3. Tingkat Pemerosesan Informasi Level of Processing
Teknik bercerita yang berbeda akan menghasilkan tingkat pemerosesan informasi yang berbeda. Tingkat pemerosesan informasi ini akan berpengaruh
terhadap kemampuan pemahaman mengenai suatu makna. Teori tingkat pemerosesan dikemukakan oleh Craik and Lockhart, yang menyatakan bahwa
keberhasilan dalam mengingat kata tergantung pada jenis operasi yang dilakukan saat mengkode kata-kata. Menurut Matlin 2005, tingkat pemerosesan informasi
menyetujui adanya pendekatan tingkat pemerosesan dalam depth-of-processing approach, yaitu teori yang menyatakan bahwa pemerosesan informasi dengan
memaknai kalimat deep akan lebih bertahan lama pada memori dibandingkan dengan tingkat dangkal shallow.
Ketika menggunakan tingkat dalam deep, kita akan lebih mencari makna dari kata-kata tersebut. Berbeda dengan tingkat dangkal shallow, kita hanya
memperhatikan bentuk physical appereance dari kata tersebut misalnya jenis huruf atau suara dari kata tersebut misalnya bunyi dari kata Matlin, 2005.
Umumnya, seseorang akan mencapai tingkat pemerosesan informasi yang lebih dalam ketika memetik banyak makna dari sebuah stimulus. Ketika kita
menganalisis makna, mungkin kita akan berpikir asosiasi lain, membayangkan, dan mengaitkan pengalaman masa lalu dengan stimulus.
Banyak hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa tingkat pemerosesan dalam deep secara umum menghasilkan ingatan yang lebih baik daripada tingkat
pemerosesan dangkal shallow. Tingkat pemerosesan dalam ini mendorong ingatan dikarenakan dua faktor; kekhasan distinctiveness dan uraian
Universitas Sumatera Utara
elaboration. Keutamaan pada tingkat pemerosesan informasi adalah terlibatnya self reference effect, yaitu kita akan meningkatkan long term memory dengan
menghubungkan materi pada pengalaman kita sendiri Matlin, 2005.
4. Manfaat Bercerita
Kita dapat melakukan kontak batin dan sekaligus bisa berkomunikasi dengan anak melalu bercerita, sehingga dapat membina hubungan penuh kasih
sayang. Menurut Asfandiyar 2009 manfaat dari bercerita adalah: a. Melatih daya konsentrasi anak
b. Merangsang imajinasi, fantasi, dan kreativitas anak c. Melatih kemampuan bahasa anak
d. Menggiring anak-anak untuk menyukai buku e. Pemicu daya kritis dan rasa keingintahuan anak
Metode bercerita memiliki banyak manfaat, terutama pada anak. Pada penelitian Mottley dan Telfer 2012 didapatkan hasil tentang manfaat metode
bercerita, yaitu: a. Mengembangkan kemampuan berbahasa, konsep, dan pengalaman
b. Mengembangkan kemampuan mendengarkan yang efektif c. Mengembangkan kemampuan oral dan ekspresi dalam menulis
d. Mengembangkan kemampuan mendengarkan yang kritis e. Membantu siswa memahami bahasa dan struktur dari cerita
f. Mengembangkan rasa sense dari cerita
Universitas Sumatera Utara
g. Membantu siswa menggunakan perspektif h. Membantu vokalisasi siswa
D. Latar Belakang Etnis