TKLK sebesar 13,88 persen terhadap biaya total upah per HOK Rp 15.000, lebih besar dibandingkan biaya TKDK sebesar 7,94 persen terhadap biaya total.
Biaya yang diperhitungkan yang digunakan oleh petani responden sebesar Rp 2.971.079 11,46 persen yang terdiri dari : biaya penyusutan alat, penyusutan
bangunan, dan upah tenaga kerja dalam keluarga. Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa persentase penyusutan bangunan terhadap total biaya adalah sebesar 3,17
persen. Jenis peralatan yang digunakan oleh petani responden dalam melakukan
kegiatan usahatani jamur tiram di lokasi penelitian adalah drum, kompor semawar, jirigen dan lain-lain seperti terlihat pada Lampiran 3. Metode yang
digunakan dalam menghitung nilai penyusutan peralatan adalah metode garis lurus dengan asumsi bahwa peralatan tidak dapat digunakan lagi setelah melewati
umur teknis. Peralatan-peralatan yang digunakan untuk kegiatan usahatani jamur tiram
cukup banyak jenis dan jumlahnya, seperti terlihat pada Lampiran 3. Sedangkan persentase biaya peyusutan peralatan terhadap total biaya adalah sebesar 0,36
persen.
6.3. Penerimaan Usahatani Jamur Tiram
Penerimaan merupakan hasil kali jumlah produksi total dan harga jual per satuan. Produksi rata-rata jamur tiram putih yang dihasilkan di Kecamatan
Tamansari selama satu periode 3 bulan adalah sebanyak 4.613 kg dengan penggunaan log rata-rata 12.571 log. Harga rata-rata jamur tiram putih yang dijual
petani responden adalah Rp 8.000 per kg, sehingga rata-rata penerimaan yang diperoleh petani responden di daerah penelitian selama satu periode adalah
sebesar Rp 36.905.714 Tabel 15. Jika dilihat produktivitasnya jumlah produksi per log, dapat diketahui bahwa produktivitas rata-rata jamur tiram adalah sebesar
0,26 kg per log. Produk yang dihasilkan dari usahatani jamur tiram putih yang ada di Kecamatan Tamansari adalah berupa jamur tiram putih segar
Tabel 15 Penerimaan Petani Jamur Tiram Putih di Kecamatan Tamansari Selama Satu Periode 3 bulan
No Skala
Kerusakan Produksi Produk yang Harga Rata-rata
TR Tunai Usaha
per log kg dihasilkan kg Rpkg
Rp 1
5.000 10,00
0,25 1.688
8.000 13.504.000
2 10.000
10,00 0,25
3.375 8.000
27.000.000 3
11.000 7,00
0,30 4.604
8.000 36.828.000
4 12.000
10,00 0,25
4.050 8.000
32.400.000 5
14.000 10,00
0,25 4.725
8.000 37.800.000
6 15.000
10,00 0,25
5.063 8.000
40.500.000 7
21.000 7,00
0,30 8.789
8.000 70.308.000
Rata- rata 12.571
9,14 0,26
4.613 8.000
36.905.714
6.4. Analisis Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih
Hasil panen yang tidak dijual ke pasar yaitu untuk dikonsumsi keluarga petani hanya sebagian kecil saja, karena jamur tiram bukan merupakan makanan
pokok. Adapun perbedaan jumlah konsumsi keluarga petani terhadap hasil panen yaitu dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga.
Dalam penelitian ini dilihat berapa pendapatan rata-rata yang diterima oleh petani jamur tiram putih di Kecamatan Tamansari. Selain itu juga dilihat tingkat
efisiensi usahataninya dengan menghitung RC rasio. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 16 .
Tabel 16 Rata-rata Pendapatan dan RC Rasio Usahatani Jamur Tiram Putih di Kecamatan Tamansari Satu Periode 3 bulan
Uraian Nilai Rp
Persentase A.Penerimaan Usahatani
1.Tunai 36.905.714
99,60 2.Tidak Tunai
148.114 0,40
Total Penerimaan 37.053.829
100,00 B. Biaya Usahatani
1. Tunai 22.949.359
88,54 2. Tidak Tunai
2.971.079 11,46
Total Biaya 25.920.437
100,00 C. Pendapatan atas
Biaya Tunai 13.956.356
- D. Pendapatan atas
Biaya Total 11.133.391
- E. RC atas Biaya Tunai
1,61 -
F. RC atas Biaya Total
1,43 -
Pendapatan atas total biaya untuk penggunaan log rata-rata 12.571 log dengan rata-rata produksi 4.613 kg dan jumlah total biaya Rp 25.920.437 adalah
sebesar Rp 11.133.391. Sedangkan pendapatan atas biaya tunai adalah sebesar Rp 13.956.356 dari Rp 22.949.359 total biaya tunai yang digunakan.
Berdasarkan informasi penerimaaan dan biaya tersebut, maka diperoleh nilai imbangan dan biaya atau RC rasio total sebesar 1,43, yang artinya untuk
setiap rupiah biaya total yang dikeluarkan petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,43. Sedangkan untuk RC raso atas biaya tunai adalah sebesar 1,63,
artinya untuk setiap rupiah biaya tunai yang dikeluarkan petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,61.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Tamansari adalah efisien karena kedua nilai RC
tersebut lebih dari satu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa usahatani jamur tiram tersebut menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
6.5. Analisis Imbalan Terhadap Tenaga Kerja Keluarga dan Total Modal