3 Gips CaSO
4
Gips digunakan sebagai sumber kalsium dan sebagai bahan untuk memperkokoh media. Dengan kondisi yang kokoh maka diharapkan media
tidak mudah rusak. 4
Kantong plastik Penggunaan kantong plastik bertujuan untuk mempermudah pengaturan
kondisi jumlah oksigen dan kelembaban media dan penanganan media selama pertumbuhan. Kantong plastik yang digunakan adalah plastik yang
kuat dan tahan panas sampai dengan suhu 100 C. Jenis plastik biasanya
dipilih dari jenis polipropilen PP. Ukuran dan ketebalan plastik terdiri dari berbagai macam. Beberapa ukuran plastik yang biasa digunakan
dalam budidaya jamur antara lain 20 x 30 cm, 17 x 35 cm, 14 x 25 cm dengan ketebalan 0,3 – 0,7 mm atau dapat juga lebih tebal.
2.1.2. Budidaya Jamur Tiram
Menurut Cahyana et. al 1999, langkah – langkah dalam melakukan budidaya jamur tiram dengan menggunakan serbuk kayu adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Serbuk kayu, bekatul, kapur dan gips disiapkan sesuai dengan kebutuhannya. Perbandingan kebutuhan bahan – bahan tersebut adalah seperti pada Tabel 6.
Tabel 6 Kebutuhan Bahan – Bahan dalam Budidaya Jamur Tiram
Formulasi Serbuk Kayu
kg Tapioka
kg Bekatul
kg Kapur
kg Gips
kg TSP
kg I
II III
IV 100
100 100
100 -
- -
5 15
5 10
10 5
2.5 2.5
5 1
0.5 0.5
1 -
0.5 0.5
0.5 Sumber
: Cahyana et. al 1999
Pada Tabel 6 terdapat berbagai formulasi media untuk pertumbuhan jamur tiram. Hal tersebut berdasarkan pengalaman masing – masing pengusaha yang
dilakukan di tempat yang berbeda yang lebih menguntungkan. Berdasarkan Tabel 6 dapat dipilih salah satu formulasi yang sesuai dengan kondisi tempat
budidaya. 2.
Pengayakan Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat
keseragaman yang kurang baik karena di dalamnya biasanya terdapat potongan–potongan yang cukup besar. Hal ini mengkibatkan tingkat
pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Untuk mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji kayu perlu diayak.
3. Perendaman
Perendaman serbuk gergaji perlu dilakukan untuk menghilangkan getah dan minyak yang terdapat pada serbuk kayu. Disamping itu perendaman juga
berfungsi untuk melunakkan serbuk kayu agar mudah diuraikan oleh jamur. Perendaman dilakukan selama 6 – 12 jam, kemudian serbuk kayu ditiriskan.
4. Pengukusan
Pengukusan serbuk kayu yang telah direndam dilakukan pada suhu 80 – 90 C
selama 4 – 6 jam. Proses pengukusan ini bertujuan untuk mengurangi mikroba yang dapat menggangu pertumbuhan jamur tiram yang ditanam dan untuk
melarutkan minyak getah yang terdapat pada kayu. 5.
Pencampuran Bahan – bahan tambahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan
selanjutnya dicampur dengan serbuk gergaji yang telah dikukus. Pencampuran
harus dilakukan secara merata. Dalam proses pencampuran diusahakan tidak terdapat gumpalan, terutama serbuk gergaji dan kapur, karena dapat
mengakibatkan komposisi media yang diperoleh tidak merata. 6.
Pengomposan Proses pengomposan dimaksudkan untuk menguraikan senyawa – senyawa
kompleks dalam bahan – bahan bantuan mikrobe sehingga diperoleh senyawa – senyawa yang lebih sederhana. Senyawa yang lebih sederhana akan lebih
mudah dicerna oleh jamur sehingga memungkinkan pertumbuhan jamur akan lebih baik. Pengomposan dilakukan dengan cara membumbun campuran
serbuk gergaji kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1 – 2 hari. Proses pengomposan yang baik ditandai dengan
kenaikan suhu menjadi sekitar 50 C. Kadar air campuran atau kompos harus
diatur pada kondisi 50 persen – 65 persen dengan tingkat keasaman pH 6 – 7. Adonan yang baik adalah bila adonan itu dikepal membentuk gumpalan, tetapi
mudah dihancurkan. 7.
Pewadahan Dilakukan dengan menggunakan plastik polipropiline PP karena plastik ini
relatif tahan panas. Pewadahan dilakukan dengan cara memasukkan adonan ke dalam plastik kemudian dipadatkan dengan menggunakan botol atau alat yang
lain. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal karena media cepat busuk sehingga produktifitas akan rendah.
8. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menginaktifkan mikroba baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan
jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80 – 90
C selama 6- 8 jam.
9. Inokulasi pemberian bibit
Inokulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan taburan dan tusukan. Inokulasi secara taburan adalah dengan menaburkan bibit ke
dalam media tanam secara langsung. Sementara itu inokulasi secara tusukan dilakukan dengan cara membuat lubang di bagian tengah media melalui cincin
sedalam tiga per empat dari tinggi media. Selanjutnya dalam lubang tersebut diisi bibit yang telah dihancurkan.
10. Inkubasi
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan bibit pada kondisi tertentu agar miselia jamur tumbuh. Suhu yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan miselia adalah antara 22 –28
C. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Biasanya media akan tampak
putih secara merata antara 40–60 hari sejak dilakukan inokulasi. Keberhasilan pertumbuhan miselia jamur dapat diketahui sejak 2 minggu setelah inkubasi.
11. Penumbuhan
Media tumbuh jamur yang sudah putih oleh miselia jamur sudah siap untuk dilakukan penanaman growing or farming. Penanaman dengan cara
membuka plastik media tumbuh yang sudah penuh miselia tersebut. Satu sampai dua minggu setelah media dibuka biasanya akan tumbuh tubuh buah.
Tubuh buah yang sudah tumbuh tersebut selanjutnya dibiarkan selama 2–3 hari atau sampai tercapainya pertumbuhan yang optimal. Kondisi yang
diperlukan untuk pertumbuhan tubuh buah adalah pada suhu 16 – 22
C dengan kelembaban 80 – 90 persen.
12. Pemanenan
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, yaitu cukup besar tetapi belum mekar penuh. Pemanenan biasanya dilakukan 5
hari setelah tumbuh calon jamur. Ukuran jamur sudah cukup besar dengan diameter rata–rata 5 – 10 cm. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari
untuk mempertahankan kesegarannya dan untuk mempermudah tataniaganya. Jamur yang sudah dipanen tidak perlu dipotong hingga menjadi bagian per
bagian tudung, tetapi hanya perlu dibersihkan kotoran yang menempel di bagian akarnya saja. Sehingga disamping kebersihannya lebih terjaga, daya
simpan jamur pun akan lebih lama.
2.1.3. Ukuran Pendapatan dan Keuntungan Usahatani