Analisis Farmer’s Share Marjin Tataniaga Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya

4.4.3. Analisis Efisiensi Tataniaga

Menurut Mubyarto 1989 sistem tataniaga dikatakan efisien apabila memenuhi dua syarat yaitu mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya, dan mampu mengadakan pembagian yang adil bagi seluruh harga yang dibayarkan oleh konsumen terakhir dalam kegiatan produksi. Efisiensi tataniaga dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu efisiensi operasional teknologi dan efisiensi ekonomi harga. Analisis yang dapat digunakan untuk menentukan efisiensi operasional pada proses tataniaga suatu produk yaitu analisis marjin tataniaga, farmer’s share serta rasio keuntungan dan biaya.

4.4.3.1. Analisis Farmer’s Share

Salah satu indikator yang berguna dalam melihat efisiensi kegiatan tataniaga adalah dengan membandingkan bagian yang diterima petani farmer’s share terhadap harga yang dibayar konsumen akhir. Bagian yang diterima lembaga tataniaga sering dinyatakan dalam bentuk persentase Limbong dan Sitorus, 1987. Farmer’s Share berhubungan negatif dengan marjin tataniaga, artinya semakin tinggi marjin tataniaga maka bagian yang akan diperoleh petani Farmer’s Share semakin rendah. Rumus untuk menghitung Farmer’s Share adalah: Dimana : Fs = Farmer’s Share Pf = Harga di tingkat petani Pr = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir 100 Pr x Pf Fs =

4.4.3.2. Marjin Tataniaga

Analisis marjin tataniaga digunakan untuk melihat tingkat efisiensi tataniaga jamur tiram . Marjin tataniaga merupakan perbedaan harga yang terjadi di tingkat produsen harga beli dengan harga di tingkat konsumen harga jual. Marjin tataniaga dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga. Limbong dan Sitorus 1987, perhitungan marjin tataniaga secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: dimana: Mi = Marjin tataniaga pada tingkat ke-i Hji = Harga jual pasar tingkat ke-i Hbi = Harga beli pasar tingkat ke-i Besarnya marjin tataniaga juga dapat diperoleh dengan menjumlahkan biaya-biaya tataniaga dan keuntungan yang diperoleh dari setiap lembaga tataniaga, yaitu: dimana: Mi = Marjin tataniaga pada tingkat ke-i Ci = biaya lembaga tataniaga di tingkat ke-i π i = keuntungan lembaga tataniaga tingkat ke-i Sehingga: Berdasarkan persamaan di atas, maka keuntungan pada tingkat ke-i adalah: M i = C i + π i Mi = Hji-Hbi H ji – H bi = C i + π i πi = H ji – H bi -C i Maka besarnya marjin tataniaga adalah: dimana: i = 1,2,3,.....,n m i = Total marjin tataniaga

4.4.3.3. Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya

Tingkat efisiensi tataniaga dapat juga diukur melalui besarnya rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga. Rasio keuntungan dan biaya tataniaga mendefenisikan besarnya keuntungan yang diterima atas biaya tataniaga yang dikeluarkan. Dengan demikian semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya, maka dari segi operasional sistem tataniaga akan semakin efisien Limbong dan Sitorus, 1987. Rasio keuntungan dan biaya tataniaga merupakan besarnya keuntungan yang diterima lembaga tataniaga sebagai imbalan atas biaya tataniaga yang dikeluarkan. Rasio keuntungan dan biaya setiap lembaga tataniaga dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana : Keuntungan ke-i = keuntungan lembaga tataniaga Biaya ke-i = Biaya lembaga tataniaga m i = ∑M i Rasio Keuntungan dan Biaya = TotalBiaya ungan TotalKeunt BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian