Motivasi Ekstrinsik Faktor Internal
2. Memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk mencapai
sesuatu yang bermakna selama menduduki jabatanya. 3.
Menegakkan disiplin waktu dengan penuh kesadaran bahwa disiplin merupakan kunci keberhasilan.
4. Melaksanakan setiap tugas dan kegiatan dengan penuh tanggung jawab,
dan selalu jelas makna value dari setiap kegiatan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu lulusan.
5. Proaktif berinisiatif melakukan sesuatu yang diyakini baik untuk
peningkatan mutu pendidikan di sekolah, tidak hanya reaktif hanya melaksanakan kegiatan jika ada petunjuk.
6. Memiliki kemampuan dan keberanian untuk menuntaskan setiap
masalah yang dihadapi oleh sekolahnya. 7.
Menjadi leader yang komunikatif dan motivator bagi stafnya untuk lebih berprestasi, serta tidak bersikap bossy pejabat yang hanya mau
dihormati dan dipatuhi.
8. Memiliki kepekaan dan merasa ikut bersalah terhadap sesuatu yang
kurang pas, serta berusaha untuk mengoreksinya. 9.
Berani mengoreksi setiap kesalahan secara tegas dan bertindak bijaksana, serta tidak permisif mudah mengerti, maklum dan
memafkan kesalahan.
Tati Rosmiati dan Dedy Kurniady, 2011: 126-127 menyatakan bahwa tipe kepimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu:
1 Tipe Otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter disebut juga tipe kepemimpinan “authoritarian” dalam kepemimpinan yang otoriter, pemimpin
bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya.Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi
atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya.
2 Tipe “Laissez-faire”
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat
sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerja
sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Tingkat keberhasilan organisasi atau
lembaga semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari
pemimpin.Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
3 Tipe Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai dictator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah
37
anggota kelompoknya.Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan
mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
4 Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi diplomatis.Pemimpin yang bertipe pseudo demokratis hanya
tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, konsep-konsep
yang ingin diterapkan di lembaga yang dipimpinnya, maka hal tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi
diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide pikiran konsep tersebut sebagai keputusan
bersama.