Teori Usahatani KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Teori Usahatani

Menurut Soeharjo dan Patong 1973, usahatani adalah kombinasi yang tersusun organisasi dari alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Ketatalaksanaan organisasi itu sendiri diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang. Mosher 1966 memberikan defenisi farm yang diterjemahkan oleh Krisnadi menjadi usahatani sebagai suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap, atau manajer yang digaji. Dalam suatu usahatani, tanaman yang diusahakan tidaklah terbatas pada suatu macam tanaman tertentu, tetapi dapat terdiri atas berbagai macam tanaman, ternak dan ikan. Berdasarkan dua defenisi di atas, maka terdapat empat unsur pokok dalam suatu usahatani yang saling terkait satu sama lain di dalam pelaksanannya. Unsur pokok tersebut adalah tanah atau tempat, tenaga kerja, modal dan pengelolaan atau manajemen. Tanah Menurut Hernanto 1991, tanah atau lahan merupakan faktor yang relatif langka bila dibandingkan dengan faktor produksi lainnya dan distribusi penguasaannya tidak merata. Perbedaan golongan petani berdasarkan luas tanah atau lahan tersebut akan berpengaruh terhadap sumber dan distribusi pendapatan. Adapun tanah itu sendiri memiliki beberapa sifat antara lain: luas relatif tetap atau dianggap tetap, tidak dapat dipindah-pindahkan, dan dapat dipindahtangankan. Tanah untuk usahatani jamur tiram putih fungsinya adalah untuk mendirikan bangunan kumbung sebagai tempat untuk menyimpan log atau media tanam. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua selain tanah, modal dan manajemen. Terdapat tiga jenis tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani yaitu kerja manusia, hewan dan mesin atau mekanik. Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan anak– anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani berdasarkan tingkat kemampuannya. Tenaga kerja ternak digunakan untuk pengolahan tanah dan untuk pengangkutan. Tenaga mekanik bersifat substitusi pengganti tenaga ternak dan atau manusia. Jika kekurangan tenaga kerja petani dapat mempekerjakan tenaga kerja dari luar keluarga dengan memberi balas jasa berupa upah. Modal Faktor produksi ketiga yang sama pentingnya modal. Modal adalah uang atau barang yang bersama – sama dengan faktor produksi lain menghasilkan barang – barang baru yaitu produksi pertanian. Menurut sifatnya modal dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Modal tetap, meliputi: tanah dan bangunan. Modal tetap dicirikan dengan modal yang tidak habis pada satu periode produksi. 2. Modal bergerak, meliputi: alat – alat, bahan, uang tunai, piutang di Bank, tanaman dan ternak. Pengelolaan Manajemen atau pengelolaan usahatani sebagai faktor produksi yang terakhir adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor – faktor produksi yang dikuasai sebaik – baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan itu adalah produktifitas dari setiap faktor maupun produktifitas dari usahanya. Budidaya jamur tiram putih termasuk usahatani karena di dalamnya terdapat faktor–faktor dari usahatani seperti adanya tanaman yang diusahakan, petani sebagai pengelola atau pemilik, lahan sebagai tempat, tenaga kerja sebagai yang memproduksi, dan biaya sebagai modal yang dibutuhkan dalam usaha tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

3.2. Kelembagaan Tataniaga