PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET TERHADAP

Penyimpanan mie pada suhu 13 ± 2 o C mungkin untuk diaplikasikan pada pasar-pasar swalayan, sedangkan penyimpanan pada suhu 5 ± 1 o C sejauh ini baru dapat diaplikasikan pada tingkat rumah tangga yang membuat mie untuk konsumsi sendiri. Dengan pertimbangan terhadap kesulitan dalam aplikasi di pasaran, penyimpanan mie dengan suhu rendah tidak dipilih menjadi perlakuan terbaik pada tahap ini. Kondisi penyimpanan yang diaplikasikan pada tahap kombinasi perlakuan terbaik adalah penyimpanan pada suhu ruang dengan plastik LDPE tanpa pengemasan vakum.

E. PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET TERHADAP

MUTU MIE Bahan pengawet biasanya ditambahkan kedalam pangan yang mudah rusak, atau pangan yang disukai sebagai medium tumbuhnya bakteri atau kapang. Mie yang memiliki a w dan kadar air tinggi termasuk dalam kelompok makanan yang mudah rusak. Pertumbuhan bakteri yang dicegah atau dihambat tergantung dari jumlah pengawet yang ditambahkan dan pH bahan pangan. Tiga jenis pengawet yang digunakan adalah kalium sorbat, kalsium propionat, dan natrium asetat. Kalsium propionat dan kalium sorbat yang digunakan merupakan bahan kimia teknis. Spesifikasi kalsium propionat dan kalium sorbat teknis tertera pada Lampiran 5 dan 6. Pengawet digunakan dalam bentuk garamnya agar lebih mudah larut dan dapat mempertahankan bentuk asam tidak berdisosiasi. Ketiga pengawet ini dikombinasikan menjadi dua atau tiga dengan konsentrasi sesuai aturan pemakaian pada makanan secara kombinasi atau ADI kombinasi sehingga diperoleh tujuh formula pengawet. Indikator kerusakan awal yang umum terjadi pada mie matang adalah terdeteksinya bau asam dan adanya lendir yang merupakan akibat dari aktivitas bakteri pembusuk. Namun, dalam penelitian pada tahapan ini ditemukan indikator kerusakan lain, yaitu munculnya miselia-miselia kapang berbentuk serabut-serabut berwarna putih. Kapang yang tumbuh ini kemungkinan besar merupakan kontaminasi spora kapang dari udara atau ruang pengolahan. Mie dengan penambahan formula pengawet yang kerusakannya disebabkan oleh kapang diberi tanda bintang . Hasil pengamatan terhadap umur simpan mie Gambar 9 menunjukkan bahwa umur simpan terpanjang dimiliki oleh mie yang diberi pengawet formula VII, yaitu kombinasi Na-asetat 0,016 + Ca-propionat 0,1 + K-sorbat 0,05, yaitu selama 60 jam. Mie dengan pengawet formula III Na-asetat 0,032 + K-sorbat 0,1 memiliki umur simpan 52 jam. Mie dengan penambahan pengawet formula II Ca-propionat 0,1 + K-sorbat 0,1 dan formula V Ca-propionat 0,15 + K-sorbat 0,05 yang melibatkan penambahan sorbat sebanyak 50 memiliki umur simpan paling pendek, yaitu 48 jam. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan sorbat tidak memberikan efek penghambatan terhadap mikroba. Pada umumnya, sorbat digunakan sebagai pengawet pada produk daging yang dikombinasikan dengan penambahan nitrit atau benzoat Jay, 2000. Mie dengan penambahan pengawet formula I Na-asetat 0,032 + Ca- propionat 0,1 dan formula VI Na-asetat 0,032 + Ca-propionat 0,05 + K-sorbat 0,05 memiliki umur simpan 56 jam. Berdasarkan umur simpan mie yang ditambahkan pengawet formula VII, I, dan VI, terlihat adanya sinergisme antara kalsium propionat dengan natrium asetat, dimana asetat berperan sebagai anti bakteri dan propionat sebagai anti kapang. Kemungkinan adanya sinergisme antara kalsium propionat dengan natrium asetat ini sesuai dengan penelitian Pahrudin 2006. Mie dengan hasil terbaik yang diperoleh Pahrudin 2006 melibatkan pengawet Ca-propionat 0,075 + Na-asetat 2,5, disamping penambahan Monolaurin 0,25 + Metil-paraben 0,025. Mie terbaik Pahrudin 2006 ini memiliki umur simpan 56 jam, sedangkan mie kontrol yang dibuat tanpa penambahan pengawet memiliki umur simpan 26 jam berdasarkan pengamatan secara subyektif terhadap terdeteksinya bau asam dan lendir. 44 56 48 52 56 48 56 60 10 20 30 40 50 60 70 Kontrol I II III IV V VI VII Formula pengawet U m u r si m p an jam Keterangan: : Kerusakan karena kapang Kontrol : Na 2 CO 3 0,6 tanpa penambahan pengawet I : Na-asetat 0,032 + Ca-propionat 0,1 II : Ca-propionat 0,1 + K-sorbat 0,1 III : Na-asetat 0,032 + K-sorbat 0,1 IV : Na-asetat 0,048 + Ca-propionat 0,05 V : Ca-propionat 0,015 + K-sorbat 0,05 VI : Na-asetat 0,032 + Ca-propionat 0,05 + K-sorbat 0,05 VII : Na-asetat 0,016 + Ca-propionat 0,1 + K-sorbat 0,05 Gambar 9. Pengaruh penambahan berbagai formula pengawet terhadap umur simpan mie secara subyektif bau asam Penambahan pengawet kedalam adonan mie tidak berpengaruh terhadap pH mie. Mie yang diberi penambahan pengawet memiliki pH sekitar 9,30 – 9,53 Gambar 10. Nilai pH mie berhubungan dengan pembentukan warna kuning yang dilepaskan oleh flavonoid gandum pada pH alkali. Dari nilai pH yang tidak berbeda nyata ini dapat disimpulkan bahwa warna mie yang ditambahkan dengan formula pengawet memiliki warna kuning dengan kecerahan yang hampir sama. Mie formula VII mie dengan penambahan Na- asetat 0,016 + Ca-propionat 0,1 + K-sorbat 0,05 selanjutnya diturunkan konsentrasinya untuk memenuhi syarat CPPB. 9.04 9.30 9.53 9.41 9.33 9.50 9.48 9.33 8.40 8.60 8.80 9.00 9.20 9.40 9.60 9.80 10.00 Kontrol I II III IV V VI VII Formula pengawet Ni la i p H Keterangan: Kontrol : Na 2 CO 3 0,6 tanpa penambahan pengawet I : Na-asetat 0,032 + Ca-propionat 0,1 II : Ca-propionat 0,1 + K-sorbat 0,1 III : Na-asetat 0,032 + K-sorbat 0,1 IV : Na-asetat 0,048 + Ca-propionat 0,05 V : Ca-propionat 0,15 + K-sorbat 0,05 VI : Na-asetat 0,032 + Ca-propionat 0,05 + K-sorbat 0,05 VII : Na-asetat 0,016 + Ca-propionat 0,1 + K-sorbat 0,05 Gambar 10. Derajat keasaman pH mie berdasarkan penambahan berbagai formula pengawet F. PENGARUH PENGGUNAAN PENGAWET TERBAIK DALAM KONSENTRASI RENDAH TERHADAP MUTU MIE Dalam aplikasinya, produsen mie masih terbentur dalam hal biaya produksi untuk menggunakan bahan pengawet dalam konsentrasi yang diajurkan. Berdasarkan pengalaman, produsen mie akan mengencerkan konsentrasi pengawet tetapi tanpa takaran yang jelas. Untuk menghindari hal tersebut, maka diterapkan prinsip cara produksi pangan yang baik CPPB. Dengan teknik ini, penurunan konsentrasi pengawet dilakukan secara terukur sehingga kontribusi penggunaan pengawet formula VII Na-asetat 0,016 + Ca-propionat 0,1 + K-sorbat 0,05 terhadap biaya produksi dapat dihitung seperti yang tertera pada Tabel 16. Tabel 16. Kontribusi penurunan konsentrasi pengawet terhadap biaya Konsentrasi pengawet Kontribusi biayakg mie Kontrol negatif tanpa pengawet – 100 Rp. 137,- 50 Rp. 69,- 25 Rp. 35,- 10 Rp. 14,- 5 Rp. 7,- Pengaruh penurunan konsentrasi pengawet Na-asetat 0,016 + Ca- propionat 0,1 + K-sorbat 0,05 terhadap biaya produksi per kilogram mie ternyata cukup signifikan. Setelah kontribusi terhadap biaya produksi diketahui, selanjutnya pengaruh penurunan konsentrasi terhadap umur simpan mie dapat dilihat pada Gambar 11. 52 60 52 44 56 56 12 24 36 48 60 72 Kontrol negatif 100 50 25 10 5 Konsentrasi pengawet U m u r si m p a n j am Gambar 11. Pengaruh penurunan konsentrasi pengawet terbaik terhadap umur simpan mie secara subyektif bau asam Berdasarkan pengamatan, umur simpan mie yang dibuat dengan pengawet Na-asetat 0,016 + Ca-propionat 0,1 + K-sorbat 0,05 dengan konsentrasi 100 hanya berbeda 4 jam dibandingkan mie dengan konsentrasi pengawet 50 dan 25. Walaupun umur simpan mie dengan penggunaan 50 pengawet dan 25 pengawet sama, namun dari segi ekonomi keduanya berbeda nyata dimana penurunan konsentrasi pengawet sampai 25 mengurangi kontribusi terhadap biaya produksi sampai 75 atau Rp. 102,-kg mie. Oleh karena pertimbangan biaya, maka formula pengawet terbaik, yaitu Na-asetat 0,016 + Ca-propionat 0,1 + K-sorbat 0,05 yang telah diturunkan konsentrasinya menjadi 25 kemudian diaplikasikan pada tahap kombinasi perlakuan terbaik.

G. KOMBINASI PERLAKUAN TERBAIK UNTUK PEMBUATAN MIE