F. Pengaruh Teknik Bercerita dan Latar Belakang Etnis terhadap
Pemahaman Bacaan Teks Bahasa Inggris pada Anak SD
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang memiliki peranan yang sangat penting, baik dalam berinteraksi secara langsung maupun dalam
menguasai teknologi baru. Oleh karena itu, kemampuan dalam berbahasa Inggris menjadi salah satu kebutuhan utama yang harus dikuasai baik secara lisan maupun
tulisan. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang baru diperkenalkan di pendidikan pertama mereka. Dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat membuat
ketertarikan terhadap bahasa Inggris tersebut, antara lain adalah dengan bercerita. Bercerita adalah pengalaman unik manusia yang memungkinkan individu untuk
menyampaikannya melalui kata-kata yang merupakan aspek dari diri sendiri ataupun orang lain, dan dunia nyata ataupun imajinasi dalam Alterio dan
McDrury, 2004
Bercerita adalah sebuah penyampaian cerita yang diberikan kepada satu atau lebih pendengar melalui suara dan gerakan. Metode bercerita dapat
disampaikan melalui teknik membaca cerita story reading dan teknik mendongeng storytelling. Teknik membaca cerita adalah sebuah teknik
menyampaikan cerita oleh seorang individu dengan menggunakan media buku dan dilakukan dengan cara membacakannya Gallets, 2005. Teknik mendongeng
adalah teknik menyampaikan cerita secara lisan oleh seorang individu kepada penonton tanpa menggunakan buku bergambar Gallets, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Metode bercerita dapat meningkatkan minat baca pada anak. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Yulianti 2008 yang mengatakan bahwa kegiatan
bercerita dapat meningkatkan minat baca anak. Teknik membaca cerita ataupun teknik mendongeng sama-sama dapat meningkatkan minat baca pada anak. Minat
baca sendiri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan pemahaman bacaan seseorang. Semakin sering seorang anak membaca maka
mereka akan semakin lebih memahami makna dari apa yang dibaca. Teknik membaca cerita adalah teknik yang biasa digunakan di sekolah
dalam pembelajaran reading comprehension. Guru sangat berperan penting dalam mendorong antusiasme anak-anak untuk membaca pada teknik membaca cerita
ini. Semakin tinggi antusiasme anak-anak dalam membaca makan akan semakin meningkatkan minat baca anak serta kemampuan pemahaman bacaan. Gerakan,
efek suara, dan penggunaan alat peraga kurang menonjol dalam teknik ini. Teknik membaca cerita memfokuskan siswa pada tulisan-tulisan yang ada pada buku
cerita dan suara dari guru sehingga tingkat pemerosesan informasi siswa hanya pada level dangkal shallow. Matlin 2005 mengatakan bahwa seseorang akan
mampu mengingat sedikit kata ketika hanya memperhatikan bentuk physical appereance dari kata tersebut misalnya huruf kapital dalam kata tersebut atau
suara dari kata tersebut misalnya bunyi dari kata tersebut. Teknik mendongeng sangat memperhatikan mutasi, efek suara, dan
penggunaan alat peraga dalam proses bercerita. Pembelajaran melalui teknik mendongeng terlihat santai namun dapat memberikan kesempatan pada pendengar
untuk menggunakan imajinasinya dalam menciptakan cerita. Pada proses
Universitas Sumatera Utara
imajinasi ini seorang anak akan mengaitkannya dengan pengalaman di masa lalu ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan stimulus yang diberikan. Pada proses
ini anak akan berada pada tingkat pemerosesan informasi level dalam deep. Menurut Matlin 2005, tingkat pemerosesan informasi deep dalam merupakan
tingkat pemerosesan informasi yang memfokuskan dan melibatkan informasi terhadap makna meaning.
Berdasarkan uraian ini dapat dilihat perbedaan antara teknik membaca cerita dan teknik mendongeng berdasarkan tingkat pemerosesan informasi. Teknik
membaca cerita dapat meningkatkan minat baca anak tetapi tingkat pemerosesan informasi hanya sampai pada level dangkal shallow. Teknik mendongeng
merupakan cara efektif memotivasi anak untuk membaca dengan cara merangsang imajinasi anak sehingga tingkat pemerosesan informasi berada pada level dalam
deep. Etnis juga berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman bacaan. Hal ini
diperkuat oleh penelitian Prive 2004 yang mengatakan bahwa etnis sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan membaca individu. Indonesia merupakan
negara yang multietnis, meliputi: Jawa, Batak Toba, Tionghoa, Aceh, Sunda, Melayu, dll. Setiap etnis yang ada di Indonesia memiliki bahasa daerah yang
merupakan alat komunikasi intraetnis. Menurut hipotesis Sapir-Whorf, bahasa yang berbeda dapat mempengaruhi cara individu berpikir Sternberg, 2006.
Konsep hipotesis Sapir-Whorf menjelaskan bahwa proses kognitif, seperti pikiran dan pengalaman, dapat dipengaruhi oleh kategori dan pola bahasa seseorang
ketika berbicara Sternberg, 2006. Menurut Ommagio, pemahaman bacaan
Universitas Sumatera Utara
merupakan bagian dari aspek kognisi Mulyati, 2003. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat pengaruh etnis terhadap pemahaman bacaan.
Mayoritas etnis yang ada di kota Medan adalah etnis Batak Toba dan etnis Tionghoa. Hal ini didukung oleh data sensus penduduk kota Medan pada tahun
2010 yang menunjukkan persentasi penduduk etnis Batak Toba sebanyak 17.12 dan etnis Tionghoa sebanyak 9.47 Harahap, 2013. Kedua etnis ini juga dikenal
sebagai etnis yang masih memperkenalkan dan mendidik kebudayaan masing- masing terhadap anaknya. Orang tua etnis Batak Toba dan Tionghoa di kota
Medan juga mendidik anaknya untuk menggunakan bahasa daerah sebagai komunikasi sehari-hari mereka di rumah. Hal inilah yang membuat peneliti
tertarik meneliti pada etnis Batak Toba dan Tionghoa. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian di atas adalah teknik
bercerita dan latar belakang etnis sangat berpengaruh terhadap pemahaman bacaan pada anak SD. Teknik membaca cerita dapat menimbulkan rasa senang pada anak
terhadap cerita sehingga anak dapat menjadi pengguna bahasa yang baik dan lebih memahami makna Gallets, 2005. Teknik mendongeng akan meningkatkan
imajinasi anak yang dapat membantu anak lebih mudah memahami makna cerita. Hal ini sangat membantu dalam proses pembelajaran bahasa Inggris terutama
pada pemahaman bacaan. Latar belakang etnis juga sangat berpengaruh terhadap pemahaman bacaan seseorang, tergantung pada bagaimana motivasi membaca
ditanamkan pada etnis tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Teknik Bercerita
G. Hipotesa Penelitian