Profesionalitas Tenaga Administrasi SekolahMadrasah

E. Pembinaan Profesionalitas

Tenaga Administrasi SekolahMadrasah Tenaga Administrasi SekolahMadrasah sebagai suatu profesi dalam Permendiknas No 24 Tahun 2008, untuk menjalankan profesinya maka seorang TASM harus memiliki keahlian, pengetahuan dan keterampilan agar dapat mengerjakan tugasnya. Dengan keahlian, pengetahuan dan keterampilan tersebut, maka TASM bisa dikatakan profesional. Profesional merupakan tuntutan setiap pekerjaan, tidak terkecuali TASM. Wujud profesional TASM adalah memiliki kompetensi dalam hal administrasi sekolah seperti yang diuraikan dalam deskripsi tugasnya. Deskripsi tugas dari TASM adalah melaksanakan administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi sarana dan prasarana, administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, administrasi persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaan, dan administrasi kurikulum, serta melakukan kegiatan penyusunan laporan hasil kerja. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin pesat serta tuntutan publik dan pekerjaan yang semakin kompleks maka TASM harus dapat menyesuaikan perubahan tersebut. Salah satu penentu keberhasilan organisasi adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia memiliki sifat dinamis dan berkemampuan berkembang. Hal ini menjadikan manusia menjadi sumber daya yang terpenting dalam organisasi yang apabila ditangani secara tepat akan menjadi modal yang tidak terhingga nilainya dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk dapat meningkatkan profesional sumber daya manusia adalah pembinaan. Suryosubroto dan Cepi Safruddin 2000: 27 41 mengemukakan bahwa pembinaan adalah semua upaya yang dilakukan oleh lembaga di dalam mempertahankan para personel untuk tetap berada di lingkungan organisasi dan mengupayakan pula kedinamisan keterampilan, pengetahuan, serta sikapnya agar mutu kerjanya bisa tetap dipertahankan. Sejalan dengan Pasal 12 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1990 Tentang Kepegawaian, menyatakan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna, diperlukan pegawai negeri sipil yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Hal ini dimaksudkan memberikan peluang bagi pegawai negeri sipil yang berprestasi tinggi untuk meningkatkan kemampuannya secara profesional dan berkompetisi secara sehat. Pembinaan merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah, agar dapat memberikan pembinaan yang tepat sesuai kebutuhan dan tuntutan pekerjaan TASM maka kepala sekolahmadrasah dituntut untuk memiliki kemampuan dalam hal manajemen sekolah. Dengan memiliki kemampuan dalam hal manajemen sekolah maka kepala sekolah dapat memberikan pengarahan dan bimbingan yang menunjang pekerjaan TASM yaitu melaksanakan administrasi sekolah meliputi administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, administrasi sarana prasarana, dan administrasi kurikulum. Selain itu kepala sekolah juga dituntut agar dapat beradaptasi terhadap perkembangan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi TIK. Kemampuan dibidang TIK penting dimiliki Kepala 28 SekolahMadrasah karena adanya perubahan pada sistem administrasi sekolah yang serba komputerisasi dan sistem online sehingga dengan kemampuan yang dimiliki kepala sekolahmadrasah dapat memberikan pembinaan dibidang TIK kepada TASM. Kemudian lebih diperjelas lagi oleh Purwanto 2004: 4 bahwa ada lima hal upaya peningkatan profesionalisme karyawan yaitu: 1. Memahami tuntutan standar profesi yang ada dalam rangka menghadapi persaingan global, mengikuti tuntutan perkembangan profesi dan tuntutan masyarakat akan pelayanan yang lebih baik. 2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan dengan jalan inservice training dan berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi. 3. Membangun hubungan kerja yang baik dan luas, sehingga dapat mengambil pelajaran untuk mencapai sukses serta mengikuti apa yang dilakukan oleh teman kerja. 4. Memiliki etos kerja yang mengutamakan pelayanan yang bermutu tinggi atau pelayanan prima 5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi agar senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuan melaksanakan tugas pokok dan fungsi tupoksi. Menurut Wahjosumidjo 2011: 244, ada dua faktor yang menentukan keberhasilan pembinaan. Pertama, wahana untuk melaksanakan pembinaan, dan kedua adalah materi yang dijadikan bahan pembinaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Wahana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan profesional, khususnya profesi TASM, yaitu dengan melakukan penataran, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan, dan berbagai kegiatan akademiknya. Jadi, kegiatan pembinaan profesi tidak hanya terbatas pada pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan di perguruan tinggi 29 saja, melainkan dapat juga dilakukan setelah yang bersangkutan lulus dari pendidikan jabatan ataupun sedang dalam melaksanakan jabatan. Hal serupa juga disampaikan oleh Mulyasa 2011: 67 cara yang dapat ditempuh membentuk keterampilan profesional guru dan TASM guna perbaikan layanan sekolah yaitu mengikutsertakan guru dan TASM pada kegiatan-kegiatan, seperti pelatihan, penataran, seminar, workshop, pemagangan, dan pendampingan yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah, perguruan tinggi, atau lembaga non pemerintah. Berdasarkan penjelasan di atas maka, pembinaan TASM perlu dilakukan pada setiap sekolah untuk memastikan bahwa TASM tetap dapat mempertahankan kualitas profesionalitasnya sesuai dengan kebutuhan sekolah. Program pembinaan profesional TASM memberi penekanan pada pembentukan pengetahuan dan keterampilan profesional TASM guna perbaikan layanan sekolah. Cara yang ditempuh adalah mengikutsertakan TASM pada kegiatan- kegiatan, seperti pelatihan, penataran, seminar, workshop, pemagangan dan pendampingan yang dapat diselenggarakan baik ditingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi serta pembinaan dari kepala sekolah.

F. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Profesionalitas TASM

Sekolah senantiasa menginginkan agar TASM melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan sekolah, serta bekerja lebih baik dari hari ke hari, dan hari esok lebih baik dari hari ini.Disamping itu, TASM sendiri perlu memperbaiki, mempertahankan, dan 30 meningkatkan kinerja.untuk meningkatkan kemampuan, tetapi juga menyangkut pengembangan karir. Upaya profesionaliasi yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kemampuan profesional, khususnya profesi TASM, yaitu dengan melakukan penataran, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan, dan berbagai kegiatan akademiknya. Jadi, kegiatan pembinaan profesi tidak hanya terbatas pada pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan di perguruan tinggi saja, melainkan dapat juga dilakukan setelah yang bersangkutan lulus dari pendidikan jabatan ataupun sedang dalam melaksanakan jabatan. Hal serupa juga disampaikan oleh Mulyasa 2011: 67 cara yang dapat ditempuh membentuk keterampilan profesional guru dan TASM guna perbaikan layanan sekolah yaitu mengikutsertakan guru dan TASM pada kegiatan-kegiatan, seperti pelatihan, penataran, seminar, workshop, pemagangan, dan pendampingan yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah, perguruan tinggi, atau lembaga non pemerintah. Namun perlu dalam pelaksanaannya, upaya peningkatan profesionalitas TASM tidak lepas dari berbagai pengaruh, baik yang bersifat internal maupun eksternal.Faktor internal yaitu motivasi dan kemampuan TASM, sedangkan untuk faktor eksternal yaitu kepemimpinan, iklim organisasi, dan sarana- prasarana. 31