pengendalian kebakaran hutan di KPH Cepu H
1
: adanya PHBM berpengaruh nyata terhadap upaya pengendalian kebakaran di KPH Cepu.
f. Melakukan pengambilan keputusan hasil pengujian : Bila
nilai p-value
0,05, maka H diterima
Bila nilai
p-value 0,05, maka H
ditolak g. Dilakukan pembahasan pengkajian mengenai kondisi atau faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil pengujian tersebut setelah diperoleh hasil uji.
3.5.3. Pengaruh PHBM terhadap Kejadian Kebakaran Hutan KPH Cepu
Menurut standar evaluasi PHBM dari Perhutani Pusat Direksi Perum Perhutani 2003 penilaian pengaruh PHBM untuk kebakaran hutan dilakukan
terhadap laju penurunan gangguan keamanan hutan, dalam hal ini yaitu luas area yang terbakar dalam satuan Ha.
Penghitungan hanya dilakukan untuk data kebakaran pada tahun setelah penerapan PHBM yaitu mulai tahun 2002. Karena tahun 2006 luas kebakaran
kembali meningkat maka penghitungan hanya dilakukan selama 3 tahun, mulai dari 2002 hingga 2005.
Penghitungan laju penurunan luas area terbakar dilakukan dengan mengurangi luas tahun terukur dengan luas tahun sebelumnya lalu hasil diubah
dalam bentuk persen untuk discoring dengan acuan sebagai berikut: penurunan 50 , score 1
penurunan 50 - 60 , score 3 penurunan 60 , score 5
3.5.4. Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan di Lapangan
Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara, dilakukan pembahasan mengenai pelaksanaan upaya pengendalian kebakaran hutan oleh Perhutani,
sebagai pengelola hutan utama dari tegakan di kawasan tersebut, serta kegiatan- kegiatan LMDH, sebagai pelaksana PHBM, yang terkait dengan upaya
pengendalian kebakaran hutan di wilayah KPH Cepu. Kegiatan dapat berupa hal- hal yang telah, sedang, maupun akan berlangsung, dimana dapat menjadi salah
satu model kegiatan perlindungan hutan yang melibatkan masyarakat secara aktif.
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Keadaan Umum KPH Cepu 4.1.1. Letak Geografi dan Luas Kawasan
Berdasarkan peta geografis, KPH Cepu terletak antara 111°16” – 111°38” Bujur Timur dan 06°528” – 07°248” Lintang Selatan. Secara administratif,
wilayah KPH Cepu meliputi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Blora dan Kabupaten Bojonegoro. Hal ini didasari oleh Surat Keputusan Menteri Pertanian
Republik Indonesia No. 73 Um 52 pada tanggal 16 Juni 1952. Perum Perhutani KPH Cepu mempunyai luas total kawasan 33.047,3 ha, yang berada dalam dua
wilayah kabupaten di atas, yaitu : 1. Kabupaten Blora, Propinsi Jateng seluas : 27.098,2 ha
2. Kabupaten Bojonegoro, Propinsi Jatim seluas : 5.949,1 ha Secara umum, kawasan hutan Cepu di bagian utara terletak pada
pegunungan Kendeng, di bagian barat termasuk ke dalam DAS Lusi, sedangkan di bagian selatan merupakan kawasan penyangga aliran Sungai Bengawan Solo.
Adapun batas – batas wilayah KPH Cepu ialah : a. Sebelah Utara
: KPH Kebonharjo, Perum Perhutani Unit I Jateng b. Sebelah Timur
: KPH Parengan, Perum Perhutani Unit II Jatim c. Sebelah Selatan
: Sungai Bengawan Solo d. Sebelah Barat
: KPH Randublatung, Perum Perhutani Unit I Jateng Sebagai pusat pengelolaan, areal kantor KPH Cepu terletak di Jalan Sorogo,
Cepu, Jawa Tengah. Namun kini karena gedung di Sorogo tersebut akan direnovasi maka kegiatan dipindahkan di Wisma Tamu Guest House KPH Cepu,
di daerah Tuk Buntung, lebih dekat di pusat Kecamatan Cepu.
4.1.2. Pembagian Wilayah Hutan
Terkait kepentingan kegiatan perencanaan hutan, maka wilayah hutan KPH Cepu dikelompokkan kedalam 7 tujuh bagian hutan BH beserta luas arealnya
yang tercantum pada Tabel 2.