Upaya Pembinaan Minat Baca Melalui Program-Program yang

TBM SBJD memang diutamakan sasaran pemustakanya yaitu untuk anak-anak, dari hasil observasi yang telah dilakukan untuk pembinaan minat baca anak-anak yang bersifat rutin dilaksanakan yaitu ketika anak-anak datang untuk mengaji mereka dibiasakan untuk membaca buku selama 15 menit, kemudian disela-sela anak-anak selesai mengaji, secara bergantian mereka mengambil buku yang mereka sukai untuk dibaca. Menurut informan KH upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca masyarakat melalui program-program yang diselenggarakan, adalah : “Kan tadi saya nyatakan ada dua program, program jangka panjang dan program jangka pendek. Program jangka panjang itu adalah yang bersifat nonformal ya seperti TKTP Al- Qur’an dan Taman Tahfidz. Kemudian kalau yang Ad Hoc tadi yaitu perlombaan jenis perlombaannya Story Telling. Story Telling Se-Jabodetabek tapi ya Alhamdulillah anak-anak sanggar bisa menjuarai Story Telling pada Hari Bahasa.” Dari jawaban informan KH yaitu lebih menekankan untuk menumbuhkan minat baca terhadap anak-anak sejak dini. Berikut hasil wawancara dengan informan KH : “Kemudian yang kedua anak-anak bukan hanya dibatasi waktu dan jam mereka bahkan sejak datang sebelum belajarpun kami selalu menginggatkan mereka untuk membaca di sanggar, jadi ya seperti itu yang kami lakukan.” Akan tetapi bukan menjadi halangan untuk TBM SBJD memberikan kesempatan yang sama bagi pemustaka yang lain yaitu baik para guru atau mentor dan ibu-ibu untuk mengakses informasi melalui sumber bacaan yang tersedia di TBM SBJD. Hal ini dinyatakan kembali oleh informan KH sebagai berikut : “Jadi baik anak-anak, para guru atau mentor, bahkan kepada ibu-ibu yang ingin menuangkan ide dan pikirannya melalui tulisan gitu, itupun sangat kami anjurkan walaupun kami mengalami hambatan untuk merealisasikannya secara total.” Menurut peneliti, program-program yang diselenggarakan masih tergolong kurang bervariasi karena dengan semakin banyaknya variasi program yang diselenggarakan oleh TBM SBJD maka akan bertambah juga minat baca masyarakat terhadap bahan bacaan yang tersedia. Dengan program-program yang diadakan oleh TBM inilah masyarakat mulai membuka diri sedikit demi sedikit untuk bekerjasama dalam program-program yang ada. Program yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan buku adalah menyelenggarakan pentas seni, menyelenggarakan kelas pekerjaan tangan dengan cara membuat MADING, menyelenggarakan kelas permainan dengan cara mewarnai gambar-gambar islami seperti Huruf Hijaiyah, Masjid, Lafadz Allah dan Gambar Orang berbusana Muslim, dll. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, TBM SBJD mengadakan program yang langsung berhubungan dengan buku seperti mengadakan kegiatan penelitian kecil-kecilan untuk meningkatkan kreativitas anak terutama setelah membaca buku, dengan cara membaca selama 15 menit, anak-anak ketika datang sebelum adzan ashar berkumandang mereka selalu di ingatkan oleh mentor untuk membaca buku atau mentor yang membacakannya, setelah mereka membaca buku, mentor menyediakan buku pustaka sanggar untuk diisi oleh anak-anak, buku tersebut berisi beberapa kriteria yaitu : judul buku, tanggal membaca, jumlah halaman, kesan dan pesan, dan lain-lain. Kemudian pameran buku dengan tema-tema tertentu yaitu dengan cara mensirkulasi buku-buku selama satu minggu sekali dengan tema yang berbeda- beda setiap minggu nya, ini dinamakan “Teras Baca”. Pembaca buku terbanyak akan diberikan reward. Reward diberikan setiap 6 bulan sekali, reward tersebut berupa hadiah. Menurut peneliti, dari beberapa contoh program yang sudah dijelaskan di atas, TBM SBJD belum merencanakan penambahan program untuk saat ini. Program-program yang ada di TBM SBJD sifatnya lebih keagamaan. TBM JI Upaya pembinaan minat baca tidak terlepas dari program-program yang diselenggarakan oleh TBM. Program-program tersebut diselenggarakan dengan tujuan agar menarik minat baca masyarakat. Dengan ini masyarakat menjadi jaringan dan sumber untuk mengoptimalkan program-program yang ada di TBM. Berikut hasil wawancara dengan informan RM : “Untuk menumbuhkan minat baca itu Taman Bacaan itu harus punya program yang menarik. Kalo ibu membuat jaringan, jaringan pembelajaran partisipatif. Akhirnya ibu menjadikan jaringan masyarakat itu sebagai jaringan yang bisa mengeliatkan kegiatan-kegiatan yang ada disini. ” Menurut peneliti, TBM JI dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca dari program-program yang ada sudah direalisasikan dengan baik, agar dampak dari program-program yang ada di TBM dapat dirasakan dan memberikan manfaat bagi masyarakat pembelajar dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca. Program-program yang ada di TBM JI diintegrasikan dengan kegiatan- kegiatan yang ada di masyarakat yaitu melalui PKK, PAUD dan Remaja Masjid, masyarakat yang ada di lingkungan sekitar TBM JI juga berapresiasi dengan program-program yang diselenggarakan. Berikut hasil wawancara dengan informan RM yaitu : “Pertama PKK, kegiatan membuat kerajinan dari kain perca, seperti membuat gelang, bros-bros, dll. Kalau untuk ke PAUD kerjasamanya di mewarnai, pengenalan hardware melalui anak-anak,kemudian untuk Remaja Masjid kita kerjasamanya di outbond.. .” Dari program-program yang diselenggarakan TBM JI masyarakat menjadi tertarik dan mendukung program tersebut, program-program yang direalisasikan juga sudah bervariasi. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan informan, informan hanya menyebutkan sebagian program yang ada di TBM. Namun, informan memberikan secara rinci program-program dalam bentuk laporan tertulis, yang dapat dilihat di lampiran. Program tersebut adalah TBM JI menyelenggarakan hiburan dan pentas seni, membuat prakarya seperti membuat gelang dari manik-manik, bros dari kain perca, kerajinan kertas kokoru, kerajinan dari limbah yang tidak terpakai, kerajinan dari bahan sedotan, kerajinan dari kain flanel dan demo memasak, mewarnai untuk PAUD, untuk remajanya yaitu outbound dan tadabbur alam dan yang terakhir pemutaran filmvideo untuk bapak-bapak yaitu nonton bareng piala dunia. Program di TBM JI yang berkaitan langsung dengan buku adalah kegiatan mendongeng dilakukan oleh informan sebagai ketua TBM JI untuk disampaikan langsung kepada anak-anak, TBM JI mengadakan pameran buku pada setiap peringatan Ulang Tahun Tangerang Selatan yang dinamakan Jambore Perpustakaan. Dalam Jambore Perpustakaan inilah semua TBM yang ada di Tangerang Selatan berkumpul dan membuka stand-stand, stand-stand tersebut terdapat pameran buku dan hasil karyanya, stand tersebut akan dilombakan. TBM JI termasuk stand yang terbaik dan sudah mendapatkan beberapa penghargaan yaitu sebagai kategori stand terbaik dan terakhir bedah buku fiqih dan ini masuk ke dalam kategori yang sifatnya keagamaan, program bedah buku ini telah dintegrasikan dari kegiatan TBM ke dalam kegiatan Majelis Ta’lim yaitu bedah buku fiqih dengan kehidupan sehari-hari, bedah buku ini disampaikan satu minggu sekali.

2. Faktor yang Mendukung Minat Baca di TBM SBJD dan TBM JI

a. TBM SBJD

Taman Bacaan Masyarakat sebagai tempat pelestarian ilmu pengetahuan berupa media cetak seperti buku. Buku sebagai media komunikasi yang sangat penting antar manusia, buku merupakan suatu kebutuhan seseorang untuk menambah pengetahuan maka dari koleksi buku yang disediakan oleh TBM ini akan sangat bermanfaat apabila telah memenuhi kebutuhan masyarakat di lingkungan sekitar, TBM bisa dikatakan berhasil apabila telah menarik minat baca seseorang. Maka harus ada faktor yang mendukung minat baca di TBM SBJD, faktor yang mendukung minat baca di TBM SBJD yaitu sarana dan prasarana dan SDM. 1 Sarana dan Prasarana Ruangan yang tersedia sudah memberikan suasana yang nyaman, dari koleksi buku yang ada di TBM SBJD sudah cukup lengkap dan bervariasi untuk masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Berikut hasil wawancara dengan informan KH mengenai faktor pendukung berdasarkan sarana dan prasarana di TBM SBJD. Berikut hasil wawancara dengan informan KH : “Suasana mungkin ya, karena untuk ruang baca sebenarnya anak- anak sudah terfasilitasi... ” 2 Kualitas SDM SDM yang ada di Yayasan SBJD berasal dari kalangan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mahasiswa tersebut merupakan relawan yang biasa disebut mentor, mentor yang terdapat di Yayasan SBJD berbeda fakultas dan program studi. Mahasiswa yang menjadi relawan diseleksi menurut program studi di bangku kuliah, selain itu mahasiswa juga diberikan kesempatan belajar cara menangani anak-anak dan manajemen organisasi di Yayasan SBJD, sehingga Yayasan SBJD ini menjadi laboratorium nyata bagi mahasiswa yang ingin mengasah kemampuannya untuk mengembangkan Yayasan SBJD menjadi lebih baik. Maka mahasiswa diarahkan untuk melakukan pekerjaannya secara profesional. Berikut hasil wawancara dengan informan SN : “Teater Syahid, itu mereka membantu dalam kegiatan teater anak pengembangan teater anak. Nah lewat jaringan-jaringan inilah kemudian SBJD ini menjadi media, laboratorium bagi para aktivis mahasiswa untuk berekreasi di masyarakat jadi sebetulnya itu... ” Dari beberapa faktor yang mendukung minat baca yang telah dijabarkan, faktor yang mendukung minat baca di TBM SBJD adalah karena di Yayasan SBJD sasaran utama dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca yaitu kepada anak-anak dan yang menjadi kewajiban anak-anak ketika datang secara rutin yaitu mengaji atau membaca Iqra’ dan Al-Qur’an serta menghafal Al-Qur’an melalui program Kelas TKTP Al- Qur’an dan Kelas Tahfidz. Jadi tidak hanya buku-buku umum saja yang menjadi media dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca, tetapi Iqra’ dan Al-Qur’an juga sangat penting maka, faktor yang mendukung minat baca ini masuk ke dalam faktor internal. Kemudian motivasi dan kecenderungan anak-anak terhadap bahan bacaan tiap anak berbeda karena seperti yang telah dikemukakan sebelumnya ada anak yang memang sudah dibiasakan membaca di dalam lingkungan keluarganya maka ketika anak tersebut ada di TBM SBJD tanpa mereka diberikan dorongan atau stimulus anak tersebut akan membaca secara mandiri. Karena kakak mentor selalu mengingatkan dan memberikan dorongan untuk membaca kepada anak-anak maka, kebiasaan anak-anak tersebut mulai berubah dari yang tidak suka membaca menjadi suka sedikit demi sedikit, sebagai contoh ketika anak-anak selesai mengaji dan telah menyelesaikan tugas yang diberikan, tanpa diingatkan oleh kakak mentor salah satu anak meminta izin untuk membaca buku, dan kemudian anak-anak yang lainnya, mengikuti temannya untuk membaca, faktor ini masuk ke dalam faktor internal. Menurut peneliti, untuk mendukung minat baca anak-anak secara internal mungkin langkah kedepannya bisa terus mempertahankan dan memberikan dorongan atau stimulus dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca anak- anak. Tidak hanya anak-anak tetapi juga untuk remaja, dewasa dan orang tua juga perlu disosialisasikan upaya pembinaan minat baca melalui program-program menarik yang diadakan di TBM SBJD. Baik program yang tidak berkaitan langsung dengan buku maupun yang berkaitan langsung dengan buku seperti yang telah di sampaikan sebelumnya. Sarana dan prasarana dan kualitas SDM merupakan faktor pendukung minat baca secara internal yang ada di TBM SBJD. Sarana dan prasarananya