Api dalam proses pembakaran di atas mempunyai potensi merusak. Namun, tidak semua dampaknya bersifat merusak. Setelah melaksanakan pengamatan,
diketahui bahwa ternyata di alam pembakaran dapat mempercepat proses penguraian bahan-bahan yang tertimbun serta membantu dalam usaha-usaha
pengelolaaan hutan dalam rangka pembersihan lapangan, yang akan memperingan pekerjaan bidang penanaman.
2.2. Sebab-Sebab Kebakaran Hutan
Dalam pengendalian kebakaran hutan, hal utama yang perlu terlebih dahulu diketahui yaitu sebab-sebab kebakaran, karena sebab ini akan berpengaruh
terhadap perencanaan, penanggulangan, dan pemadaman, serta upaya antisipasinya kelak sebagai upaya pencegahan.
Sumber api penyebab kebakaran hutan dapat dibagi dua : alam dan ulah manusia. Adapun sumber dari alam dapat karena petir, batubara, dan gesekan
kayu. Sedangkan sumber akibat ulah manusia diantaranya sengaja membakar, puntung rokok yang disambung dengan botol yang berisi minyak tanah atau
sebungkus korek api, penggunaan obor minyak tanah untuk penyulut api, konflik sosial, api unggun, iseng, operasi pembalakan Saharjo 2003.
Sebagai faktor alam, api dari petir berpotensi sangat kecil menjadi penyebab kebakaran hutan Indonesia. Sebagai negara dengan curah hujan tinggi, di
Indonesia bila ada petir maka akan disertai turunnya hujan, sehingga dapat langsung memadamkan bila sempat terjadi nyala api akibat petir. Sedangkan
faktor cuaca pernah melatarbelakangi terjadinya kebakaran hutan besar-besaran di Indonesia, khususnya kebakaran hutan tahun 1997-1998 dan 2002, yaitu karena
adanya pengaruh kemarau panjang akibat El-Nino. Kebakaran hutan di Indonesia menurut Asian Development Bank ADB
tahun 19971998 diacu dalam Sumantri 2003 disebabkan 99 oleh perbuatan manusia dan 1 oleh faktor alam. Kasus akibat oleh manusia dapat terjadi karena
disengaja pembakaran hutan maupun tidak disengaja unsur kelalaian. Pembakaran hutan umumnya dilatarbelakangi oleh motif-motif tertentu, yang
seringkali sangat kompleks dan sukar untuk ditelusuri. Hal ini yang menyulitkan upaya pendekatan untuk penanggulangan masalah kebakaran hutan.
Berdasarkan kaji ulang penelitian mengenai kasus kebakaran hutan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam diketahui bahwa
beberapa aktifitas manusia yang menjadi penyebab kebakaran hutan di beberapa daerah Indonesia diantaranya sebagai berikut Wibowo 2003 :
a. Sumatera Selatan : kegiatan perladangan dan usaha mendapatkan rumput
untuk ternak. b.
Kalimantan Selatan Riam Kanan : terjadinya kebakaran pada areal reboisasi karena api yang merambat dari penyiapan lahan masyarakat untuk
perladangan. c.
Jawa Timur KPH Banyuwangi : kebakaran terjadi akibat penggunaan api oleh para pencari rotan dan madu.
d. Jawa Barat Gunung Ciremai : kebakaran terjadi akibat pendaki gunung atau
wisatawan yang lalai dalam penggunaan api. Siswanto 1993 mengungkapkan beberapa motivasi manusia untuk
menimbulkan api di hutan bermacam-macam, misalnya: a.
Perladangan berpindah, yang masih merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat yang hidup di dalam hutan.
b. Pembakaran alang-alang dalam rangka melaksanakan reboisasi di lahan kritis,
yang sering kali atau terkadang tidak dapat dikendalikan lagi sehingga berakibat pada terjadinya kebakaran yang luas
c. Pembakaran alang-alang pada padang penggembalaan dengan tujuan
mendapatkan rumput-rumput baru yang segar sebagai pakan ternak. d.
Perburuan binatang liar di hutan yang sering terjadi dan umumnya disertai dengan membuat sumber api, baik untuk menghangatkan diri ataupun untuk
merangsang hewan buruan. e.
Rekreasi dan perkemahan di hutan yang kurang hati-hati sehingga dapat mengakibatkan menjalarnya sisa sumber api yang ditinggalkan.
f. Khusus untuk hutan di Pulau Jawa sering dijumpai adanya unsur kesengajaan
membakar hutan sebagai akibat dari adanya rasa sakit hati kepada petugas pengelola hutan, pengalihan perhatian petugas untuk memepermudah
pengambilan rencek kayu bakar, merangsang turunnya hujan dan sebagainya.