Pengaruh Jenis Garam Alkali Terhadap Kualitas Mie Pengaruh Penambahan Hidrokoloid Terhadap Kualitas Mie

aplikasi teknologi penyimpanan suhu rendah dan pengemasan vakum untuk memperoleh mie dengan umur simpan lebih lama. Tahap kelima adalah optimasi penambahan pengawet untuk memperpanjang umur simpan mie basah matang. Tahap keenam merupakan tahap penurunan konsentrasi kombinasi pengawet terbaik dari tahap kelima untuk memenuhi syarat Cara Pengolahan Pangan yang Baik CPPB. Setelah semua tahapan tadi dilakukan dan diperoleh perlakuan terbaik dari masing-masing tahapan, maka dilakukan kombinasi perlakuan terbaik untuk membuat mie basah matang pada tahap ketujuh. Skema umum tahapan penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Istilah mie basah matang untuk selanjutnya akan dipersingkat dengan sebutan mie. Fomula mie, proses pemasakan, pelumuran minyak, dan pengemasan yang digunakan diperoleh dari Pahrudin 2006 dan untuk selanjutnya disebut sebagai prosedur standar. Formula mie dapat dilihat pada Tabel 2 dan untuk selanjutnya disebut sebagai formula standar. Pemasakan mie basah dilakukan dengan perebusan pada 100 o C selama 2 menit. Pelumuran dilakukan dengan minyak kelapa yang ditambahkan ke dalam air rebusan. Mie yang telah jadi dikemas menggunakan plastik LDPE. Tabel 2. Formula mie standar Bahan Komposisi Tepung terigu Segitiga Biru : Cakra Kembar 1 : 1 Garam dapur 1,0 berat tepung Na 2 CO 3 0,6 berat tepung Air 34 berat tepung Pahrudin 2006

1. Pengaruh Jenis Garam Alkali Terhadap Kualitas Mie

Tahapan pertama ini dilakukan untuk memperoleh formula garam alkali yang dapat menghasilkan mie dengan tekstur yang kenyal dan elastis atau tidak rapuh. Garam alkali yang akan digunakan adalah natrium karbonat Na 2 CO 3 dan sodium tripolifosfat STPP. Formula yang digunakan adalah formula mie standar dengan penggunaan garam alkali sesuai perlakuan yang tertera pada Tabel 3. Setelah selesai dibuat, mie hasil formulasi kemudian diamati warna, tekstur, dan elastisitasnya dengan menggunakan instrumen. Data hasil pengamatan terhadap warna, tekstur, dan elastisitas kemudian diolah secara statistik menggunakan Uji T dengan program SPSS 11.5. Pengamatan subyektif dilakukan setiap 4 jam terhadap parameter bau asam dan ada tidaknya lendir untuk mengetahui umur simpannya. Garam alkali yang menghasilkan umur simpan terpanjang dan tekstur serta elastisitas terbaik kemudian diaplikasikan dalam formula mie pada tahap kombinasi perlakuan terbaik. Tabel 3. Formula perlakuan penambahan garam alkali Perlakuan Jenis Garam Alkali Konsentrasi I Na 2 CO 3 0,6 II STPP 0,2

2. Pengaruh Penambahan Hidrokoloid Terhadap Kualitas Mie

Tahapan ini adalah tahap pembuatan mie dengan melakukan optimasi penambahan hidrokoloid. Formula mie yang digunakan adalah formula mie standar. Jenis hidrokoloid yang digunakan, yaitu CMC, gum Arab, dan karagenan. Penggunaan hidrokoloid dilakukan secara tunggal. Rancangan perlakuan tahap ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Konsentrasi hidrokoloid yang digunakan dalam formula Perlakuan Jenis Hidrokoloid Konsentrasi berat tepung Kontrol Tanpa CMC – I CMC 0,2 II Gum arab 0,5 III Karagenan 0,5 Keterangan: Pahrudin 2006 dan Permenkes 1988 Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan subyektif yang meliputi bau asam dan ada tidaknya lendir setiap 4 jam, serta pengamatan mutu fisik dengan instrumen yang meliputi warna, tekstur, dan elastisitas pada saat mie selesai dibuat jam ke-0. Data hasil pengamatan terhadap warna, tekstur, dan elastisitas kemudian diolah secara statistik menggunakan ANOVA dengan program SPSS 11.5. Target umur simpan yang diinginkan adalah selama 2 hari 48 jam. Formula hidrokoloid dengan hasil terbaik yang diperoleh akan diaplikasikan pada tahap kombinasi perlakuan terbaik.

3. Pengaruh Pemasakan dan Pelumuran Minyak Terhadap Kualitas Mie