali dan hanya ditemukan di Jawa. Ancaman serius terhadap
kelangsungan hidup fauna ini adalah rusaknya habitat yang mengakibatkan terputusnya rantai makanan. Ancaman lain
adalah penangkapan dan perdagangan ilegal sebagai hewan peliharaan.
13 Curik Bali
Curik bali Leucopasar rothschildi adalah burung endemi di Bali, menghuni hutan musim ujung barat Laut Bali. Burung
ini sangat indah dan bersuara merdu. Karena itulah burung ini banyak ditangkap dan diperdagangkan. Harganya yang
mahal merupakan godaan besar bagi para pemburu. Inilah yang menyebabkan burung ini menjadi sangat langka.
Ancaman lain adalah perubahan hutan secara bertahap menjadi permukiman dan pertanian.
14 Merak
Merak Pavo muticus berkerabat dekat dengan ayam hutan. Meskipun bersayap lebar, fauna ini tidak bisa terbang
jauh seperti burung. Merak hanya bisa terbang dari cabang ke cabang pohon lain yang berdekatan. Di Indonesia, merak hanya
terdapat di Jawa. Konon, binatang ini dibawa pedagang dari India. Merak menyukai hutan terbuka dan daerah perkebunan.
Populasi terbesar di Jawa terdapat di tiga taman nasional, yaitu di Ujung Kulon, Alas Purwo, dan Baluran. Di beberapa daerah
di Jawa terdapat pantangan membunuh atau menangkap merak, bahkan tabu memiliki bulunya. Namun, adat lama itu
tidak dipatuhi lagi. Oleh karena bulunya yang indah, merak banyak diburu. Inilah yang menyebabkan kelestarian mereka
sangat terancam.
15 Rangkong
Beberapa spesies burung rangkong terdapat di wilayah barat. Sebagian lagi terdapat di wilayah Wallacea. Beberapa
yang terdapat di wilayah barat adalah rangkong badak Buceros rhinoceros, rangkong jambul Aceros corrugatus, rangkong
papan Buceros bicornis, rangkong perut putih Anthracoceros albirostris, dan rangkong emas Aceros undulatus. Burung
rangkong biasanya menempati pohon-pohon besar seperti beringin di hutan Sumatra dan Kalimantan. Yang menarik dari
burung ini adalah perkembangbiakannya. Si betina mengerami telurnya di dalam lubang pohon yang ditutup semen campuran
tanah, kotoran, dan sisa makanan hingga menyisakan celah sempit pada pohon. Rangkong jantan memberi makan melalui
lubang sempit itu. Rangkong betina baru keluar lubang setelah anak-anak tumbuh besar. Burung ini juga terancam kelestarian-
nya karena diburu untuk diambil daging dan paruhnya yang besar.
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa,
halaman 126
Gambar 2.37 Curik bali
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa,
halaman 74
Gambar 2.38 Merak
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa,
halaman 37
Gambar 2.39 Rangkong
Sumber: Indonesian Heritage, Margasatwa,
halaman 127
Gambar 2.36 Elang jawa