Mutu Mikrobiologis Fardiaz, 1992 PENGAMATAN

2. Mutu Kimia

a. Aktivitas air Aw

Aktivitas air diukur menggunakan alat a w -meter Shibaura WA- 360. Sebelum digunakan untuk mengukur sampel, alat ini dikalibrasi terlebih dahulu dengan NaCl jenuh. Sampel diletakkan dalam cawan sensor. Cawan tersebut kemudian dimasukkan kedalam sensor a w - meter. Tekan tombol start untuk memulai pengukuran. Nilai a w dapat dibaca pada layar setelah ada tulisan complete.

b. pH AOAC, 1984

Alat pH meter dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan dengan menggunakan larutan buffer pH 7. Sebanyak 10 gram contoh ditambahkan 100 ml air lalu dihancurkan dengan alat stomacher. Kemudian elektroda ditempatkan dalam sampel sehingga dapat terbaca nilai pH yang diukur. Elektroda diangkat dan dibilas dengan akuades.

c. Total asam tertitrasi TAT Apriyantono et al., 1989

Sebanyak 10 gram sampel ditambahkan sedikit air, kemudian dihancurkan sampai menjadi pulp. Campuran tersebut kemudian dipanaskan samapi mendidih dan dipindahkan ke labu takar 100 ml. Ditambahkan akuades sampai tanda tera. Diambil 25 ml larutan dan ditambahkan fenolftalein 3 tetes. Larutan kemudian dititrasi dengan NaOH 0,01 N yang telah distandarisasi sampai terbentuk warna merah muda.

3. Mutu Mikrobiologis Fardiaz, 1992

Analisis sifat mikrobiologis yang dilakukan yaitu analisis total mikroba, total kapang-kamir dan total bakteri E. coli. Analisis total mikroba dilakukan dengan metode TPC Total Plate Count. Sebanyak 10 gram sampel dimasukkan dalam plastik tahan panas steril yang berisi 90 ml larutan pengencer steril. Sampel tersebut kemudian dihancurkan dengan menggunakan alat stomacher selama 120 detik sehingga dihasilkan sampel mie dengan pengenceran 1 : 10. Campuran dikocok, diambil 1 ml kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan pengencer steril sehingga diperoleh pengenceran 10 -2 . Dengan cara yang sama dilakukan pengenceran 10 -3 , 10 -4 dan seterusnya. Dari masing-masing pengenceran dipipet secara aseptis 1 ml suspensi sampel dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril dilakukan secara duplo. Selanjutnya ditambahkan 15 – 20 ml medium PCA steril bersuhu 45 – 50 o C. Setelah media membeku, cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik pada inkubator dengan suhu 37 o C selama 2 hari. Penghitungan total mikroba dilakukan menggunakan metode Harrigan dengan rumus sebagai berikut : Σ N cawan CFUg = [n 1 x 1 + n 2 x 0,1] x D Keterangan: N = Jumlah koloni yang berada dalam kisaran hitung TPC: 25 – 250, kapang-khamir: 10 – 150 n = Jumlah cawan yang koloninya dapat dihitung D = Tingkat pengenceran terendah Analisis total kapang dan kamir dilakukan dengan metode TPC menggunakan media APDA. Perhitungan total kapang-khamir menggunakan metode Harrigan, sedangkan analisis total koliform dilakukan dengan metode MPN tiga tabung menggunakan media BGLBB. Inokulasi pada tiga tingkat pengenceran. Inkubasi dilakukan pada suhu 37 o C selama 2 hari. Penilaian positif atau negatifnya tabung dilihat berdasarkan pembentukan gas. Pembentukan gas sebanyak 10 atau lebih dari volume di dalam tabung Durham atau terbentuknya kekeruhan dinyatakan sebagai hasil positif. Jika tetap tidak terbentuk gas, dihitung sebagai tabung negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing- masing seri. Jumlah tabung positif pada tiap pengenceran kemudian dicocokkan dengan Tabel MPN untuk mendapatkan jumlah total koliform. Jika terdapat tabung positif, maka selanjutnya dilakukan uji penguat pada media EMBAuntuk mendapatkan jumlah bakteri E. coli dalam sampel.

4. Mutu Organoleptik Soekarto, 1985