Kegiatan Kerja Kehutanan KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
pencurian pohon, yang kini menjadi ancaman terberat Perum Perhutani secara
umum dan khususnya di KPH Cepu.
4.4. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Secara umum kondisi sosial masyarakat yang berada di sekitar wilayah KPH Cepu masih bersifat marginal, dinamikanya relatif lamban, serta masih sulit
menerima hal-hal baru begitupun inovasi di banyak bidang. Kondisi ini sama, baik untuk masyarakat sekitar hutan yang termasuk daerah Kabupaten Blora
maupun Kabupaten Bojonegoro. Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap alam dan lingkungan bagi pemenuhan kebutuhan hidup mereka tinggi, terlihat dari
tingginya interaksi masyarakat terhadap kawasan hutan. Lahan pertanian berupa sawah dan tegalan yang ada di sekitar wilayah kerja
KPH Cepu luasnya sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah penduduk, selain itu keterbatasan lapangan kerja juga sangat berdampak kepada konfigurasi
interaksi masyarakat dengan kawasan hutan. Pada periode terakhir ini, kondisi tersebut lebih melahirkan interaksi yang bersifat negatif terhadap hutan. Hal inilah
yang kini menjadi ancaman terhadap keberadaan kawasan hutan dan problem bagi pengelola hutan, khususnya pihak Perhutani yaitu petugas KPH Cepu. Untuk itu
kini dikembangkan bentuk pengelolaan dengan berbasis kemitraan dengan masyarakat sekitar hutan, yaitu dengan pelaksanaaan PHBM Pengelolaan
Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat, dimana kegiatannya didasari prinsip berbagi, baik tanggung jawab akan kondisi hutan, pengelolaan lahan, maupun
hasil dari kegiatan yang dilakukan sharing hasil penebangan. Kondisi umum masyarakat maupun desa sekitar hutan wilayah KPH Cepu
dari beberapa LMDH yang dijadikan unit contoh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. LMDH Tunggak Semi, Desa Temengeng, Blora BKPH Pasarsore
Desa Temengeng sendiri secara administratif berada di Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Adapun batas-batas wilayah
desa ini antara lain : a.
sebelah Utara : Desa Sambong, Kec. Sambong, Kab. Blora
b. sebelah Selatan
: Desa Galuk, Kec. Kedungtuban, Kab. Blora
c. sebelah Timur
: Desa Sambongrejo, Kec. Sambong, Kab. Blora d.
sebelah Barat : Desa Blungun, Kec. Jepon, Kab.Blora
Luas wilayah dari Desa Temengeng yaitu 1085 ha, dengan pemanfaatan lahan untuk pemukiman 46 ha, sawah 77 ha, tegalanladang 93 ha, serta
hutan seluas 868.9 ha. Dari lahan pertanian yang ada, sebagian besar merupakan tanah dengan kualitas sedang dan kritis. Selain itu kepemilikan lahan milik sangat
terbatas. Terkait masalah tadi maka interaksi masyarakat terhadap hutan tinggi, baik pemanfaatan lahan sebagai pesanggem, lahan penggembalaan ternak, juga
pengambilan rencek kayu bakar. Pada tahun 1999, hutan di desa Temengeng juga tak luput dari aktivitas
penjarahan kayu besar-besaran oleh masyarakat sekitar, dan menyebabkan sejumlah tegakan mengalami kerusakan, khususnya untuk tegakan dengan kayu
yang berada pada kelas umur sedang. 2. LMDH Wana Jati Lestari, Desa Nglobo, Blora BKPH Nglobo
Desa Nglobo memiliki luas wilayah 1.889 ha dimana 1.821,5 merupakan hutan negara, dengan jumlah penduduk sebanyak 2112 jiwa: 1.061 pria dan 1.051
perempuan, dengan tingkat pendidikan formal beragam: dari buta huruf hingga sarjana namun terbanyak yaitu lulusan SMA Profil Desa Nglobo 2005. Namun
berdasar data kependudukan desa terbaru tahun 2007, jumlah penduduk Desa Nglobo sekarang sebanyak 2087 jiwa. Batas-batas wilayah Desa Nglobo yaitu :
a. sebelah Utara : Desa Cabak, Kecamatan Jiken
b. sebelah Timur : Desa Ngawenan, Kecamatan Sambong
c. sebelah Selatan : Desa Blungun, Kecamatan Jepon
d. sebelah Barat : Desa Genjakan, Kecamatan Jiken
Desa ini dahulu merupakan desa IDT Inpres Desa Tertinggal, kini merupakan desa pertanian. Kondisi lahan yang ada jauh lebih kecil daripada
jumlah penduduk di dalamnya. Melalui PHBM, dimana ada sistem berbagi pengolahan lahan, masyarakat jadi mempunyai lahan untuk diolah dan memiliki
pekerjaan. Kondisi masyarakat desa Nglobo juga dinamis, bahkan dapat dikatakan paling dinamis diantara masyarakat desa-desa lainnya di wilayah sekitar KPH
Cepu. Masyarakatnya terkenal berpikiran kritis terutama terhadap suatu kebijakan
baru yang diterapkan pada desa mereka. Hal ini dipengaruhi dengan keadaan desa yang cukup kaya, baik hutan maupun minyak, sehingga beberapa perusahaan
membuka unit pengelolaannya di sana, seperti Perum Perhutani maupun Pertamina.
3. LMDH Wana Lestari, Desa Kedewan, Bojonegoro BKPH Kedewan
Lembaga ini berada di Desa Kedewan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Secara administrasi daerah, wilayah ini sudah masuk
Provinsi Jawa Timur, namun dalam pembagian wilayah hutannya, masih termasuk dalam lingkup KPH Cepu, tepatnya BKPH Kedewan, RPH Beji – Kedewan.
Desa yang memiliki luas sebesar 889,48 ha ini ditinggali sejumlah 3577 jiwa, yaitu 1724 laki-laki dan 1853 perempuan. Pemanfaatan lahan di desa
Kedewan berupa sawah tadah hujan, tegalanladang, pemukiman, dll. Adapun batas-batas desa Kedewan :
a. sebelah Utara : Desa Kaligede, Kecamatan Senori
b. sebelah Timur : Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan
c. sebelah Selatan : Desa Argomulyo, Kecamatan Kedewan
d. sebelah Barat : Desa Beji, Kecamatan Kedewan
Desa Kedewan merupakan batas desa terujung bagian barat areal pengelolaan KPH Cepu. Penduduknya bermata pencaharian terbesar sebagai
buruh swasta, juga ada kegiatan lain seperti buruh tani, petani, pegawai negeri, pengrajin, dan pedagang. Untuk pendidikan mulai dari tidak tamat SD hingga
sarjana, namun jumlah terbesar yaitu masyarakat yang mengenyam pendidikan sampai lulus SD saja.
4. LMDH Alas Rejo, Desa Sambongrejo, Blora BKPH Kendilan LMDH ini terletak di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, dan masih
termasuk dalam Kabupaten Blora. Desa Sambongrejo memiliki luas 310.028 ha, adapun pemanfaatan lahan terbesar berupa ladang. Total jumlah penduduknya
3037 jiwa dengan mata pencaharian utama sebagi buruh tani. Tingkat pendidikan masyarakat terbanyak yaitu tamatan SMP.
Batas-batas wilayah Desa Sambongrejo yaitu : a. sebelah Utara
: Desa Sambong b. sebelah Timur
: Desa Gadu c. sebelah Selatan
: Desa Kalen d. sebelah Barat
: Desa Temengeng Pada masa penjarahan besar-besaran tahun 1999, desa Sambong
merupakan desa yang pertama kali menjadi korban. Masyarakat desa ada yang berusaha menjaga keamanan desanya maupun hutan, tetapi adapula yang menjadi
buruh balak blandong. Namun pelaku utama dari penjarahan bukanlah penduduk desa ini, melainkan dari luar. Tegakan jati yang sudah berada di KU sedang
maupun tua habis dijarah, kondisi inilah yang menyebabkan tanaman jati di desa ini sekarang masih berada di KU muda sehingga rawan terbakar.
5. LMDH Wana Bhakti, Desa Cabak, Blora BKPH Cabak
Lembaga ini terdapat di Desa Cabak, Kec. Jiken, Kab. Blora, sedangkan wilayah pangkuan hutannya meliputi RPH Kemuning dan RPH Cabak, BKPH
Cabak, KPH Cepu. Desa Cabak memilki luas 1.474.344 ha dengan jumlah penduduk 2.144 orang. Luasan areal terbesar yaitu berupa hutan produksi, seluas
1.341.700 ha. Penduduknya sebagian besar tidak tamat SD dan bermata pencaharian sebagai petani, pekerja sektor industri, maupun bidang perdagangan.
Adapun batas-batas wilayah desa yaitu : a. sebelah Utara
: Desa Jiken b. sebelah Timur
: Desa Nglebur c. sebelah Selatan
: Dukuh Ngawenan d. sebelah Barat
: Desa Nglobo
Desa Cabak ini merupakan desa batas wilayah KPH Cepu paling timur dari desa-desa lainnya. Umumnya di desa ini mudah ditemukan industri kerajinan
tunggak kayu jati yang diolah menjadi meubel ukir dengan nilai estetika tinggi.
Gambar 3 Indutri kerajinan ukiran tunggak jati BKPH Cabak. 6. LMDH Wana Tani Makmur, Desa Nglebur, Blora BKPH Nglebur
Lembaga yang memiliki luas wilayah pangkuan seluas 3008,2 Ha ini meliputi beberapa RPH, seperti :
a. RPH Nglebur, RPH Bulak, RPH Sumberejo – BKPH Nglebur b. RPH Pengkok – BKPH Cabak
c. RPH Janjang – BKPH Nanas d. RPH Ketringan – BKPH Wonogadung
Luas areal Desa Nglebur yaitu 3.701,9 Ha, dengan pemanfaatan terbesar untuk areal pertanian. Jumlah penduduk tahun 2002 sebanyak 4.994 jiwa yang
sebagian besar bekerja sebagai petani, lalu di bidang jasa dan PNS. Adapun batas- batas wilayah desa Nglebur yaitu :
a. sebelah Utara : Desa Jiken, Kecamatan Jiken
b. sebelah Timur : Desa Bleboh, Kecamatan Jiken
c. sebelah Selatan : Desa Ledok, Kecamatan Jiken
d. sebelah Barat : Desa Cabak, Kecamatan Jiken
Kondisi desa yang berada agak di dalam, jauh dari jalan raya membuatnya cukup aman dan ditambah pula dengan adanya pos penjagaan Perhutani sebelum
memasuki jalan menuju desa ini.