Pengaruh Kebakaran Hutan TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1. Klasifikasi luas areal terbakar Kelas areal Luas areal terbakar acre Luas areal terbakar Ha A ≤ 0.25 ≤ 0.10 B 0.26 – 9 0.11 – 3.64 C 10 – 99 4.05 – 40.06 D 100 – 200 40.47 – 80.94 E 300 – 999 121.41 – 404.29 F 1000 – 4999 404.69 – 2023.05 G ≥ 5.000 ≥ 2023.45 Sumber : Chandler et al. 1983

2.4. Pengendalian Kebakaran Hutan

Menurut Husaeni 2003, pengendalian kebakaran hutan forest fire management adalah semua aktivitas untuk melindungi hutan dari kebakaran liar maupun penggunaan api secara sengaja, dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pengelolaan hutan. Pengendalian kebakaran ini mencakup tiga komponen kegiatan, yaitu : a. Mencegah terjadinya kebakaran hutan. b. Memadamkan kebakaran hutan dengan segera sewaktu api masih kecil. c. Penggunaan api untuk tujuan-tujuan tertentu dalam pengelolaan hutan. Sedangkan Suratmo 1974 mengemukakan bahwa pengendalian kebakaran hutan tidaklah hanya meliputi aktivitas dalam pemadamannya saja, tetapi juga meliputi pencegahan dan aktivitas persiapan pemadaman kebakaran. Dalam aplikasinya di lapangan, upaya pengendalian kebakaran memerlukan perencanaan yang matang. Hal ini merupakan tugas dari pengelola hutan setempat yang juga bertanggung jawab dalam hal pengendalian kebakaran. Upaya ini juga harus terus dievaluasi dan direvisi setiap tahun, mengingat kondisi musim dan karakteristik bahan bakar yang perubahannya sangat dinamis bahkan untuk di suatu kawasan yang sama sekalipun.

2.4.1. Pencegahan Kebakaran Hutan

Dari ketiga komponen upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan diatas, terlihat pencegahan berada di posisi teratas, juga menjadi hal yang jauh lebih utama untuk dilakukan. Karena bila kebakaran sudah terjadi, maka yang muncul hanyalah kerugian, seperti kehilangan aset berupa potensi hutan, harus melakukan pemadaman hingga upaya perbaikan kualitas lahan bekas terbakar, dimana biaya pengadaan tentunya tidak kecil secara nominal. Dalam beberapa slogan kerap dinyatakan bahwa lebih baik mencegah daripada menanggulangi, hal ini juga berlaku terkait kebakaran hutan dan lahan. Dalam mencegah kebakaran banyak metode yang dapat dipilih dan digunakan. Metode yang sering dilakukan yaitu menggunakan metode 3 E, yaitu Education pendidikanpenyuluhan, Law Enforcement penegakan hukum, dan Engineering keteknikan. Untuk mencapai hasil yang optimal, hendaknya pelaksanaan metode ini tidak dilakukan secara terpisah-pisah, melainkan dikombinasikan. Berdasarkan Husaeni 2003, maksud dari metode 3 E ini yaitu : a. Education Pendidikan penyuluhan Fokus pencegahan E pertama dari rangkaian 3 E ini yaitu upaya pengenalan dan peningkatan kesadaran tentang bahaya, akibat atau besarnya kerugian akibat terjadinya kebakaran, sumber api penyebab kebakaran hutan, serta cara-cara pencegahannya. Sasaran dari kegiatan ini yaitu masyarakat umum, namun lebih dikhususkan bagi masyarakat sekitar hutan. Dalam aplikasi di lapangan, hendaknya kegiatan disesuaikan dengan adat dan budaya masyarakat setempat. Adapun beberapa teknik yang dapat dilakukan seperti: penyuluhan perorangan, penyuluhan pada kelompok masyarakat, memanfaatkan media massa, kampanye, pendidikan di sekolah, pemasangan papan peringatan, poster, pendekatan melalui ceramah dalam kegiatan-kegiatan keagamaan, dll. b. Law Enforcement Penegakan Undang-Undang dan Peraturan Untuk mengefektifkan metode ini, maka segala peraturan maupun undang- undang terkait pencegahan kebakaran hutan haruslah ditegakkan secara sungguh- sungguh, adil dan tak pandang bulu. Oleh sebab itu diperlukan kerjasama yang baik antara pihak pengelola hutan dengan pihak kepolisian dan kejaksaan.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN (Studi Di Wilayah Perum Perhutani KPH Malang)

1 8 17

Implementasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Perum Perhutani Unit II Di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

0 5 7

Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui pendekatan kelompok kasus pengelolaan hutan bersama masyarakat pada areal hutan produksi Perum Perhutani Unit I Provinsi Jawa Tengah

3 81 325

Tinjauan Penyelenggaran Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) : Studi Kasus di RPH Leuwiliang, BKPH Leuwiliang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit 111 Jawa Barat

0 2 113

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Peningkatan Peran Masyarakat dalam Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan di KPH Malang Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 14 132

Partisipasi Masyarakat Desa Hutan dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 9 114

Evaluasi Pelaksanaan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) LMDH Wana Bumi Tirta Makmur, Desa Banjaranyar, BKPH Margasari, KPH Balapulang, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 11 68

Model Simulasi Pengelolaan Hutan di KPH Banyumas Barat Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 6 40

PEMBERIAN HAK KELOLA LAHAN OLEH PERHUTANI KEPADA MASYARAKAT DESA HUTAN MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI PERUM PERHUTANI KPH BLORA.

0 0 1