Teori Perkembangan Kognitif Anak

3 Menurut Sardiman, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar dalam diri anak didik Djamarah 2010: 324. 4 Menurut Rombepajung, pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran Thobroni 2011: 18. Berdasarkan pengertian tentang pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi siswa dengan guru untuk memperoleh suatu keterampilan, ilmu dan pengetahuan dengan menyediakan lingkungan, memanipulasi sumber-sumber belajar dalam diri siswa agar memperoleh hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang melalui pelajaran, pengalaman atau pengajaran.

2.1.6. Teori Perkembangan Kognitif Anak

a Piaget dalam Agus Suprijono 2011: 22, berpendapat bahwa teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Konsep – konsep terpenting dalam teori kognitif adalah adaptasi intelektual. Paul Suparno menggambarkan perkembangan kognitif menurut Piaget Suprijono 2011: 23 sebagai berikut: 1 Tahap sensori motor. Pada tahap sensori motor 0-2 tahun, berdasarkan tindakan langkah demi langkah. 2 Tahap pra-operasional. Pada tahap pra-operasional 2-7 tahun, penggunaan simbol atau bahasa, tanda, dan konsep intuitif. 3 Tahap opersional konkret. Pada tahap operasional konkret 7-11 tahun, seorang anak dapat membuat kesimpulan dari sesuatu pada situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari situasi nyata secara bersama-sama misalnya, antara bentuk dan ukuran. 4 Tahap operasional formal. Pada tahap operasional formal 11 tahun ke atas, kegiatan kognitif seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata. Pada tahap ini, kemampuan menalar secara abstrak meningkat sehingga seseorang mampu untuk berpikir secara deduktif. Pada tahap ini pula,seorang mampu mempertimbangkan beberapa aspek dari situasi secara bersama-sama. b Teori Konstruktivisme Tentang Pembelajaran. Menurut Vygotsky dalam Suprijono 2012:32 menyatakan bahwa teori konstruktivis merupakan siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Pengetahuan tidak datng dalam bentuk yang jadi pada seorang anak. Pengetahuan itu mengalami perkembangan ini tergantung tingkat kemampuan anak untuk menangkap suatu model pengertian yang lebih ilmiah. Menurut Nur dalam Trianto 2010:28 teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan bahwa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut. Berdasarkan uraian yang telah dipsparkan, teori konstuktvisme menganggap pengetahuan seorang anak harus dibangun bukan dipersepsi secara langsung oleh indra berdasarkan oleh pengalamannya. Jadi peserta didik usia SD berada pada tahap operasional konkret 7-11 tahun, oleh karena itu dalam pembelajaran haruslah disesuaikan dengan menggunakan benda-benda konkret yaitu media dalam pembelajaran karena bahan materi IPS penuh dengan konsep- konsep yang bersifat abstrak. Menurut Criticos, dalam Daryanto 2011: 4 media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator guru menuju komunikan siswa . Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sangat bermakna dalam pembelajaran karena siswa lebih mudah dalam menerima konsep – konsep yang didampaikan oleh guru. Dalam penelitian ini, pembelajaran IPS pada siswa kelas V akan dilakukan menggunakan model think pair share dengan media CD pembelajaran. 2.1.7. Kualitas Pembelajaran 2.1.7.1. Pengertian Kualitas Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 8 436

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

0 15 497

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN NGIJO 01 KOTA SEMARANG

0 3 300

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 4 317

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADASISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 03 SEMARANG

0 4 259

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 27 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 23 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

1 7 273

Penerapan Strategi Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Kalisegoro Semarang.

0 1 1