Metode Pengumpulan Data METODOLOGI

kasus kebakaran hutan. BKPH contoh tersebut adalah: BKPH Cabak, BKPH Nglebur, BKPH Pasarsore, BKPH Kendilan, BKPH Nglobo, BKPH Kedewan. Penentuan BKPH tersebut juga terkait dalam menetapkan LMDH contoh yang akan diamati. LMDH kajian yaitu satu LMDH yang berada di wilayah BKPH contoh tersebut. LMDH kajian contoh juga ditetapkan berdasarkan hasil rekomendasi Bagian PHBM KPH Cepu, diantaranya LMDH dengan perolehan sharing tertinggi, atau LMDH yang berada di desa dengan masyarakat dinamis. Kurun waktu data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan pelaksanaan PHBM. Data diusahakan mencerminkan kondisi waktu pelaksanaan program yang sebanding, yaitu antara sebelum pelaksanaan dan setelah pelaksanaan. Kisaran waktu ditetapkan selama 5 tahun 5 tahun sebelum dan 5 tahun setelah. Berdasarkan informasi awal, PHBM berlangsung sejak 2001, maka data yang digunakan yaitu mulai tahun 1996 s.d. 2006. Informasi mengenai kondisi lokasi praktek maupun sosial masyarakat diperoleh berdasarkan keterangan dari pihak KPH Cepu, pemerintah desa, maupun instansi-instansi terkait.

3.5. Metode Analisis Data

Data-data mengenai kondisi kejadian kebakaran hutan yang telah terjadi di KPH Cepu dalam kurun waktu pengamatan maupun informasi mengenai keberlangsungan program PHBM di KPH Cepu diolah dengan cara melihat jumlah total kejadian, rata-rata maupun perkembangan yang ada dan diulas secara deskripsi baik dengan narasi atau berupa grafik maupun tabel. Proses pengolahan lebih detail sebagai berikut :

3.5.1. Kejadian Kebakaran Hutan

a. Analisa berdasarkan data statistik kebakaran hutan KPH Cepu tahun 1996 hingga 2006, tanpa tahun 1999. b. Analisa kejadian kebakaran hutan untuk tingkat KPH: b.1. Menentukan luas total areal kebakaran hutan setiap tahunnya selama periode pengamatan, dengan menjumlahkan data luas areal terbakar setiap BKPH dalam satu tahun yang sama. b.2. Menentukan tahun-tahun dengan luas kebakaran hutan yang ekstrem, tahun dengan luas kebakaran terbesar dan terkecil. c. Analisa kejadian kebakaran hutan tiap-tiap BKPH, yang meliputi luas maupun frekuensi kebakaran. c.1. Penilaian berdasar luas kebakaran : c.1.1. Menghitung rata-rata dari luas total areal terbakar selama 10 tahun dari setiap BKPH. c.1.2. Menentukan BKPH dengan areal terbakar terluas dan terkecil. c.1.3. Melakukan klasifikasi luas areal terbakar berdasarkan klasifikasi Chandler et al 1983 untuk setiap kasus kebakaran. c.2. Penilaian frekuensi kejadian kebakaran hutan: c.2.1. Menghitung berapa kali atau berapa tahun kebakaran hutan terjadi di BKPH tersebut selama tahun 1996 hingga 2006. c.2.2. Menentukan BKPH dengan frekuensi kasus kebakaran hutan paling banyak sering dan paling sedikit jarang. Frekuensi kebakaran di sini tidak menyatakan jumlah kebakaran selama setahun, melainkan jumlah tahun kebakaran selama jangka waktu data dalam pengamatan 10 tahun.

3.5.2. Keefektifan PHBM terhadap Pengendalian Kebakaran Hutan

a. Menghitung rata-rata luas kejadian kebakaran per BKPH dari tahun sebelum pelaksanaan PHBM tahun 1996-2001, dan dengan metode yang sama juga dilakukan untuk tahun setelah penerapan PHBM tahun 2002- 2006 menggunakan Microsoft Excel. b. Nilai rata-rata ini kemudian menjadi data baru: Data Rata-rata Luas Sebelum PHBM dan Sesudah PHBM Lampiran 12. c. Mengolah data b menggunakan SPSS 13.0. menggunakan uji statistik berupa Paired Sample T Test , atau Uji T Untuk Dua Sampel yang Berpasangan paired. Dua sample yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. e. Di dalam pengujian digunakan hipotesisasumsi sebagai berikut : H : adanya PHBM tidak berpengaruh nyata terhadap upaya

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN (Studi Di Wilayah Perum Perhutani KPH Malang)

1 8 17

Implementasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Perum Perhutani Unit II Di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

0 5 7

Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui pendekatan kelompok kasus pengelolaan hutan bersama masyarakat pada areal hutan produksi Perum Perhutani Unit I Provinsi Jawa Tengah

3 81 325

Tinjauan Penyelenggaran Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) : Studi Kasus di RPH Leuwiliang, BKPH Leuwiliang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit 111 Jawa Barat

0 2 113

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Peningkatan Peran Masyarakat dalam Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan di KPH Malang Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 14 132

Partisipasi Masyarakat Desa Hutan dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 9 114

Evaluasi Pelaksanaan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) LMDH Wana Bumi Tirta Makmur, Desa Banjaranyar, BKPH Margasari, KPH Balapulang, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 11 68

Model Simulasi Pengelolaan Hutan di KPH Banyumas Barat Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 6 40

PEMBERIAN HAK KELOLA LAHAN OLEH PERHUTANI KEPADA MASYARAKAT DESA HUTAN MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI PERUM PERHUTANI KPH BLORA.

0 0 1