Kelembagaan Tataniaga KERANGKA PEMIKIRAN

Pengelolaan Manajemen atau pengelolaan usahatani sebagai faktor produksi yang terakhir adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor – faktor produksi yang dikuasai sebaik – baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan itu adalah produktifitas dari setiap faktor maupun produktifitas dari usahanya. Budidaya jamur tiram putih termasuk usahatani karena di dalamnya terdapat faktor–faktor dari usahatani seperti adanya tanaman yang diusahakan, petani sebagai pengelola atau pemilik, lahan sebagai tempat, tenaga kerja sebagai yang memproduksi, dan biaya sebagai modal yang dibutuhkan dalam usaha tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

3.2. Kelembagaan Tataniaga

Tataniaga untuk menyalurkan jamur tiram dari produsen ke konsumen pada usahatani kecil masih merupakan masalah, hal ini dikarenakan kurang dikuasainya informasi pasar yang berkaitan dengan pola permintaan konsumen baik jenis, jumlah, mutu, harga produk, musim dan waktu penyerahan. Selain itu karena kurang kemampuan dalam strategi tataniaga. Kegiatan–kegiatan tataniaga membutuhkan biaya yang disebut biaya tataniaga. Ada berbagai tingkat lembaga tataniaga yang terlibat dalam proses tataniaga yang menyebabkan terjadinya berbagai tingkat harga di tingkat perantara maupun tingkat konsumen. Perbedaan harga antara dua lembaga tataniaga disebut marjin tataniaga yang sebenarnya adalah harga dari jasa – jasa yang diberikan oleh lembaga – lembaga tataniaga Dahl dan Hamond, 1977. Penyaluran jamur tiram dari produsen ke konsumen dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1 dengan menjual langsung ke pasar yang mana petani jamur tiram langsung menjual produknya ke konsumen, 2 melalui pedagang perantara. Sebagian besar petani jamur tiram memasarkan hasil produksinya melalui lembaga perantara. Sistem tataniaga seperti ini membutuhkan biaya tataniaga untuk sampai di lokasi tataniaga. Oleh karena itu nilai suatu produk dapat ditetapkan dengan menghitung jumlah total dari biaya produksi dan biaya tataniaga untuk satu satuan produk yang diproduksikan. Berdasarkan uraian – uraian tersebut di atas maka kerangka pemikiran analisis usahatani dan saluran tataniaga jamur tiram putih dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional • Produktivitas jamur tiram rendah, kualitas rendah, dan produksi tidak kontiniu • Harga input meningkat • Mekanisme distribusi jamur tiram yang tidak sesuai • Apakah pelaksanaan usahatani jamur tiram efisien • Apakah pelaksanaan tataniaga jamur tiram efisien Analisis Usahatani Analisis Tataniaga • Marjin tataniaga • πC rasio • Farmer’s Share • Pendapatan usahatani • RC rasio • Return to Family Labor • Return to Total Capital Rugi • Struktur pasar • Saluran tataniaga • Fungsi tataniaga • Struktur pasar • Perilaku pasar Kuantitatif Kualitatif Kondisi Efisiensi Tataniaga Untung Evaluasi Kegiatan Usahatani Pengambilan Keputusan Kegiatan Usahatani

BAB IV METODE PENELITIAN