Usia Petani Tingkat Pendidikan Petani Pengalaman Bertani

5.2. Karakteristik Petani Responden

5.2.1. Usia Petani

Secara umum usahatani jamur tiram putih dilakukan oleh responden dengan rata – rata usia 46,42 tahun dengan kisaran usia 31 tahun sampai 66 tahun. Jumlah petani yang berusia 31 – 42 tahun memiliki persentase terbesar yaitu 42,9 persen, kemudian yang berusia 43 – 54 tahun 28,6 persen dan responden yang berusia 55 – 66 tahun sebesar 28,6 persen Tabel 10. Tabel 10 Sebaran Petani Responden Menurut Usia di Kecamatan Tamansari Tahun 2008 Umur Tahun Jumlah Orang Persentase 31-42 3 42,9 43-54 2 28,6 55-66 2 28,6 Jumlah 7 100

5.2.2. Tingkat Pendidikan Petani

Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang akan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menyerap dan memahami informasi yang disampaikan. Pada umumnya keseluruhan responden telah terlepas dari buta huruf dan hitung, meskipun para petani responden tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi. Pendidikan yang pernah ditempuh oleh responden adalah pendidikan formal seperti SD sampai SMA, dan belum ada responden yang sudah mendapat gelar sarjana ataupun yang sederajat. Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal yang dicapai umumnya masih relatif rendah. Sebanyak 7 orang petani responden terdiri dari 47,2 persen tamatan SD dan SMP, dan 42,9 persen yang tamatan SMA Tabel 11. Tabel 11 Sebaran Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Tamansari Tahun 2008 Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase Tamat SDSR 2 28,6 Tamat SMP 2 28,6 Tamat SMA 3 42,9 Jumlah 7 100,0

5.2.3. Pengalaman Bertani

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh pengetahuan budidaya jamur tiram putih adalah dengan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh instansi tertentu. Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa petani responden belum pernah mengikuti pelatihan jamur tiram. Rata – rata pengetahuan cara budidaya jamur tiram diperoleh dengan cara belajar dari petani yang telah membuka usahatani jamur tiram putih, atau sebelumnya mereka menjadi tenaga kerja budidaya jamur tiram. Selain pendidikan, pengalaman usahatani juga mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan usaha. Pada umumnya semakin lama pengalaman yang dimiliki oleh petani maka cenderung kemampuan budidaya dan mengelola usahatani jamur tiram juga semakin baik. Tabel 12 Sebaran Petani Responden Menurut Pengalaman Bertani di Kecamatan Tamansari Tahun 2008 Pengalaman Bertani Tahun Jumlah Orang Persentase 0-4 4 57,1 5-9 1 14,3 10-14 2 28,6 Jumlah 7 100,0 Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa rata – rata petani mempunyai pengalaman bertani belum cukup lama. Dapat dilihat perbandingannya bahwa 57,1 persen petani memiliki pengalaman 0-4 tahun ; 14,3 persen memiliki pengalaman 5-9 tahun ; dan 28,6 persen petani memiliki pengalaman 10-14 tahun. Usaha budidaya jamur tiram putih pertama kali di Kecamatan Tamansari adalah pada tahun 1995 yang dipelopori oleh Ibu Endjah Hodyah. Kemudian seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai mengenal dan mengetahui cara budidaya jamur tiram dan prospek bisnisnya di masa yang akan datang. Bahkan menurut hasil wawancara dengan petani responden, semua petani jamur tiram yang ada di Kecamatan Tamansari menjadikan usahatani jamur tiram putih sebagai mata pencaharian pokok mereka.

5.3. Keragaan Usahatani Jamur Tiram Putih di Kecamatan Tamansari